Sehari setelah Yuuki sadar ...
"Yuuki!!!" panggil sebuah suara yang tidak asing di telinganya. Suara nyaring seorang perempuan yangs sangat dia kenali. Begitu dia berbalik, terlihat seorang perempuan berambut merah muda yang dikucir dua yang tak lain adalah Haneko Yui.
"Ada apa? Kenapa kau memanggilku seperti itu?" tanya Yuuki dengan nada malas. Entah mengapa dia sangat resah mendengar suara cempreng Yui.
"Akhirnya kau sudah sadar! Seminggu terakhir ini Albert dan aku kesepian karena kau tidak sadar juga. Tapi syukurlah kau sudah sadar," kata Yui sambil memeluk Yuuki.
"Aisssh, lepaskan aku, Yui," Yuuki mendorong Yui. Hal itu membuat Yui agak tidak enak.
"Kau... biasanya kau tidak se-resah itu kalau di peluk. Kenapa sekarang kau terlihat sangat resah, hah? Apa ada yang salah dengan diriku sehingga kau mendorongku?" tanya Yui dengan ketus. Yuuki hanya menggeleng.
"Tidak ada alasan tertentu," jawabnya.
"Kau serius? Apa jangan-jangan kau masih-,"
"Aissh, sudahlah. Jangan berbicara yang tidak-tidak. Lebih baik kita segera masuk ke kelas. Kita belajar ramuan, bukan?" Yuuki segera menarik tangan Yui.
"Yakkkk! Berhenti kau menarik tanganku! Sakit tau!" ...
--------------------------------------
Di kelas Ramuan kelas 1 ...
Yuuki segera duduk di kursinya. Di sampingnya ada Angel yang tengah membaca buku Ramuan. Melihat wajah Angel membuat Yuuki ingat apa yang terjadi kemarin. Ketika dia melihat wajah Angel yang sedih. Dia melihat air mata keluar begitu saja dari mata indah Angel. Dan, yang lebih membuat Yuuki semakin salah tingkah adalah...
Ketika Angel mengatakan bahwa dia sangat mengkhawatirkannya.
"Yakk, kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Angel yang membuyarkan lamunan Yuuki.
"Tidak. Tidak ada alasan khusus," jawab Yuuki. Angel kembali terfokus pada bukunya. Yuuki menghela nafasa lega.
Untung saja aku tidak bilang macam-macam, batin Yuuki.
BRUUUKKK!!
Suara bantingan pintu terdengar begitu keras. Seorang pria berhidung bengkok dengan wajah yang penuh kerutan memasuki kelas Ramuan.
"Angel, Prof. George McLayzy mana? Kenapa dia yang masuk?" tanya Yuuki dengan berbisik.
"Dia guru ramuan baru, Prof. Gussy Van Noisey. Prof. McLayzy mengundurkan diri entah mengapa. Tetapi, dia hanya mengirim surat berisi pengunduran dirinya. Dia tidak bertemu langsung dengan kepala sekolah," jawab Angel.
"Noisey? Prof. Noisey?"
"Kuharap kalian akan bekerja keras di pelajaranku ini. Siapa saja yang tak ingin bekerja keras di pelajaranku bisa pergi menjadi petugas keamanan sekolah," kata pria bernama Prof. Noisey itu dengan tatapan tajam yang menakutkan.
"Aku Prof. Gussy Van Noisey. Kalian dapat memanggilku Prof. Noisey," lanjut Prof. Noisey.
"Brrrrr... Noisey! Itulah mengapa hidungnya terlihat aneh. Nama yang aneh, hidung juga aneh," ledek Charles, seorang lelaki kurus berambut jingga. Walaupun Charles meledek Prof. Noisey dengan suara yang sangat pelan, tetapi Prof. Noisey bisa mendengar ledekannya.
"Mr. VanDrac, apakah kau berpikir bahwa aku tidak mendengar apa yang kau ucapkan? Kau pikir aku tuli?" tanya Prof. Noisey. Charles hanya menggeleng dengan kepala tertunduk.
"Dengar, Mr. VanDrac. Karena perkataan lancangmu itu, aku akan mengurangi 10 skor di setiap nilai ujianmu," kata Mr. Noisey sambil menekankan setiap katanya.
"Tapi Sir-,"
"Tidak ada penolakan atau aku akan menambah hukumanmu," ancam Mr. Noisey dengan tatapan tajamnya. Mulut Charles langsung terbungkam.
"Sekarang aku akan mengabsen kalian," lanjut Mr. Noisey.
"Abigail, Daisy,"
"Hadir,"
"Agil, Burreck,"
"Hadir,"
Hingga...
"Satou, Yuuki,"
"Hadir,"
"Oooo... Dari keluarga Satou ternyata. Si pendekar pedang itu," kata Prof. Noisey sambil menatap Yuuki dengan sinis.
"Kudengar ayahmu itu telah masuk ke jalan yang salah, yah? Sekarang dia telah menjadi bonekanya organisasi hitam. Mungkin dia melakukan itu karena sebenarnya dia memang berada di pihak jahat,"
Wajah Yuuki menunduk. Sedih bersatu dengan baik bersama kemarahan. Dia hanya bisa terdiam mendengar perkataan dari guru ramuan barunya karena dia tidak bisa membantah apa yang memang menjadi sebuah fakta.
"Profesor, mungkin kau tidak punya waktu untuk mengungkit masalah seorang siswa. Lagipula, kau itu guru baru. Kau belum mengetahui apa-apa tentang murid yang baru pertama kali kau temui," Yuuki menoleh. Terlihat Angel berdiri menatap Prof. Noisey dengan jengkel.
"Wowowowo.... aku mengerti Ms. Similian. Kau pikir aku sangat bodoh sehingga aku tidak tahu hal sekecil itu?"
"Ya. Aku berpikir seperti itu. Ternyata anda sangat pandai menebak pikiran orang, yah?" kata Angel dengan beraninya.
"Ms. Similian, kau tahu? Jabatanku lebih tinggi di banding denganmu. Kau hanyalah seorang siswa. Dan aku adalah guru. Jadi sebaiknya jangan kau berani berkata lancang di depanku," ancam Prof. Noisey dengan tenang.
"Aku akan menghormati.anda jika anda juga menghormati kami sebagai siswa yang kau ajar. Sebaiknya anda jangan mengungkit masalah pribadi siswa anda," balas Angel dengan senyum tipis.
"Jika aku mau melakukannya, kau mau apa, Ms. Similian?" tantang Prof. Noisey.
"Aku juga kurang tahu. Bagaimana kalau anda memcobanya sekarang?" ...
--------------------------------------
"Wah! Tadi kau berani sekali, Angel! Baru kali ini aku melihat perempuan seberani dirimu. Tidak sama dengan perempuan berambut nyentrik yang ada disampingku ini. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya dan tak melihat guru baru itu sama sekali," ledek Albert sambil menunjuk Yui yang tepat berada di samping kanannya.
"Yaaakkk! Memangnya tadi kau tidak merasa kalau kau juga takut dengan guru baru tadi? Kau bahkan lebih gemetar dari pada diriku. Cih!" Yui mendengus kesal.
"Tapi guru itu memang sangat menyeramkan. Dia juga sangat bawel dan menyebalkan. Logat bicaranya membuatku sangat resah. Aku sangat jengkel melihatnya," komentar Albert.
"Ya. Tatapannya itu terlihat seperti monster. Seakan-akan dia ingin memakan kita," sambung Yui.
"Aku tidak suka dengan sikap sok berkuasanya. Prof. McLayzy lebih baik dari pada dia," kata Angel.
"Berhentilah kalian membicarakan orang lain. Kalau dia mendengar kalian, habislah kalian," tegur Yuuki.
"Yuuki, sedari tadi kau sepertinya tidak ada selera gitu. Memangnya kau ada-,"
"Tidak. Jangan pedulikan aku. Lebih baik khawatirkan diri kalian saja," ...
--------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Sword And Magic (Greekword Academy: The First Year)
AventuraSeorang penyihir yang bisa memainkan pedang? Memangnya ada? Kalau pun ada, si penyihir itu pilih tongkat atau pedang, sih? Itulah yang dirasakan oleh Satou Yuuki. Dia sangat suka dengan seni pedang. Tapi, dia juga harus terima kalau dirinya adalah p...