5. Jatuh Cinta

37.3K 2.5K 527
                                    

Merasakan tempat tidurnya yang begitu empuk dan hangat, Eren semakin memposisikan dirinya agar lebih nyaman. Tidak menyangka kursi yang dipakainya untuk tidur begitu lembut, keningnya tiba-tiba mengkerut dengan mata yang masih terpejam, setaunya dia tadi tidur di kursi yang keras bukan empuk seperti ini, membuka matanya cepat, Eren tersadar jika dia sudah tidak berada di taman lagi melainkan kamar yang sudah tidak asing lagi baginya.

"Puas tidurnya Jaeger" ejek suara baritone yang sudah begitu melekat di gendang telinganya. Sontak saja pemuda itu terkejut melihat sosok bossnya yang tengah duduk anteng di sofa sembari tangan putih itu menopang dagunya. Mata pria itu terus menatap Eren intens, membuat yang dipandang jadi sedikit risih.

"Bocah, sini" perintahnya sembari menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya, mengisyaratkan agar pemuda manis itu duduk di sampingnya. Eren dengan patuh beranjak dari ranjang dan berjalan ke arah bossnya lalu mendudukkan bokong sintalnya di sofa tersebut. Memberikan jarak yang cukup jauh dari pria itu untuk menjaga kesehatan jantungnya sendiri.

Namun apa dikata, Levi dengan santainya menggeser duduknya mendekati Eren yang lebih memilih menunduk, tangannya direntangkan di atas sandaran sofa dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah pemuda manis itu. Eren sudah cenat-cenut dibuatnya, dengan keberanian yang dikumpulkannya, pemuda manis itu akhirnya menoleh ke arah boss ravennya tersebut.

Seketika itu penyesalan datang mengunjunginya, nafasnya tercekat mendapati jarak diantara mereka berdua sangat dekat. Melalui jarak ini Eren bisa kembali merasakan nafas pria itu yang berhembus ke pipinya, mata hitam kelabu yang begitu menghipnotisnya. Garis-garis tegas yang membingkai wajah tampannya.

Jantungnya kini menderu begitu kencang, takut jika sang boss nanti bisa mendengar detak jantungnya yang menggila, pemuda manis itu segera kembali menundukkan wajahnya. Akan tetapi, Jari-jari lentik milik pria raven itu menahan dagu sang pemuda agar tetap menoleh padanya.

"Sir..." lirihnya ingin menjauhkan tangan itu dari dagunya, tapi Levi dengan cekatan menahan tangan tersebut, menggenggamnya lembut kemudian mengecupnya. Pandangan mata keduanya masih saling melekat, rona merah menghiasi wajah pemuda manis tersebut membuat Levi harus ekstra menahan diri agar tidak mencicipi pipi bakpau yang tersuguh di depannya itu.

"Eren" getaran namanya yang dikeluarkan suara baritone itu begitu menghanyutkan di telinga Eren, baru pertama kali ada yang memanggil namanya begitu seduktif seperti itu. Terhanyut akan suasana yang entah sejak kapan berubah begitu intim. Eren menutup matanya, merasakan sapuan lembut yang begitu memabukkan di bibirnya. Nafasnya mulai memburu ketika lidah nakal ikut mencecapi rasa di bibirnya. Lumatan kecil mulai menggerayangi atas dan bawah. Bunyi bibir yang saling beradu menyadarkannya hingga mata emerald itu kembali terbuka dan langsung bertubrukan dengan iris obsidian yang menghanyutkan. Ketika lidah nakal mulai mengetuk meminta celah, dirinya sadar seratus persen dan langsung mendorong dada sang boss menjauh.

Dadanya naik turun mengatur nafas yang tadi seakan dicuri paksa, tidak berani menatap sang boss yang saat ini menggeram tertahan. Tangannya bergetar meremas fabrik celananya sendiri.

Melihat pemuda manis yang seperti hendak menangis itu, Levi menghela nafas lelah. Disenderkan tubuhnya kebelakang menatap langit-langit kamarnya yang tinggi.

"Jika kau marah karena aku sudah menciummu. Kau boleh memukulku. Tapi aku tidak akan meminta maaf untuk hal yang tidak pernah aku sesali" ucapnya tersenyum miring menatap Eren yang tertegun menatapnya.

"Ke-kenapa a-anda melakukannya?!" tanyanya lirih menatap iris kelabu itu nanar.

"Menurutmu?!" kembali Levi mencondongkan tubuhnya hingga hidung mereka hampir bersentuhan.

Eren hanya terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Matanya masih belum terlepas dari jeratan sang predator. Melihat sebuah keseriusan yang terpancar di mata itu entah untuk apa. Tangan dingin menyentuh kulit pipinya yang terasa hangat, menghasilkan sebuah perpaduan yang kontras.

My Boss Is My Boyfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang