12. Kerja Sama

16.3K 1.3K 267
                                    

Eren mengerjapkan matanya berkali-kali,takut jika penglihatannya salah mengenali sosok raven yang berjalan jauh di depannya. Tubuhnya mendadak beku mendapati pria yang begitu dicintainya tengah bergandengan tangan dengan seorang wanita. Wajah yang suka berekspresi datar itu kini tengah tersenyum bahagia ketika menoleh pada wanita tersebut, hatinya ngilu melihat pemandangan yang begitu menyayat hatinya. Kecemburuan menyeruak sehingga kakinya bisa melangkah mengejar kedua sosok tersebut.

"LEVI...."

teriakannya tidak di perdulikan, terus dan terus dia berlari tapi kedua sosok itu malah semakin menjauh. Air mata telah jatuh membasuh pipinya hingga dia tidak melihat ada batu yang menyandung kakinya.

Diapun terjatuh telak mencium tanah berpasir, badannya tidak bisa digerakkan seolah membeku, kepala brunettenya mendongak melihat dua orang tadi yang juga tengah melihatnya tanpa ada niat untuk membantu.

Sosok wanita yang berada di samping pria raven itu tidak terlihat begitu jelas rupanya, hanya senyum seringai yang dapat ditangkap oleh penglihatannya pada wanita itu, kembali pandangannya beralih pada sang kekasih yang tersenyum manis padanya.

"Maafkan aku Eren, selamat tinggal"

Mereka berdua tersenyum melihat air mata yang semakin deras meluncur di kedua pipi bakpau tersebut. Matanya membelalak ketika jarak antara dia dan kedua orang itu semakin menjauh.

"Tidak...tidak... Levi"

"Levi"

"LEVI"

Eren tersentak bangun dengan separuh badan terduduk, tangannya menggapai ke depan, air mata membasahi kedua pipinya, keringat dingin membasahi dahi pemuda tersebut. Levi yang mendengar teriakan dari kekasihnya langsung bergegas masuk ke dalam kamar dan segera memeluk tubuh Eren.

"Levi..hikss...Levi" tangisnya pecah ketika mendapati kekasih ravennya masih berada dalam jangkauannya. Memeluk erat tubuh kekar sang kekasih takut.

"Tenanglah, itu hanya mimpi buruk. Aku disini sayang" dengan lembut Levi mengusap rambut Eren sayang sesekali mencium puncak kepala si brunette.

"Mimpi itu datang lagi, kau pergi meninggalkanku Levi. Kau lebih memilih wanita itu dari pada aku, tidak kau tidak boleh pergi hikss..."

"Sstt,,, itu hanya mimpi, aku masih disini. Aku tidak akan meninggalkanmu"

Levi melepaskan pelukan mereka, menghapus jejak air mata di kedua pipi Eren lembut. Tersenyum tipis ketika Eren mengecup pipinya sayang. Pria itu membalas dengan memberikan kecupan ringan di bibir. Membuat pemuda manis itu merona merah dan berakibat kepada Levi yang mendadak jadi gemas.

"Sudah tenang?!" Eren hanya mengangguk, membenamkan kepalanya di perpotongan leher si raven menghirup aroma khas pria tersebut.

"Mandilah, semuanya sudah menunggu di bawah" Eren hanya kembali mengangguk, beranjak turun dari kasur dan beranjak masuk ke dalam kamar mandi. Levi sendiri kemudian beranjak keluar dari kamar menuju ruang makan.

"Sir, kenapa Eren berteriak tadi" tanya Armin khawatir setelah melihat Levi yang sudah duduk di kursinya.

"Mimpi buruk"

"Apa mimpi yang sama lagi?!"

"Ya, tapi kali ini dia menyebut ada wanita di dalam mimpinya"

"Sudah hampir seminggu ini Eren bermimpi hal yang sama. Apa itu tidak akan mempengaruhi psikisnya Hanji- san?!"

"Tidak akan selagi Eren tidak terlalu memikirkan tentang mimpi itu, tapi jika Levi mengizinkan,aku akan memeriksanya" Hanji menatap Levi yang tengah sibuk menyuap sarapannya.

My Boss Is My Boyfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang