Chapter 10: Bahagia

752 43 0
                                    

  Zulfa dan Arbani pun melanjutkan perjalanan mereka ke peternakan kuda.  Sesampainya disana Arbani membeli tiket masuk dan Zulfa hanya menunggu sambil memainkan handphonenya.

"Yuk, kita masuk," ajak Arbani sambil menggandeng tangan Zulfa, tetapi Zulfanya tidak sadar.

"Yuk," ucap Zulfa sambil membenarkan kacamata yang ada diatas kepalanya.

  Mereka pun masuk, baru juga masuk tiba tiba ada salah satu fansnya yang meminta foto bersama Arbani.

"Kak Bani minta foto dong," ucap salah satu fansnya Arbani.

"Ya kak, foto dong sama minta tanda tangan," ucap lagi salah satu fansnya Arbani, sehingga Arbani di kerubungi oleh para fansnya. Sedangkan Zulfa hanya bisa menahan tawa dan melihat aja karena melihat ekspresi Arbani yang bingung dan kelelahan.

'Aduh, kok malah jadi gini sih? ya Allah tolonglah aku dari fans aku ini ya Allah, malah sih Zulfa diem aja lagi malah senyum senyum,' ucap Arbani dalam hatinya sambil memainkan ekspresinya untuk berfoto bareng fans fansnya itu dan tsngannya ikut bermain untuk mentanda tanganin baju fansnya, kertas dan lain lain.

  Setelah sudah selesai Arbani pun membenarkan bajunya yang sempat berantakan karena ditarik tarik oleh fansnya dan menggoyangkan tangan kanannya sekeras mungkin karena di merasa pegal untuk melayani permintaan fansnya.

"Makasih ya kak," ucap salah satu fansnya.

"Iya," jawab Arbani sambil tersenyum.

"Terima kasih kak,"

"Makasih kak,"

"Thank's kak,"

"Makasih kaka ganteng,"

  Itulah ucapan ucapan terima kasih para fansnya yang sudah mendapatkan foto dan tanda tangannya.

"Gimana enak?" tanya Zulfa yang menghampiri Arbani, karena dia tadi menjauh dari tempat Arbani berdiri.  Karena kalau dia  tadi tidak menjauh dia pasti ikut kedorong dorong  oleh fansnya yang sekitar ± 42 orang.

"Terus lu ngapain tadi malah diem aja," sindir Arbani.

"Dari pada gue desek desekan sama fans lu mendingan gue ngindar, emang harusnya gue ngapain?" tanya Zulfa dengan senyuman yang ngeledek.

"Ya..lu lindungin gue kek, meluk gue kek, atau apalah gitu asalkan lu enggak jauh jauh dari gue," jelas Arbani.

"Apa kata lu meluk lu?" tanya Zulfa.  Arbani hanya mengangguk.

"Ih ngapain gue melu lu mendingan gue meluk Endy, yang ganteng," sindir Zulfa.

"Emangnya gue gak ganteng apa?" tanya Arbani.

"Enggak," tanpa muka bersalah Zulfa hanya mengatakan kata itu, yang membuat mereka berdua kejar kejaran karena Zulfa yang tidak mau di klitikin oleh Arbani.

"Udah udah , Bani gue capek," ucap Zulfa yang ngosngosan karena capek habis lari larian.

"Ya, sama," ucap Arbani yang juga ngosngosan karena capek habis lari larian.

"Ya udah kita duduk dulu disana," tunjuk Zulfa di salah satu tempat duduk kosong yang ada di peternakan kuda.

  Zulfa dan Arbani pun beristirahat dan minum.

"Oh ya Ban gue mau naik kuda nih," pinta Zulfa.

"Ya udah ayo," ajak Arbani.

  Mereka berdua pun memilih kuda sendiri sendiri.

"Mas, aku sendiri ya," ucap Zulfa.

"Lu yakin bisa sendiri?" tanya Arbani yang ragu, karena dia takut Zulfa kenapa kenapa.

Biarkan Aku Mencintaimu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang