Part 1

78 6 0
                                    

Cahaya Pov

Pukul 04.30 suara adzan bergema menandakan para umat muslim untuk segera melaksanakan sholat subuh. Aku segera mengambil wudhu ke kamar mandi.

Saat aku ingin menghampiri ibuku. Ternyata ibuku sudah menungguku di tempat sholat keluarga.

Sekarang aku hanya tinggal berdua dengan ibuku. Dewi lestari kusuma itu nama ibuku. Di dalam batinku, aku berkata
"Aku akan selalu menjagamu bu. Setelah kepergian ayah, kau satu-satunya yang aku punya sekarang. Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu".

"Ibu sudah menunggumu dari tadi ca, cepatlah" ucap ibuku. Aku hanya membalasnya dengan cengiran khasku.

Tadi yang menjadi imamku adalah ibuku. Ya, semenjak ayahku tiada. Oh ya, namaku Cahaya putri kusuma. Aku adalah anak satu - satunya alias anak semata wayang. Aku masih menginjak Sekolah Menengah Atas.

Waktu terus berjalan, pukul 06.30 aku sarapan bersama ibuku dengan roti selai coklat dan susu coklat kesukaanku.

"Bu, nanti aku naik angkot aja ya" ucapku dengan wajah memelas.

"Yakin? Tidak mau ibu antar?"ucap ibuku. Aku hanya membalasnya dengan menggelengkan kepalaku.

Aku berdiri dari tempat dudukku dan mengenakan tas untuk bergegas berangkat sekolah.

Aku pun mengecup tangan dan kening ibuku.
"Yasudahlah, hati-hati ya sayang." dan ibuku mengecup kening dan pipiku.

Walaupun aku terlahir dikeluarga berkecukupan tapi aku lebih menyukai kesederhanaan. Karena Allah lebih menyukai manusia yang sederhana saja daripada manusia yang sibuk mempamerkan harta bendanya.

Sambil menunggu tiba di sekolah, aku memilih membaca novel. Ya, aku gemar sekali membaca apalagi dengan membaca novel sampai- sampai aku melupakan waktuku.

" Pak, SMAN 30 Jakarta ya" ucapku.

Angkot berhenti tepat di depan sekolahku. Aku pun segera turun dan membayar ongkos.

"Makasih pak."

**************

Bel berbunyi menandakan waktu belajar akan segera dimulai. Aku berjalan dengan cepat dengan nafas yang tak beraturan.

"Untung gue gak telat"batinku

Aku langsung duduk di samping wanita cantik itu. Ya, dia sahabatku Giska Citra Rista. Dia wanita yang baik, cantik, cerdas, dan satu sifatnya yang tidakku suka, dia itu terlalu cerewet.

Giska menatapku dan berkata "pasti lo naik angkot deh, untung lo gak telat. Lo udah belajar pelajaran ipa belum? Pasti belum ya ca. Kenapa lo gak belajar? Lo ngapain aja dirumah ca? Dasar anak malas." tanyanya bertubi-tubi.

Aku tak menjawab pertanyaannya itu.

"Mulai deh cerewetnya keluar." batinku.

Selama ulangan ipa tadi aku dapat menjawab semua soal. Karena semalaman aku belajar agar mendapatkan nilai bagus nantinya.
"Ya semoga saja benar semua" batinku.

****************

Setelah bel istirahat berbunyi aku segera pergi ke mushola untuk melaksanakan sholat dhuha.

Ketika aku hendak masuk ke mushola, aku melihat dia. Ya, dia siapa lagi kalau bukan Senja Raditya Wijaya. Dia itu cowok tampan seantreo. Dulu itu ia cowok paling dingin yang pernah ku kenal. Seiring berjalannya waktu, kini ia berubah. Menjadi hangat jika bertemu denganku. 

"Kamu itu seperti senja yang mempersona ketika senja mulai tenggelam, ku mulai menyadari kamu yang paling berarti, dan ketika sinar matahari menyapa. Ku sadari kamu hanya sebuah mimpi". (Cahaya Putri Kusuma)

*************
Jeng jeng jeng
Hay hay ketemu lg guys
Hihihihi
Maaf ya masih acak kata2nya
Masih sedikit juga hihihi
Jangan lupa vote & kritiknya ya
See you!!!!
Big hug :* :* :*

Cahaya & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang