Di taman kota ini ia tiba-tiba ingin menemuiku. Kini ia sudah berada disampingku. Ia menatap wajahku dengan serius.
"Apakah kamu mencintai saya?" tanyanya padaku.
Pertanyaan itu sungguh membuat jantungku berdetak lebih kencang.
"Iya, kini cinta itu mulai tumbuh dihatiku." jawabku jujur padanya.
Deru nafasnya terasa di wajahku. Karena kini wajahnya berdekatan 5 jengkal dari wajahku.
"Hapuslah perasaan cintamu itu." ucapnya itu seperti menghantam tubuhku dengan beban berat berton-ton secara tiba-tiba.
"Kenapa?" kini ia mengalihkan wajahnya dan merenggangkan tubuhnya dariku seakan-akan ia ingin menjauhiku.
"Karena, saya tak mau melihatmu menangis." kini mata coklatku sudah mengeluarkan air mata begitu deras.
"Menangis? Apa maksudnya?" tanyaku sambil sesegukkan karena isak tangisku yang semakin kencang. Sungguh aku sangat bingung dengan ucapannya itu.
"Jika kamu terus berada didekat saya. Saya takut, saya akan pergi jauh." ucapnya.
Kini ia bangkit dari duduknya dan ia memberikan sepucuk surat untukku.
Lalu ia pergi meninggalkan ku sendiri begitu saja.Aku ingin menahannya untuk tidak pergi tetapi tubuhku seperti kaku, mulutku terasa kelu, dan hatiku seperti tersayat-sayat oleh tangan yang tidak terlihat.
Dengan gemetar aku membuka isi surat yang diberikan olehnya sebelum ia pergi, pergi meninggalkan ku sendiri.
Untukmu Cahaya,
Maafkan saya ca. Maafkan saya, sungguh saya tidak bermaksud menyakitimu. Ini semua adalah yang terbaik untuk kita.
Setelah ini,
Kamu boleh membenci saya, saya akan menerimanya
Kamu boleh mencaci saya, saya akan siap mendengarnya.
Kamu boleh menghukum saya, saya akan menanggungnya.Tapi tolong jangan biarkan saya membenci, mencaci, menghukum sebuah takdir ini.
Jujur, jika ada pilihan lain dari ini. Pilihan dimana saya akan melupakan semua tentangmu.
Saya tidak akan memilih ini. Mungkin Tuhan sudah mempersiapkan skenario yang terbaik untuk saya dan untukmu.Salam terakhir,
Senja
**************
Waktu berjalan begitu cepat. Setelah kejadian itu kau tidak pernah menemuiku lagi.
Aku tidak paham dengan ucapanmu malam itu.
Apa maksudmu dari semua itu?Dan kini semua berubah.
Seperti sikapmu yang berubah, seakan-akan kau tidak mengenalku.
Aku mengira bahwa kau berbeda, berbeda karena kau tidak mungkin meninggalkanku sendiri.
Ternyata kau sama saja seperti laki-laki biasa.Saat aku mulai membalas cintamu, kau pergi.
Ya, kau pergi tanpa alasan. Seperti angin yang mengatakan perasaannya kepada sang daun, dan daun pun pergi terbawa angin, yang pergi tanpa meninggalkan setitik bekas pun.Kau yang dulu mengubah duniaku yang gelap menjadi terang. Sebelum kau datang di hidupku, duniaku begitu gelap tidak ada titik terang didalamnya. Aku bagaikan hidup sendiri didunia ini semenjak ayahku tiada. Tapi, mengapa kau sendiri pula yang membalikkan semuanya seperti awal lagi.
Ayah, aku merindukanmu. Aku ingin menceritakan semua keluh kesahku padamu. Mengapa ia pergi meninggalkanku?
Mengapa semua berubah begitu saja? Mengapa semua begitu sulit? Mengapa kebahagian tidak memihak kepadaku? Apakah hanya aku yang tidak berhak bahagia didunia ini?**************
HAY HAY READERS KU
INI KARYA PERTAMAKU LOH
SEMOGA KALIAN SUKA YA..
HIHIHI...
JANGAN LUPA VOTE & KOMENTAR KALIAN YA..
KARNA SATU VOTE KALIAN MENYELAMATKAN SATU GAJAH!!! Hahaha enggak deng :D
SEE YOU!!! BYE!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya & Senja
Teen Fiction"Setelah hidupku yang begitu kelam, kamu datang menghiburku. Ya, iya kamu.. Kamu yang merubah segala kesedihan ku menjadi kebahagianku. Namun mengapa kini kau menjauhiku disaat aku mulai membalas rasa cintamu." (Cahaya Putri Kusuma) "Jujur, jika ada...