"PRILLY" Teriak seseorang yg membuat sang empu menengok ke belakang.
"Ada apa sin?" Tanyanya
"Kamu dipanggil sama Bu Ani ke ruangannya" jelas siswi itu
"Oh gitu ya, makasih ya sin" Ucapnya dan dibalas anggukan oleh sang empu.
Prillya POV
"Aku kenapa ya? Kok dipanggil sama Bu Ani?" Batinku terus bertanyaAku pun langsung menuju ruangan Bu Ani. Sampainya di depan aku dengan segera mengetuk pintu ruangan.
Tokkk...tokk..tokkk
"Masuk" sahut dari dalam
Dengan segera aku membuka knop pintu dan langsung masuk kedalam. Dan aku pun dipersilakan duduk.
"Mohon maaf bu, sebenarnya ada apa ya kok saya dipanggil kesini?" Tanyaku
"Begini, ibu mau minta tolong sama kamu untuk mengajarkan anak pemilik kampus ini untuk lulus semester" jelas Bu Ani yg membuatku terkejut
"Mohon maaf sekali lagi, tapi kenapa harus saya bu?" Tanyaku lagi
"Karena ibu percaya sama kamu, dan cuma kamu yg bisa" jelasnya
"Tapi saya harus mengajarkan siapa bu?" Tanyaku bingung karena aku tidak tau anak pemilik kampus ini
"Aliand Syarief" Ucap Bu Ani yg membuatku lagi dan lagi terkejut
"Ali? Ali yg badboy itu bu?" Ucapku
"Iya. Ibu mohon kamu mau ya!" Pinta Bu Ani memohon
"Baiklah saya mau bu" ucapku
"Makasih Prilly kamu sudah mau membantu ibu" ucapnya berterima kasih.
"Sama-sama bu, kalo begitu saya permisi" pamitku
Dan aku dengan segera kembali ke kelas. Di perjalanan aku terus memikirkan kenapa harus aku yg mengajarnya? Dan aku juga baru tau kalau dia anak pemilik kampus. Pantas aja dia bisa seenaknya sama mahasiswa lain. Aku sudah sampai dikelas, dan segera menghampiri sahabatku Mila.
"Kenapa lo Prill?" Tanyanya
"Aku disuruh bu Ani untuk mengajar Aliand Syarief si badboy kampus ini" jelasku dan membuat Mila terkejut bukan main.
"Whatt?? Sumpah demi apa lo Prill?" Ucapnya yg masih kurang yakin
"Iya beneran, sumpah deh" ucapku mempertegas.
"Yaudah berarti lo harus extra sabar ngadepin dia Prill" ucap Mila memberi semangat.
"Ya memang harus sabar mil" balasku
Saat sedang asik bercerita dengan Mila, tiba-tiba ucapanku terpotong...
"Disini siapa yg namanya Prillya Anastya?" Ucap seseorang dengan suara beratnya dan ternyata dia adalah Aliand Syarief. Dengan segera aku pun menghampiri Ali.
"Aku Prilly"
"Pulang sekolah, gue tunggu lo di taman belakang" ucapnya datar dan meninggalkan kelasku.
Kulihat teman-temanku bingung, karena kenapa aku yg dipanggil sampai-sampai sang ketua kelas Raya menanyakan kepadaku.
"Prilly, lo kenapa sama Ali?" Tanyanya
"Gapapa kok" balasku
***
Author POV
Terlihat Prilly lari terburu-buru menuju taman belakang, sampai-sampai Prilly menabrak beberapa teman-temannya."Aduh gawat kalo sampe aku terlambat" batin Prilly gelisah.
Aliand POV
"Tuh bocah kemana sih ga tau apa gue cape mau buru-buru pulang"batin gue marah.Sudah lima belas menit gue nunggu tuh bocah tapi dia belum dateng juga. Gue lihat tuh bocah lari ke arah sini. Dan saat dia sudah berapa di depan gue, nafas dia benar-benar terengah.
"Huss....husss, ma..af aku terlambat li" ucap dia masih terengah.
"Napas dulu, baru ngomong" ucap gue dingin ke dia.
Kulihat dia mengatur nafasnya, tarik-buang nafas berkali-kali. Setelah dia rasa stabil, dia langsung bertanya.
"Sebenarnya ada apa kamu manggil aku li?" Tanya dia
"Lah bukannya harusnya lo udh tau? Gue manggil lo tuh cuma mau tau jadwal gue belajar sama lo kapan?" Tanya gue datar+kesel.
"Mungkin 3 kali seminggu aja, mau dirumah aku atau dirumah kamu?" Tanya dia
"Bergilir, pertama rumah gue baru rumah lo" balas gue.
"Hari apa aja?" Lanjut gue.
"Senin, Rabu, Jum'at" jawab dia
"Ok, yaudah gue balik" ucap gue dan segera meninggalkan dia yg masih berdiri disana. Bukannya pulang malah bengong.
"Dasar aneh" batin gue mencibir
******
Hai guys, cerita pertama aku di akun baru.
Jangan lupa vote dan comment ya guys, jangan jadi pembaca gelap.
Mohon dukungannya guys, thank you so muachh😘😘
Salam manis Dilani😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You
Fanfiction(SELESAI) . . . . Kisah dimana seseorang yang lupa akan kenangan masa kecil dan sahabat kecilnya. Pertemuan pertama mereka sangat tidak baik. Seseorang yang dilupakan akhirnya tahu dan berusaha membuat orang itu mengingatnya dan kenangan mereka. Bag...