vote, komen, dan share cerita ini.✨
🐝🐝🐝
Setelah berdebat untuk mengantarnya ke kelas, akhirnya Delvian kalah. Dengan berat hati, ia membiarkan Dea ke kelas dengan seorang diri. Dengan begitu, Dea berjalan dengan santai seorang diri di koridor menuju kelasnya. Untung sepi, kalo enggak tamat riwayatnya mungkin. Setelah sampai dikelas yang kebetulan tidak ada guru karena pergantian pelajaran, Dea langsung duduk di samping Indah--- sahabatnya yang sedang mengobrol dengan Shanin, yang merupakan sahabatnya juga.
"Gila lo De, jam segini baru dateng." celetuk Fazmi menghampiri mereka yang selaku ketua kelas.
Dea menoleh menatap Fazmi dengan menyipitkan matanya, "Apaan lo? Terserah gue dong."
Fazmi mencibir mendengar jawabannya, dengan acuh ia kembali melanjutkan permainan yang ada di dalam ponselnya.
"Lo kenapa bisa telat sih?" tanya Shanin membuat Dea pun berbalik ke arahnya.
"Gue kesiangan," jawab Dea singkat. Ia menaruh tasnya dan membukanya pelan. "Eh sekarang tuh pelajaran apa sih?" tanyanya.
"Matematika." jawab Indah dengan tatapan tak beralih menatap cermin kecil untuk membenarkan bulu matanya.
"Eh tapi kok lo gak masuk pas pelajaran pertama? Lo dihukum?" tanya Indah lagi.
"Enggak, gue ke kantin."
"Kok bisa gak dihukum?" tanya Shanin heran. Pasalnya sekolahnya ini sangat gila aturan.
"Gue akting, hidup itu harus banyak akting biar jadi kek artis." jawab Dea asal.
"Apa sih," Shanin mendelik. Begitu pun Indah, ia memasang wajah malas.
"Sandi nge line gue, katanya si Delvi gak masuk pelajaran pertama," Shanin memberi informasi.
Dea bersemu, "Dia nemenin gue," menjawab dengan malu malu.
"Nekat banget sih tuh orang,"
Dea melotot, "Bukan 'tuh orang' Ndah! Delvi juga punya nama kali."
Indah memutar bola matanya malas, "Iyain aja ya pacarnya ngamuk,"
Dea kembali melotot, "Sttt, bocor banget sih!"
✨✨✨
Bel istirahat berbunyi, baik siswa maupun siswi berhamburan keluar kelas hanya untuk pergi ke satu ruangan. Kantin.
"De, kantin gak?" tanya Indah.
"Gimana ya? Gue sih pengen, tapi keknya kantin penuh deh, jadi males."
"Lebay, mau ikut gak?" tanya Indah.
"Kalo mau nitip, gue gak mau." sahut Shanin membuat Dea menoleh dan menatapnya dengan kesal.
"Banyak bacot banget sih kalian, kalo mau ke kantin ya ke kantin. Kalo enggak ya enggak, udah deh mending temenin gue," ucap Fazmi sambil menarik lengan Dea dan Indah, sedangkan Indah menarik lengan Shanin supaya ikut.
"Ih gak mau gue, nanti cowo gue ngamuk." Shanin menolak.
"Apa lagi gue," Indah tak mau ketinggalan.
"Gue juga," sambung Dea polos.
"Emang lo De dah punya pacar gitu? Lo juga Ndah, bukannya putus ya?" tanya Fazmi kepo.
"Eh iya gue lupa kalo lagi jomblo." sahut Dea kikuk. Ia benar-benar lupa kalau Fazmi ada di sana.
"Kok lo tau sih gue putus?" tanya Indah heran. Pasalnya ia tak menceritakan kepada siapapun. Termasuk Shanin dan Dea.
"Gunanya Instagram buat apa sih? Poto lo di Instagram si Ilham di hapus semua." ujar Fazmi santai. Hm, emang lambe turah si Fazmi.
"Lah Ndah emang lo putus?!" tanya Dea kaget. Shanin pun sama. Keduanya menatap Indah untuk menuntut penjelasan.
Indah mengangkat kedua bahunya, "Nanti deh gue cerita."
Mereka berempat berjalan beriringan kekantin sambil mengobrol dan tertawa begitu lepas.
"Ndah, kok cowok lo duduknya deket sama cewe lain sih?" tanya Dea heran. Karena ia baru saja memasuki kantin, ia melihat segerombolan anak basket cowok antara lain; Ilham, Sandi dan pastinya pacarnya pun pasti ada yang tengah duduk dengan segerombolan anak cheers.
"Cowok lo juga," ucap Shanin berbisik.
Dea tersenyum sedih, "Udah biasa kali gue mah."
Kebetulan Fazmi tengah mengantri untuk membeli makanan dan minuman. Jadinya Dea begitu leluasa untuk berbicara tentang Delvi.
"Gue yang belum biasa," ucap Indah lesu.
"Kenapa? Eh iya lo kan mau cerita kenapa lo sama Ilham bisa putus. Ayo cepetan cerita!" ujar Dea kepo.
"Ilham tiba tiba ngajak gue break. Terus katanya harus backstreet kayak Dea," ucap Indah dengan mata yang sudah berkaca.
Baik Shanin maupun Dea sama sama terperangah, "Kok bisa?"
Indah mengangkat bahunya, tak tahu.
"Yang sabar ya Ndah," ucap Shanin seraya mengusap bahu sahabatnya itu.
"Iya, lo harus kuat liat cowok lo deket sama cewek lain." sambung Dea.
Indah hanya mengangguk dan tersenyum.
"Lagi ngomongin apaan sih?" tanya Fazmi baru datang dengan membawa beberapa makanan. Ya dia baru saja memesan makanan untuk ketiga cewek ini. Mungkin sekarang ia sudah resmi bergabung dengan ketiga cewek rempong.
"Terimakasih," ucap Dea senang.
"Makasih ya, Mi." ujar Shanin.
"Thank you ya Pak Ketu." sambung indah cekikikan.
Selanjutnya mereka tertawa lepas dan melanjutkan mengobrol.
Tanpa mereka tahu, ada dua pasang mata yang melihatnya dengan pandangan tak suka.
Cukup deket aku aja, jangan sama yang lain. Selain gak suka, ada kata lain yang menggambarkan suasana hati ini. Cemburu. - Indah Nafisha.
✨✨✨
info seputar cerita follow Instagram ;
@putrihbcd_
@wttpdptri
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [Revisi]
Teen Fictioncover by tapaksara "Jangan serakah dalam mencintai. Karena pada hakikatnya, seseorang hanya berhak untuk mencintai satu orang, tidak lebih." Sepertinya, hampir semua perempuan tidak ingin dicintai oleh lelaki yang mencintai perempuan lain. Seperti h...