Bab 1

47 6 0
                                    

“ lo gak papa zi? Dari mana?”

“gue baik baik aja kok, cuman kepala gue tadi ketonjok  sama cowok yang berantem tadi gara gara gue mau pisahin mereka. Trus gue di bawa ke uks deh sama cowok yang nonok gue”

“Ooooo” seru azkiy “lo tau nggak gue nggak punya temen tadi melamun sendirian huaaa....” lanjut zia sambil memajukan bibir bawahnya seperti anak kecil merengek.

Zia tertawa melihat kelakuan temannya itu, satu satunya orang yang bisa membuat dia tertawa setiap harinya walaupun mereka sering beradu mulut tapi hal itu tidak membuat persahabatan mereka berpisah begitu saja. “ siapa suruh nggak ikut gue” katanya dengan sedikit menahan tertawanya.

Beberapa saat kemudian dosen yang mengampu hari ini sudah datang .

Jam istirahat waktu bersantai. Waktu yang paling di sukai para mahasiswa terutama azkiy. Azkiy dan zia menuju kantin.

BRUUUUKK

Di tengah perjalanan zia bertubrukan dengan seorang lelaki. Ia tidak mengenal siapa dia. “Aduuhhh” rengek zia kesakitan. Laki laki dengan tubuh tinggi dan gagah dengan kulit kuning langsat itu hanya diam tidak menolong zia yang sedang merengek kesakitan dia hanya memperhatikan zia dengan tangan yang dilipat di depan dadanya.

“ eh lo nggak papa zi?” tanya azkiy yang melihat temannya jatuh.

Azkiy seperti bodyguard yang selalu menjaga zia kemanapun dia pergi. Jika  kak yolan tau kalu zia terluka dia juga akan kena marah. Ia tidak mau melihat pemandangan yang tidak mengenakkan itu lagi. Ia tidak mau mengulangi kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya dan membuat semua kacau. Melihat kak yolan marah itu bagaikan melihat macan yang kelaparan yang ingin memakannya mentah mentah. Maka dari itu ia sangat khawatir jika zia kenapa napa karena kakaknya sudah manitipkan zia kepadanya agar zia dijaga sebaik mungkin.

“heh!!! Lo bisa liat nggak sih kalo jalan? Jalan tu pakek mata dong jangan pakek tumit!!”  seru lelaki itu. Suaranya yang keras membuat orang yang berjalan di sekitarnya perhatiannya langsung tertuju ke arahnya.

“Eh.. maaf temenku nggak sengaja”  jawab azkiy singkat.

Dalam hatinya ia juga takut dengan laki laki itu baru pertama kali bertemu dan ia sudah mendapat hal yang tidak mengenakkan, apa yang terjadi jika mereka bertemu setiap hari?

Zia hanya terdiam dan membersihkan bajunya yang kotor. Ia tidak mendengarkan perkataannya. Lalu dia melihat wajah laki laki itu. Wajahnya terlihat sangat angkuh dan sombong  “eh jelas jelas lo yang nabrak gue kenapa lo malah yang bentak bentak gue? Hah?” dengan nada kesal zia berkata pada laki laki yang menabraknya tadi.

“apa lo bilang? Gue? Gue yang nabrak loo?!”

“iya!!! Kenapa?”

“ehh... sudah sudah jangan ribut zia ayo pergi” azkiy langung menarik lengan zia dengan paksa. Ia takut kalau mereka di biarkan akan ada perang dunia ke 3 nanti, karena dua duanya sama sama keras kepala dan tidak ada yang mau mengalah.

Sore menjelang malam tugas kuliah  menumpuk sampai seperti anak gunung. “Tugasnya terlalu banyak”  zia mendesah kesal sambil memegang kepalanya yang hampir pecah gara gara tugas.

“zia? Kakak datang...” kak yolan datang

Yolan adalah kakaknya zia dia satu fakultas dengan zia tapi berbeda semester dan kos kosannya tidak terlalu jauh dengan kos kosan zia dan azkiy.

Dia adalah orang yang over protektif sampai sampai zia bosan dengan ucapan kakaknya yang di ulang ulang melulu. Dia selalu menjaga zia kemanapun dia pergi sampai teman teman ziapun dia seleksi agar adiknya selalu aman. Temen aja di seleksi apalagi pacar mungkin harus pake test segala kali.

“kak yolan? Ngapain kak?” kata zia dengan raut wajah yang curiga.

Kebiasaan kak yolan jika datang pasti menggeladah kosan untuk memastikan keamanan zia dan mengintrogasi baik zia maupun azkiy. Lama kelamaan ia juga kesal sendiri dengan kelakuan kakaknya yang seperti itu ia tidak bisa bebas menjalani hidupnya. Dia seperti di kurung di dalam penjara walaupun di bisa pergi keluar.

“tenang... kakak Cuma mau main kok sama nganterin makanan ini” jawab yolan datar. “ mana azkiy?”
“hmmm azkiy baru pergi ngerjain tugas kak, mau ngapain cari azkiy?”
Yolan meringis menunjukkan sederet gigi putih yang rapinya “nggak kok nggak kenapa kenapa, kamu baik baik ajakan? Nggak ada yang nakalin kamu kan? Bagaimana kuliahmu? Apakah semua baik?” tanya kak yolan kepo kelewat batas.

“kakak aku baik kok”

“bener?”

“hmm” jawab zia dengan raut wajah yang jutek.

“yaudah kakak balik dulu jika ada apa apa kabarin kakak ya?” ucap kak yolan pergi menjauhi zia setelah melambai lambaikan tangannya singkat.

Zia tidak menjawab kata kata kakaknya, ia hanya melihat pungung kakaknya yang menjauh dari posisinya dengan raut wajah yang kesal.

“hufft akhirnya pergi untung saja dia tidak menggeledah rumah ini” gerutu zia sambil menutup pintu kosannya dan melanjutkan mengerjakan tugasnya yang masih belum selesai selesai juga. Ia takut dosen killer akan menghukumnya.
****
Waktu silih berganti
Siang berubah menjadi malam
Matahari berjalan dari ufuk timur ke barat
Merubah hari menjadi gelap
Hidup ini seperti roda
Kadang di bawah kadang di atas
Tapi apalah daya kita untuk menolak takdir
Apapun yang terjadi kita harus melakukannya mau tidak mau
Mempertanggung jawabkan semua yang telah kita perbuat

Terjebak Dalam LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang