bab 6

13 4 5
                                    

Ghifi menghentikan mobilnya dan menurunkan zia persis di depan kos-an zia. Zia tidak sadar jika ada seseorang yang telah mengintainya dari tadi. Tentu saja kakaknya yang over protektif, Yolan. Dia sudah menunggu kedatangan zia sedari tadi di balik horden merah yang ada di kos-an yolan.

Yolan menghampiri zia dengan langkah yang mantap.  Ia menahan tangan zia dan membalikkan tubuhnya dengan tatapan yang bengis.

" siapa dia?! "

" kucing "  jawab zia menyepelekan kakaknya dan membuat kakaknya semakin menjadi jadi.

" jawab!! Siapa dia?!! " suaranya semakin meninggi dan mencengkram tangan adik kesayangannya itu semakin kencang.

" musuh !! "

" gitu? Kamu mulai berani ya? " dia melemparkan tangan zia dengan keras " oke mulai besok kamu nggak boleh kemana mana. PP kampus kakak anter "

" Apa? Ta.. Tap--- "

" nggak usah pakek tapi tapian! " saut yolan yang kemudian meninggalkan zia sendirian.

" apa apaan ini gue dah dewasa. Gue ini bukan anak kecil. Gue gak butuh di manjain. Pakek dianter segala. Ha....hh dasar protektif " gerutunya.

Dengan rasa kesal zia masuk dan membanting pintunya dengan keras. Tanpa ia sadari dia sudah mengagetkan Azkiy. Matanya terpusat pada zia, ia tertegun melihatnya siapa yang sudah membuatnya marah sampai seperti ini.

Azkiy mencoba bertanya pada zia apa yang terjadi tetapi sepertinya zia masih merasa jengkel dan belum mau bercerita. Zia membantingkan tubuhnya ke tempat tidurnya dan menutup kepalanya dengan bantal.
Pagi dengan rasa malas yang menggelayutinya. Zia berusaha menegakkan tubuhnya agar segera bangun.

Tok.... Tok..... Tok.....

Terdengar suara ketukan dari arah pintu. Zia segera menghampiri pintu dan membukanya."aduhh..." kata zia dalam hati " jam segini dia udah dateng"  gerutunya dalam hati.

" jam segini belum siap!! Ngapain aja lo!! Cepetan gue tunggu!!" bentak Yolan.

" iyee.... Iye.... Bawel banget sih santai aja baru jam tujuh kurang seperempat aja..." jawab zia menyepelekan.

"...." Yolan hanya diam melihat adiknya dengan mata sinis. Hembusan nafasnya terdengar keras seakan akan menunjukkan amarahnya.

Setelah beberama lama lebih tepatnya beberapa jam. Zia keluar dari kosannya tersebut dan seperti dugaannya singa akan ngamuk lagi. Dan akhirnya pagi itu penuh dengan omelan omelan yolan. Walaupun tidak di dengarkan zia tapi tetap saja yolan mengomel entah apa yang dia katakan.

Perjalanan terasa panjang yang di iringi dengan ocehan yolan yang masih belum berhenti. Dan lagi lagi zia sempat sempatnya tertidur disaat yolan mengomel.

Citttt........... Duerrrrrrr........

Mata zia membuka sedikit demi sedikit ingin segera mengetahui apa yang terjadi. Tetapi kepalanya sangat pusing membuatnya pingsan.

Terjebak Dalam LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang