Lubang Kunci

296 14 0
                                    

Saat itu aku bersama Kakakku harus menginap di sebuah hotel karena Ibu harus menghadiri sebuah rapat besar di luar kota saat kami liburan di kota yang sama. Hotel tempat kami menginap tidak memiliki kamar kosong sama sekali, tapi karena saat itu sudah terlalu malam untuk mencari hotel lain, akhirnya manajer hotel merasa kasihan pada kami. Ia memberikan kami sebuah kamar yang terletak bersebelahan dengan sebuah kamar yang pintunya ditempeli dengan banyak sekali kayu dan rantai yang diborgol.

Awalnya manajer hotel sedikit ragu memberikan kami kunci kamar, tapi karena sepertinya ia sudah sangat merasa kasihan melihat kami yang kelelahan mencari hotel hingga malam-malam, ia memberikan Kakak kunci kamar dan berkata, "Kalau kalian mendengar suara aneh atau semacamnya dari kamar sebelah, jangan pernah mencoba untuk melihat ke dalam lubang kunci!"

Aku dan Kakak terkekeh sedikit mendengar ucapan manajer hotel dan menganggapnya hanya menakut-nakuti kami, tapi di saat yang sama aku merasa sedikit terpengaruh oleh ceritanya. Meski begitu aku memaksakan diriku untuk tinggal di kamar hotel yang kami dapatkan.

Dan benar saja, begitu kami sampai di sana, aku mendengar suara gesekan, seperti kuku yang dipaksakan untuk mencakar-cakar dinding. Kakak juga mendengarnya dan hanya berpendapat bahwa ada kucing di kamar sebelah. Awalnya aku berusaha mempercayainya, lalu mulai terdengar suara seperti wanita menjerit dari kamar sebelah.

Aku dan Kakak sama-sama tidak bisa tidur, karena harus mendengarkan suara cakaran dan jeritan wanita di saat yang bersamaan. Suara wanita yang menjerit itu menyerupai suara wanita yang merasakan sakit amat sangat, sampai-sampai harus mencakar-cakar dinding. Aku langsung menjauh dari dinding begitu mendengar suara menyeramkan itu kembali.

Dan sialnya, tiap kali aku pergi meninggalkan kamar, aku harus melewati kamar itu. Aku harus menutup telingaku setiap kali aku mendengar suara jeritan wanita dari sana disertai suara cakaran. Dan entah kenapa, aku merasa begitu penasaran untuk melihat ke lubang kunci pintu, memperhatikan apa yang ada di dalam sana-meski begitu kuatnya keinginanku untuk menahan rasa keingintahuanku.

Akhirnya aku memberanikan diriku melihat ke lubang kunci. Awalnya aku melihat seorang wanita berpakaian putih-putih duduk membelakangiku, menghalangiku melihat wajahnya. Aku langsung menjauh dari lubang kunci ketika mendengar suara langkah kaki mendekatiku, takut kalau manajer hotel menangkapku melihat ke lubang kunci yang sudah dilarangnya.

Di malam terakhir kami menginap di hotel itu, suara tangisan dan cakaran yang kami dengar pada awalnya berubah menjadi suara tawa disertai suara ketukan halus. Hal itu tentu saja membuatku dan Kakak tetap tidak dapat tidur dengan tenang. Paginya, aku menunggui Kakak membereskan barang-barangnya sebelum kami meninggalkan hotel. Rasa penasaran sekali lagi membuatku berniat melihat ke dalam lubang kunci. Aku penasaran apa yang dilakukan wanita itu di dalam sana sehingga ia harus dikurung di sana. Dari mana ia mendapatkan makanan kalau dikurung seperti itu?

Aku mendekatkan mataku ke lubang kunci, dan melihat sesuatu yang berwarna merah menutupi pandanganku. Pasti manajer hotel sudah menutup lubang kuncinya dengan sesuatu setelah aku ketahuan mengintip ke dalam sana. Aku akhirnya pergi ke meja resepsionis untuk melakukan check out, seperti yang diminta Kakak. Aku memberanikan diriku untuk bertanya pada petugas resepsionis hotel.

"Kenapa kalian menutup lubang kuncinya?"

Petugas resepsionis dan manajer hotel yang kebetulan sedang bertugas di meja resepsionis, terkesiap mendengar ucapanku.

"Kau pasti melihat ke lubang kunci di sana, kan?" tanya manajer hotel. Ia menghela napas dan berbisik ke telingaku, "Sebenarnya, alasan kami mengunci kamar itu rapat-rapat dan melarang orang melihat atau masuk ke dalamnya karena ada hantu yang tinggal di dalamnya. Hantu itu merupakan anak pemilik hotel sebelumnya dan biasanya selalu muncul kalau ada orang yang menginap di kamar sebelahnya atau memasuki kamar itu. Ciri-ciri yang aneh dari hantu itu adalah..."

Dan hal selanjutnya yang dikatakan oleh manajer hotel membuat kakiku langsung lemas.

"Ia tidak memiliki pupil dan hanya memiliki bola mata yang berwarna merah."

***

Creepyfact: 60% orang yang anda temui di jalan raya saat malam hari adalah hantu.

CreepypizzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang