Bab 10

2.2K 160 6
                                    

Happy reading ya 😀

***

Sementara itu,di tempat lain...

"Gimana kondisi mamak bang?" Tanya Faiz khawatir pada pria yang memiliki garis wajah hampir sepertinya yang sedang duduk disamping ranjang ibunya sambil menggenggam tangan ibunya khawatir. Pria yang dipanggil abang oleh Faiz itu langsung menoleh dan mengernyit melihat penampilan Faiz. Napasnya masih memburu karena ia tadi berlari sekencang-kencangnya ketika menuju ke rumah sakit tempat ibunya itu di rawat. Rambut Faiz berantakan. Dan kemejanya sudah digulungnya hingga siku dengan dua kancing baju yang sudah terbuka. Faiz benar-benar terlihat berantakan dan sangat kacau.

"Kata dokter,masa kritisnya udah lewat. Tapi..Mamak masih belum sadar juga." Pria yang dipanggil abang oleh Faiz itu tertunduk muram.

"Kok bisa sampai gini bang? Gimana ceritanya?"

Pria itu langsung mendongak dan menatap Faiz tidak suka.

"Ini semua karenamu! Karena kau ingin menikah dengan wanita lain. Makanya mamak jadi begini."

Faiz terperangah kaget.

Semua karena salahku? Kok bisa?

"Kok bisa bang? Masa karena aku ingin menikah dengan gadis lain mamak sampai kena serangan jantung gini? Salahnya dimana?" Tanya Faiz tidak habis pikir.

Pria itu membuang wajahnya dan tampak tidak bisa menjawabnya.

"Kenapa bang? Bukannya mamak sudah beberapa kali menyuruhku untuk menikah sejak aku memiliki pekerjaan dan sudah mapan? Lantas kenapa mamak malah kena serangan jantung karena aku ingin melamar gadis yang ku suka dan menikah dengannya? Lagian..gadis yang akan ku pinang itu juga masih berasal dari sini. Ompung-nya dari pihak ayahnya saja masih tinggal disini. Seharusnya mamak senanglah dapat parumaen (menantu) dari sini juga. Bukannya kemarin itu salah satu keinginan mamak?"

Pria itu masih terdiam mendengar rentetan pertanyaan adiknya,Faiz. Ia kelihatan bingung harus menjelaskan bagaimana pada adiknya kalau sebenarnya ibu mereka sudah memiliki calon istri sendiri untuk adiknya itu. Dan adiknya pasti tidak akan bisa menolak keinginan ibu mereka itu.

"Bang Faiz? Kapan sampai bang?"

Faiz langsung menoleh mendengar suara lembut yang memanggil namanya itu bersamaan dengan munculnya sosok gadis mungil berambut hitam panjang yang dikuncir kuda di ambang pintu kamar inap ibunya.

"Rosa? Kok kau bisa ada disini?" Tanya Faiz bingung melihat anak tulang-nya yang selama ini tinggal di Bandung karena sedang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi di kota kembang itu sudah ada di hadapannya.

Rosa tersenyum manis dan mengabaikan pertanyaan Faiz itu. Dia malah mencium tangan Faiz takzim.

"Abang yang menelepon Rosa menyuruhnya kemari. Karena sebelum mamak pingsan kena serangan jantung,mamak menyuruh abang menelepon Rosa dan menyuruhnya datang."

Faiz semakin mengernyitkan alisnya bingung. Mendadak perasaannya tidak enak. Di raihnya ponselnya untuk mengalihkan pikirannya sejenak ketika mendadak ia tersadar satu hal.

Rei 💖 Nata (Reinata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang