Met baca ya 😀
***
Namora terbangun keesokan paginya dengan kepala berdenyut berat. Ia mencoba bangun dengan masih memegang kepalanya. Tapi gerakannya terhenti karena sesuatu yang memberati perutnya. Ditolehkannya kepalanya ke samping ke asal yang menurutnya sumber dari ketidaknyamanannya dan seketika ia menjerit nyaring.
"Kyaaaaa!!!! Apa yang kau lakukan disini?" Dihempaskannya tangan yang memeluk tubuhnya dan ditendangnya membabi-buta sosok pemilik tangan itu hingga ia jatuh terjerembab dari atas tempat tidurnya ke lantai meninggalkan bunyi berdebuk yang mengerikan.
"Apa-apaan sih kau Rei?!" Teriak sosok itu kesal sambil mengelus-elus bagian tubuhnya yang sakit karena terjatuh barusan. Tapi hatinya sedikit merasa senang karena bisa meneriakkan nama gadis itu dengan namanya sendiri. Ya..itu alasannya kenapa ia sangat senang memanggil gadis itu dengan nama tengahnya. Ia merasa mereka memang sudah ditakdirkan bersama sampai-sampai nama mereka saja cara menyebutnya sama. 'Rei..'
Namora balas melotot marah ke arah sosok itu. Harusnya kan dia yang bertanya seperti itu, ini kenapa malah jadi orang gila itu yang malah marah dan berteriak kesal padanya?
Sadar akan kesalahannya,sosok itu tersenyum minta maaf dan naik kembali ke tempat tidur Namora mengabaikan tatapan membunuh gadis itu. Disentuhnya lembut dahi gadis itu.
"Tidak demam lagi. Syukurlah.." katanya dengan nada dramatis yang mengundang decakan kesal sang gadis.
"Apa-apaan sih kau ini? Kenapa kau bisa ada disini?!" Tanyanya lagi dengan nada yang sangat kesal.
"Aku menjagamu tentu saja." Jawab Reisuke santai sambil mengecup singkat kening Namora.
"Apa-apaan sih kau ini?!" Teriak Namora kembali sambil berusaha mendorong tubuh Reisuke agar menjauh darinya. Tapi Reisuke malah diam bergeming tidak mau menjauh dari Namora atau turun dari ranjang rumah sakit yang kecil itu. Namora melotot marah tapi Reisuke tetap acuh malah ia meraih sebelah tangan Namora dan memeriksa denyut nadi dan tekanannya. Pada saat itulah Namora baru sadar kalau ia tidak berada di kamar tidurnya tapi..
"Loh..kok aku bisa ada disini sih Rei?" Tanya Namora heran dengan mata berkeliling menatap sekitarnya.
"Kau lupa ya? Tidak ingat apa yang udah terjadi semalam?"
Dahi Namora berkerut mencoba mengingat kenapa ia bisa berakhir di ranjang rumah sakit berduaan dengan Reisuke.
"Kau pingsan semalam dan aku langsung membawa mu kemari karena takut kau kenapa-napa. Lagi pula aku ingat kau bilang kedua orang tuamu dan Mora pulang telat makanya kau ku bawa kemari."
Namora meringis begitu ingatan tentang penyebab ia sampai jatuh pingsan menyapanya.
Ah..kenapa dia mendadak jadi lemah begini? Jatuh pingsan setelah mendapati kekasih yang dibelanya mati-matian menikah dengan orang lain? Harusnya kan dia menghajar Faiz dulu sebelum berlari keluar dari resto tempat mereka makan semalam. Kenapa malah jatuh pingsan dan harus di rawat inap segala sih?
Namora mengerang pelan ketika sebuah pemikiran mengingatkannya bahwa kalau sampai ia di rawat begini,sudah pasti keluarganya sudah tahu penyebab kenapa ia sampai jatuh pingsan semalam dan itu berarti..
KAMU SEDANG MEMBACA
Rei 💖 Nata (Reinata)
Aktuelle Literatur(SEBAGIAN BAB SUDAH DI HAPUS) -BUKU 2- Ketika pasanganmu sudah ditakdirkan,terikat oleh benang merah yang tersimpul kuat di jemarimu, bisakah kau tetap berpaling dan berlari menjauh darinya? Ini cerita tentang Namora yang berusaha menolak pasangan t...