Bab 15

2.1K 157 0
                                    

Met baca n jangan lupa tinggalin jejak ya 😀

***

Wajah Reisuke langsung pucat pasi begitu Namora jatuh pingsan tak sadarkan diri dalam pelukannya.

"Reinata...Reinata.." Reisuke menepuk-nepuk pipi Namora berusaha membangunkannya,menariknya dari alam bawah sadarnya. Tapi..Namora tetap diam tak bergeming tak menyahuti panggilan Reisuke ataupun membuka mata indahnya. Reisuke semakin panik melihatnya terlebih ketika orang-orang mulai datang berkerumun menghampirinya karena mendengar teriakan paniknya. Ia bahkan lupa kalau ia itu seorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang tentunya sudah tahu bagaimana memberi pertolongan pertama pada pasien bukannya malah berteriak panik dan tidak memeriksa Namora dengan segera.

"Bawa mbaknya ke ruang security aja mas. Mari biar saya bantu." Reisuke menggeleng ke arah pria paruh baya yang mengenakan seragam security mall tempat mereka berada. Tidak mungkin ia membiarkan orang lain menyentuh Namora. Namora itu calon istrinya walaupun Namora menolak perjodohan mereka dan masih mencintai laki-laki lain.

"Tidak usah Pak. Saya bawa pulang aja. Mungkin calon istri saya hanya kecapekan saja." Reisuke sengaja menyebut Namora sebagai calon istrinya untuk mengindari kesalahpahaman atau kecurigaan orang-orang terhadapnya. Lagipula bukankah Namora memang calon istrinya?

"Bapak tolong bantu buka mobil saya saja ya. Ini kuncinya."

Pria paruh baya itu melihat ke arah Namora lagi dan memperhatikan wajah pucat Namora kemudian mengangguk dan menerima kunci mobil yang diberikan Reisuke.
Reisuke pun bergegas membawa Namora yang berada dalam dekapannya ke mobilnya dengan diikuti security tersebut dan setelah pintu mobilnya terbuka ia meletakkan Namora dengan sangat hati-hati di bangku belakang.

Setelah mengucapkan terima kasih pada pria paruh baya yang berprofesi sebagai security di mall tersebut,Reisuke segera memacu mobilnya membelah jalanan menuju rumah sakit keluarga Namora.

Ya akhirnya Reisuke memutuskan akan membawa Namora ke rumah sakit keluarga Namora saja daripada ke rumah gadis itu. Disana tentunya Namora akan mendapatkan penanganan yang jauh lebih baik. Di rumah gadis itu pasti hanya akan sendiri karena Reisuke yakin orangtua dan abang Namora pasti belum pulang ke rumah pada jam segini karena memang tadi Namora bercerita kalau kedua orangtuanya dan abangnya pulang larut hari ini.

Reisuke mengernyit tidak suka begitu melihat Namora mulai menggigil dalam pelukannya padahal badannya sangat hangat ketika ia membawa tubuh Namora menuju ruang IGD.

"Assalamualaikum..Nantulang..Namora pingsan tadi di mall. Badannya panas sekali." Reisuke langsung melaporkan keadaan Namora pada ibu Namora begitu Namora sudah di letakkan di ranjang rawat ruang IGD. Ia benar-benar cemas sekarang memikirkan keadaan gadis itu. Pasti Namora sangat shock tadi bertemu Faiz dan mendapati pria itu sudah menikah. Ah.. Seharusnya tadi ia menghajar laki-laki sialan itu sampai tewas saja karena dia sudah membuat Namora terluka dan sakit begini.

"Waaalaikumsalam..Hah? Kok bisa? Aduh..gimana ini ya?"

Reisuke kembali mengernyit tidak suka mendengar nada suara ibu Namora yang seolah tidak bisa segera datang untuk memeriksa Namora.

"Kenapa nantulang?" Reisuke menyuarakan rasa ingin tahunya pada calon ibu mertuanya itu.

"Nantulang sebentar lagi ada OP. Nih udah mau masuk ruang OP. Tulang juga masih ada OP tuh. Kau tolong jaga Namora dulu ya Rei."

Rei 💖 Nata (Reinata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang