2 | Call Me Naruto-kun

9.8K 547 115
                                    


***

Malam yang lumayan ramai dikediaman Namikaze sesaat setelah kedatangan tamu tak diundang berkunjung kerumah tersebut hanya untuk mampir.

"Dimana Hinata?" tanya seorang pria yang duduk tak sopan disofa, Naruto mendengus kesal melihat teman sekelasnya itu.

"Kenapa kau menanyakannya? Lagipula dia mungkin sedang belajar atau tidur di kamarnya." jawabnya heran, pasalnya pria itu seperti memiliki tatapan berbeda jika ada Hinata.

"Apa salahnya bertanya?" Naruto hanya memandangnya malas "lagupala ini masih jam 9 malam, apa benar dia sudah tidur?"

"Ck, jangan menanyakan gadis berisik itu!" umpatnya kesal.

"Benar Kiba, sebaiknya kita membahas kasus pencabulan Obito sensei." sontak saja semuanya memandang kearah pria pucat berambut hitam kelam, sedangkan yang ditatap hanya mengedikkan bahunya.

"Merepotkan! Untuk apa kita membahas hal bodoh seperti itu?" Kini pria bernama Shikamaru juga mendengus tak suka sesaat masalah itu kembali dibicarakan teman pucatnya yang pandai melukis itu.

"NARUTO SENPAI!!!"

Teriakan keras dari arah seberang sontak membuat semuanya sedikit terkejut, kecuali Naruto yang menampakan raut wajah bosan, pasalnya teriakan itu sudah menjadi makanannya sehari-hari.

Dari sisi lain, Kiba tersenyum menanggapinya. "Sudah kuduga, dia belum tidur."

"Biarkan saja. Andai kalian tau, dia lebih berisik kebanding lolongan anjing ditengah malam..." ujar Naruto.

Tak lama dari itu, Hinata berlari kecil menghampirinya, gadis indigo itu tampak antusias seperti menginginkan sesuatu.

"Apa?" Naruto memandangnya bosan, apalagi melihat Hinata mengunyah kripik kesukaannya, dan ia yakin jika Hinata baru saja mengambilnya dikulkas.

"Senpai, bagaimana kalau kita menonton? Aku baru saja mendownload Anime yang baru saja update... Senpai pasti tau kan? Menma Shipuden. Episode kali ini sepertinya bagus..." Hinata semakin mendekat dan menarik tangan Naruto.

"Hey! Lihatlah sendiri, kau ini..." ia menepis tangan Hinata yang sedikit kotor karena kripik yang dimakan.

"Ayolah— sebentar saja, batterai laptopku habis, jadi kita harus menontonnya sambil men-charger." Hinata menarik lagi tangan Naruto, "Ayo senpai, kita kekamarku..."

"Huh?" kali ini bukan Naruto, tapi semua temannya yang tersentak. Bagaimana tidak? Hinata tanpa beban mengajak pria mesum seperti Naruto kekamarnya berdua.

"Eh? Senpai semua..." pekik Hinata menoleh keasal suara tadi, dan ternyata terdapat banyak teman Naruto. Sasuke, Shikamaru, Kiba, Sai, dan Gaara.

"Hay Hinata..." sapa Kiba sambil tersenyum manis kearah Hinata, yang dibalas sama olehnya.

Kali ini pandanganya beralih kearah Naruto, "Senpai, kenapa kau tak mengatakan jika temanmu berkunjung?"

"Dari tadi kau melihat apa? Sampai anak-anak aneh itu kau tak melihatnya." balas Naruto kembali menarik tangannya.

Twich

Muncul perempatan siku didahi semua temanya, mereka sepertinya kesal Naruto mengatakan semuanya anak-anak aneh.

"Hehehe... aku tadi ingin sekali mengajak senpai menonton bersama, sampai aku tak menyadari senpai semua." ujar Hinata menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, setelah itu ia duduk disamping Naruto.

Naruto sedikit risih saat Hinata begitu menempel dengannya, apalagi gadis itu menyandarkan kepala indigonya kebahunya tanpa melihat ekspresinya yang kesal juga ada guratan raut malu karena semua temannya melihat.

More Colorful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang