4 | Care for You

8.3K 500 42
                                    


***

Pria blonde yang kini berwajah lelah itu tampak tak berminat dengan percakapan teman-temannya yang didominasi Kiba.

Perjalanan menuju kantin dari kelasnya memang agak jauh. Dan entah kenapa ia memikirkan Hinata yang biasanya datang dan berteriak, namun sekarang tidak.

"Apa yang kau pikirkan Naruto?" yang ditanya menoleh, dan mendapati pemuda pucat berambut hitam kelam tersenyum palsu kearahnya.

Hanya gelengan kepala seraya terus melangkah.

"Dimana gadis yang selalu kau anggap berisik itu? Tak biasanya ia tidak berteriak mengajakmu membeli makanan." Tetap seperti tadi, Naruto hanya menggeleng menanggapi ocehan Gaara.

Ia mengangkat wajahnya dan menumpukan tangan dibelakang kepala, "Setidaknya aku tenang karena ia tak membuatku tuli."

"Kau salah jika kau akan tenang," ujar Sasuke datar, "Sepertinya ada seseorang dibawah pohon didekat kita..."

Semua mata memandang kearah Sasuke termasuk Naruto. Sedangkan yang dipandang hanya melirik kearah pohon besar yang memperlihatkan gadis dengan setelan lengkap berseragam, tengah menangis terisak disana.

"Hinata... " gumam Naruto juga memekik. Ia kaget lantaran gadis yang tengah menangis itu adalah Hinata.

Dengan cepat ia berlari meninggalkan semua temannya, dan mau tak mau para siswa lelaki itu mengikuti langkah si pirang yang terlihat khawatir.

"Hey... Ada apa?" Naruto berjongkok memyamakan tubuhnya agar sejajar dengan sang gadis, "Kenapa kau menangis?"

Hinata mendongak melihat seseorang yang menanyainya, lalu ia kembali menunduk dan menggeleng.

Naruto semakin mendekat dan mengangkat dagu Hinata, ia mengelap lembut air mata tersebut, "Siapa yang membuatmu menangis? Katakan padaku."

Semua teman yang ada dibelakangnya saling pandang. Jarang sekali Naruto sangat perhatian dengan perempuan, apalagi ada kilatan kemarahan disetiap pertanyaan itu.

"Na-naruto-kun... Hikss..., mereka jahat... Hiks... Hiks-" Hinata memeluk si pirang tanpa aba-aba, membuatnya sedikit limbung kebelakang dalam keterkejutan.

Mungkin jika kondisinya bukan seperti sekarang, bisa dipastikan Hinata akan mengerucutkan bibirnya karena Naruto pasti menyingkir karena sikap manjanya.

"Siapa yang jahat? Katakan padaku." kali ini ia membalas rengkuhan tersebut, mengelus lembut punggung Hinata yang bergetar agar lebih tenang.

"Me..mereka." ujarnya masih terisak didada yang menurutnya nyaman itu.

Dilerainya pelukan itu dengan pelan. Iris birunya dapat menangkap raut ketakutan Hinata yang sangat kentara, membuatnya ingin sekali menghajar siapapun yang membuat hal ini terjadi.

"Siapa, hm?" tanyanya lembut seraya mengusap wajah sembab sang gadis, "Tidak apa. Katakan saja..."

"Te-temanku..., a-aku dianggap ga-gadis perayu..?" Naruto menautkan alisnya "perayau?"

Hinata mengangguk lemah, "Me-mereka terus mengataiku, sa-saat kekasih da-dari salah satu temannya, tiba-tiba menyukaiku." Ia kembali mengalirkan air mata, "katanya a-aku merayu kekasihnya... Hiks... Hiks..., padahal aku tidak melakukan apa-apa, pria i-itu sendiri yang mendekatiku.. Hiks-"

Naruto memejamkan matanya. Ternyata benar banyak yang menyukai Hinata walau ia siswa baru disini, bahkan pria yang memiliki kekasih sekalipun juga terpesona olehnya.

"Sekarang kau tenang..." Hinata mengangguk, "Jadi yang membuatmu menangis adalah teman perempuan sekelasmu?" Kembali Hinata mengangguk, "Sekarang antarkan aku pada mereka, dan lelaki yang kau bilang tadi."

More Colorful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang