10 | Surprise

7.6K 456 44
                                    


***

Rumah sepi tanpa ada ayah dan ibunya yang kemarin sore kembali keluar kota untuk berbisnis.

Entah kenapa ia berharap dan merapalkan do'a agar sosok gadis yang pernah hadir dihari-harinya seperti tempo waktu lalu kembali datang seperti waktu itu.

Sejak awal sebenarnya Naruto sudah terpesona bahkan terpikat dengan Hinata. Hanya saja sikap dongkol serta egonya membuat dirinya enggan untuk mengakui, dan berakhir hanya sosok Hinata yang menyebalkanlah yang ada.

Memandang lesu seisi ruangan yang ada. Manik saffire-nya seolah enggan untuk terfokus dan menjelih. Hanya tatapan datar serta kosong yang mendominasi.

"10 Oktober yah?" gumamnya menyadari bahwa hari ini adalah ulang tahunya. "Tidak ada yang menarik."

Diusianya yang menginjak 18 tahun ini Naruto sebenarnya sedikit iri dengan teman-temannya yang sudah memiliki pasangan masing-masing, kecuali Kiba.

Pemuda yang notabenya temannya itu memang tak memiliki kekasih, namun herannya Kiba sudah sangat sering berkencan denga seorang gadis. Mungkin saja Kiba adalah tipe pria yang hanya suka bermain-main.

"Dasar anjing sialan! Jika saja Hinata masih disini, tak akan kubiarkan dia menjadi mainanmu..." ucap Naruto menyungut mengingat jika Kiba menyukai Hinata.

Tak bisa dipungkiri. Kiba adalah sosok yang sering kali membuatnya cemburu. Berkali-kali pria itu mencoba dekat dengan Hinata, dan saat itu pula muncul rasa aneh dalam diri Naruto, hingga memunculkan sikap over pada Hinata.

Tapi Naruto juga sempat berfikir, bahwa Kiba tak akan memainkan Hinata, mengigat usaha Kiba yang seperti sangat mencintai gadis itu. Berbeda dengan biasanya yang hanya sekali tenggap dan langsung dapat, kali ini Hinata sangat diupayakan untuk bisa dimilikinya.

Kepalanya menggeleng kuat. Sebesar apa usaha Kiba, tak akan pernah Hinata ia biarkan begitu saja lari kepelukan Kiba, karena pada dasarnya Naruto sudah sadar, bahwa dirinya memiliki perasaan pada Hinata.

Kali ini ia memasuki kamar. Enggan untuk sekedar beraktifitas, mungkin bermalas ditempat tidur tidak buruk pikirnya.

•••

Tepat jam 8 malam bola mata sebiru lautan itu menampakan diri. Mengerjap pelan dengan tangan yang melengkang mencoba membuat tubuhnya tidak kaku.

Naruto sangat terkejut, ini sudah gelap, bahkan seingatnya ia tadi tertidur sepulang sekolah, sontak saja keterkejutanya semakin menjadi kala jam kini sudah menunjukan pukul 8 malam.

"Selama itu?" gumamnya tak percaya. Bahkan ia baru tersadar jika masih mengenakan baju seragam sekolahnya.

Mencoba mengingat, otaknya berputar dan mencari secuil kejadian sebelum ia tidur. Entah kenapa hatinya gundah dan selalu menekan palungnya, hingga pikirannya dapat mencerna dan kembali memory informasi tentang Hinata yang jatuh sakit terngiang dikepalanya.

Tubuhnya terasa lemas. Terakhir kali perutnya terisi mungkin tadi saat istirahat disekolah, namun lebih dari itu bukan masalah perut yang menyerubunginya, melainkan sosok gadis yang kini bergelut seolah terekam manis pada otaknya.

Senyum manis dilanjutkan senyum miris kini merekah. Teringat pada ingatannya bagaimana hari-harinya selama ini saat Hinata mengusiknya. Dimana gadis itu datang dengan malu-malu setelah sekian lama tak bertemu lantaran terakhir kali keduanya bertemu adalah sewaktu kecil. Dan untuk pertama kalinya Naruto terpesona oleh sosok gadis mungil yang bertransportasi menjadi gadis manis yang memikatnya.

More Colorful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang