lotus

4.6K 410 33
                                    


Dia tampan,bertubuh besar, maniknya berwarna merah pekat, menatap lurus ke arahku. Dalam dan menenggelamkan.

Hidungnya mancung dan bibirnya pucat. Rambutnya biasa, hitam lebat dengan poni yang mungkin sudah seharusnya dipotong.

Kulitnya seputih bulan kesiangan.

Tampak kuno dibalut celana jeans belel model pipa dan kemeja lengan pendek yang dimasukkan.

Dan yang terhebat, kakinya mengambang. Tak menapak di lantai semen.

Sebenarnya makhluk apa itu.

"Tae, ayo! Appa sudah selesai!"

Dapat kurasakan appa tiba-tiba datang dan merangkulku dari belakang. Aku melihatnya tersenyum sambil menjinjing tas tangannya yang hitam kelam.

Saat aku kembali melirikkan mataku ke tempat parkir sepeda di sebelah pagar pembatas gedung, sosok itu masih ada.

Mengamatiku lebih tajam.

Seakan ingin mendekat tapi ragu.

"Ayo sayang! Malam semakin larut! Eomma pasti mengomel jika kau  terlalu lama berada di luar malam-malam!" Appa merangkulku, menarikku ke mobilnya.

Namun aku bergeming, langkah appa ikut terhenti. "Ada apa?"

"Kakak itu terus melihatku, apa tidak apa-apa jika aku menemuinya sebentar, appa?"

Appa terlihat terkejut. Jelas terlihat dari pupil matanya yang mengecil. Lalu ia menoleh, mengamati sekitar kami yang sepi. Sekarang jam sepuluh malam dan daerah perkantoran appa benar-benar sudah sepi.

Appa meraih kedua pundakku, lalu menatapku lembut seperti biasanya.

"Kita pulang sekarang ya? Eomma sudah menunggu!"

Ia usap kepalaku sayang. Terlihat tenang, tapi bola matanya tak juga berhenti bergerak gelisah.

Aku menoleh sekali lagi menatap sosok itu.

Masih ada. Sama seperti tadi, diam bergeming tak bergerak.

Lalu aku mengangguk. Appa mendesah lega dan menggandeng tanganku dengan tangannya yang bebas menuju mobil.

.

Dua hari. Cukup lama mengingat aku belum pernah memikirkan sesuatu hingga selama ini.

Sudah bertahun-tahun lalu sejak malam itu. Namun dia kembali lagi.

Kali ini melalui mimpi. Masih dengan mata semerah darah dan wajah sepucat kertas.

Aku tak tahu kenapa tiba-tiba kembali teringat sosok yang kutemui sepuluh tahun silam. Tapi ada sesuatu yang mengganjal dalam otakku. Firasatku selalu kuat akan suatu mimpi. Apalagi jika mimpi itu sangat mengganggu.

Dan semua terjawab sudah.

Sosok itu kembali lagi. Berdiri di parkiran sepeda gedung kantor appa.

Lama aku tak ke kantor appa, sekalinya kesini malah bertemu makhluk seperti itu.

"Tae, ayo! Kenapa berhenti?" Appa memanggil.

Sekarang baru pukul delapan. Appa mengajakku mampir ke kantor mengambil barangnya yang tertinggal setelah ia menjemputku dari sekolah.

"Bolehkah aku menunggu diluar saja? Lagipula diluar masih ramai."

"Ya ... baiklah! Tapi jangan kemana-mana! Appa hanya sebentar!"

Aku mengangguk dan appa meluncur pergi setelah mengusap kepalaku.

Aku mengamatinya hingga ia menghilang dibalik pintu kantor bersama seorang satpam.

Setelah appa benar-benar pergi aku berjalan ke arah parkiran sepeda. Berhenti beberapa meter dari sosok itu berdiri. Atau melayang. Terserahlah.

"Siapa namamu?"

Ff KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang