surga

4.7K 350 27
                                    

Awas typo~


Kim Taehyung yang selalu pertama memulai di antara keduanya.

Tak ada satupun orang yang mengerti pasti apa yang ada dalam kepalanya. Isi kepala bersurai sewarna dahan cemara tua itu begitu rumit. Terkadang unik, nakal, menggelitik akal, nyetrik dan tak terprediksi.

Seakan semua hal masuk dalam otaknya yang tak lebih besar dari sebuah bola sepak tanpa disaring terlebih dahulu, diolah sekejap dengan kernyitan kecil di dahi, dan berubah menjadi untaian kalimat tanya yang mudah di mengerti namun sulit di jawab.

Jungkook sudah menemaninya sejak mereka masih sama-sama tak bisa membedakan apa itu anjing apa itu ayam. Ia tumbuh bersama pertanyaan-pertanyaan kecil yang terlontar dari bibir sintal Taehyung. Berkembang bersisian rasa ingin tahu Taehyung yang meluap-luap, lebih sering di luar nalar.

Jungkook bukanlah pemuda pintar ber IQ tinggi. Tidak juga jenius yang lahir dengan ilmu dalam genggaman tangannya. Ia tak langsung tepat menyebut A adalah A dan B itu B. Tapi Jungkook terus berusaha menjawab segala pertanyaan pemuda manis sebelah rumahnya itu dengan seluruh kemampuannya.

Baginya pertanyaan Taehyung salah aatu yang terpenting dalam hidupnya, karena Jungkook sadari, semua pertanyaan-pertanyaan Taehyung mau tak mau membuatnya mempunyai pemikiran sendiri. Membangun sosok Jungkook sedikit demi sedikit hingga saat ini.

Seperti hari ini, sama dengan ratusan atau ribuan hari sebelumnya, Taehyung yang pertama memulai dengan sebuah pertanyaan. Mereka duduk berdampingan di pinggiran tanah kosong bekas taman lansia.

Ilalang tumbuh cukup tinggi tapi mereka sudah mempunyai tempat sendiri yang cukup bersih di bawah pohon rindang dengan sobekan selebaran memenuhi batangnya yang besar dan kasar. Meranggas tak terawat.

"Menurutmu, apa setiap orang akan bertemu kembali di surga?"

Hari itu cukup panas mengingat baru saja masuk bulan Juni. Matahari sangat terik, Taehyung dan Jungkook memutuskan istirahat di tempat rahasia mereka setelah bersepeda mengelilingi kota sejak pagi. Sambil menggenggam es potong masing-masing duduk berselonjor mendengarkan sayup-sayup suara angin dan jangkrik berderik tersembunyi di dedaunan.

Jungkook mengelap rambutnya yang basah menutupi kening, menyibaknya ke atas.

"Tergantung, kupikir tak semua orang berkesempatan masuk surga,"

Jungkook menyesap es potong rasa coklatnya sambil mengamati jejak jet yang melintang di langit. Tinggi. Panjang membelah angkasa.

"Selain surga masih ada neraka."

"Kau benar,"

Taehyung menggigit ujung es strowberrynya yang mulai leleh. Jungkook mengernyit ngilu sendiri melihatnya.

"Hanya orang-orang baik yang akan masuk surga, sisanya, yang berhati busuk akan abadi di neraka!"

Jungkook berucap. Maniknya kembali beralih ke hamparan langit luas. Menerawang hingga ke baliknya.

"Seperti para penjahat," Taehyung menyahut.

"Ya, dan koruptor," Jungkook mendengus geli. Berpikir betapa melankolis mereka kali ini.

"Tapi, jika tidak ada neraka, apakah semua orang akan bertemu lagi di surga?"

Lagi Taehyung bertanya. Bibirnya mencebik kesal saat esnya begitu cepat meleleh dan menetes mengotori celana jeans selutut yang ia kenakan. Membuat noda oval yang cukup mencolok.

Jungkook berdengung pelan, alisnya yang hitam dan tebal berkerut seakan bisa bertaut. Lalu ia berucap,

"Mungkin tidak. Kudengar setelah manusia meninggal mereka akan mendapat kehidupan baru, meninggalkan segala urusannya di dunia. Semuanya akan dimulai dari nol kembali. Dengan ketenangan, tanpa keburukan lagi!"

Ff KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang