hujan

4.9K 347 10
                                    

Awas typo...


Ada banyak hal yang bisa orang gambarkan dalam hujan.

Misalkan; rintik air yang turun susul menyusul, awan gelap yang menggantung samar di angkasa, udara basah dan lembab, suaranya yang bergemerisik dan aroma khas yang ditinggalkan, petrichor.

Terkadang hal-hal mengerikan juga ikut menyertai. Seperti petir dan halilintar. Suaranya yang menggelegar. Angin yang bertiup menggoyang ranting-ranting pohon serta pemadaman bergilir. Gelap.

Namun bagi Taehyung hanya ada satu hal yang menggambarkan hujan. Setidaknya semenjak musim panas tahun ini.

Bagi Taehyung adanya hujan mendatangkan satu hal, pemuda asing di teras tokonya.

Pemuda itu selalu datang berteduh di selasar toko serba ada milik keluarga Taehyung. Sore, sekitar pukul empat sampai lima.

Taehyung selalu melihatnya, bagaimana pemuda itu datang dengan tergesa-gesa dari tempat pemberhentian bus yang berjarak sekitar lima meter dari pintu toko, mengibaskan rambutnya yang sedikit basah, dan berakhir berdiri menatap langit sambil menggumamkan sesuatu.

Kesan pertama adalah asing. Lalu menarik.

Taehyung tak munafik, ia akui pemuda itu berparas rupawan. Wajahnya tampan dan tubuhnya, Taehyung perkirakan sedikit lebih tinggi darinya jika mereka berdiri bersisian.

Awalnya Taehyung kesal saat ia harus menunggui toko selama liburan kali ini. Biasanya, di tahun-tahun sebelumnya, ia masih bebas bermain dengan teman-temannya. Sekedar bermain bola di pinggir sungai atau bersepeda ke pinggiran kota. Kadang juga mereka menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk curhat, melakukan taruhan konyol atau bermain game online di warnet saat mendapat uang saku.

Untuk tahun ini Taehyung hanya bisa menggeleng pasrah saat teman-temannya datang menghampiri. Ibu dan ayahnya pergi ke kampung halaman menengok bibinya yang baru melahirkan. Membuat Taehyung terpaksa menjaga toko bersama seorang pegawai sendirian.

Taehyung pikir itu sedikit lebih baik daripada menghabiskan hari libur tanpa sinyal internet. Meski tak terisolir Taehyung ingat betul kampung halaman ibunya benar-benar mempunyai jaringan sinyal yang payah.

Dan Taehyung pikir semuanya bertambah baik sejak pemuda itu datang di dunianya.

Letak meja kasir yang dekat pintu masuk memudahkan Taehyung mengamatinya diam-diam. Taehyung sering, mungkin sudah lima atau enam kali mengintipnya dengan sengaja dari balik jendela. Menutupi wajahnya dengan majalah lama atau berpura-pura mengepak barang.

Pemuda itu tampak rapi dengan kemeja dan celana jeans. Selalu seperti itu. Dia juga membawa tas ransel di punggungnya.

Taehyung bisa saja menawarinya payung lipat yang ia simpan di balik meja kasir. Itu miliknya dan dia punya beberapa. Tapi ia tak ingin melakukannya, ia tak mau.

Melihat pemuda asing itu seperti hiburan tersendiri bagi Taehyung. Jadi, di hari ke delapan ia berjaga di toko, ia memindahkan sebuah bangku panjang di depan toko. Hoseok, pegawai ibunya sampai bertanya mengapa Taehyung melakukan hal aneh seperti itu. Taehyung hanya menjawab ingin sesekali duduk di sana dan mengamati keramaian jalan. Bosan katanya.

Padahal dalam hati Taehyung berharap, hujan akan turun lagi sore itu. Membawa pemuda itu kembali dan Taehyung akan memastikan pemuda itu tak kecapekan karena harus menunggu hujan reda sambil berdiri.

Benar saja. Hujan turun sekitar pukul dua. Tidak deras tapi tak bisa di sebut gerimis. Langit berwarna kelabu tertutup awan. Memperlihatkan jika hujan akan lama tak berhenti.

Taehyung sudah bersiap di belakang kasir. Membaca majalah kuno dengan alunan lagu barat memenuhi ruang toko. Matanya tak bisa berhenti melirik-lirik pemberhentian bus, juga jam dinding di atas rak roti yang entah mengapa terasa lama sekali berdetak.

Ff KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang