Twenty Five

2K 56 1
                                    

"ERIK! Cepat Cepat Cepat! Tangkap bolanya Fokus!!" teriak sang pelatih basket menggema disetiap sudut lapangan.

"Fokur rik!" sekali lagi teriakan itu terdengar lebih tegas, "Ozy bereskan ini. Istirahat! Latihan dimulai 1jam lagi" semudah itu berkata layaknya raja. Memang pelatih kali ini menekankan kedisiplinan lebih kepada pemain.

"njir lo kenapa rik? Latihan lo gabagus kali ini" Bastian mengambil posisi rebahan di kursi pemain sambil mengusap keringat dilehernya.

"gila! Bisa gila kalo gue latihan nonstop minggu ini Bas, cape gue lelah men" diikuti Erik yang menormalkan nafas memeguk air mineral sampai habis taktersisa.

"Rik ini surat dispen lo besok, Bas lo juga dapet nih" Ozy berdiri membungkuk menyerahkan dua lembar amplop putih panjang.

"serius njir? Gue nolak kiamat ganih?" serga Erik membalik-balikan amplop itu meniliti tiap tulisannya.

"alay nyet bahasa lo" satu peliting mendarat dari Bastian.

"gue pensiun dua bulan lagi, lo pada yang bener latihan" Ozy ikut duduk di antara keduanya membereskan bagian barang miliknya ke tas hendak pergi.

"lo mau kemana?" tanya Erik di angguki oleh Bastian pula.

"jalan sama cewek gue. Ngiri lo? Cari cewek lo!" jawabnya selengean sombong.

"anjrit najong lo nyett" rutuk Erik takkalah selengean.

"brani lo sama gue? Gada kapok lo, gue gibas juga sama karate gue haha" cengesnya bergaya ala pesilat gadungan.

"tuh tuh cewek gue tuh zy!" tunjuk Erik dipintu masuk aula lapangan ini.

"nyet! Itu cewek gue tolol" Ozy terkekeh melihat gadis yang melambai tapi malah dilambai balik oleh Erik nyatanya gadis itu pujaan hatinya, dipeliting langsung kepala Erik.

Bastian malah menikmati tontonan gratis ini dihadapannya, dilihatnya Erik mulai memanggil nama cewek yang katanya gebetan Ozy.

"gue cabut ya, rada telat paling sini lagi. Bas tuh Iza nungguin lo juga tuhh.." ditunjuknya Iza sedang berada didepan pintu berbincang singkat dengan cewek calon kaka ipar kalo kata Ozy bilang.

"lah ga lucu gue sendiri disini dong?" wajah Erik merengut.

"jomblo si lu" kata terakhir dari Ozy mengakhiri perdebatan konyol sebelumnya.

Dikejauhan beberapa meter Ozy bertemu Iza sang adik kandung tercinta satu-satunya, elusan singkat dari Ozy padanya yang berlalu menempelkan pipinya ke pipi Iza dibalas rengekan akibat keringat disekitar wajahnya masih menetes. Lucu. Bastian teringat selalu menggoda Chealsy seperti itu, mungkin pernah lebih parah.

"halo sayaanggg" Bastian merangkul bahu Iza genit dilirik Erik yang sangat memelas kesepian.

"iih lo bau Bas, kringet lo nempel nanti dibaju gue" rengek Iza melepas rangkulan dengan rasa jijik.

"kok gitusi sama cowo sendiri?" wajah cemberut Bastian, ledekan Erik siap menerpa.

"mending sama gue za!" Erik melebarkan kedua tangannya siap memeluk.

"lo juga bau Erik!" pelotot Iza tajam.

"kantin yok!" ajak Bastian menarik lengan Iza keluar menuju kantin langsung disusul Erik yang pasti mengintil dibelakang.

"lo maen hp mulu, lagi ngapain si?" di ambilnya hp Iza oleh Erik asal.

Ngik. Ngik. Suara itu terdengar seperti suara bengek. Menampilkan satu benda berbentuk segitiga tumpul gendut kecil, bermata dua belo, dan bibir tipis. Permainan baru jaman sekarang.

Tears of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang