Memetik sepotong ayat dari buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wick;
"Dengan surat, kita lebih bebas mejelaskan perasaan"
Sini aku titipkan butir butir yang tak bisa diukir bibir;
Sungguh rasa yang pernah kau hadirkan masih sama, dan riaknya masih keras, masih bebas, di setiap sel sel darah yang mengalir masih berzikirkan nama kamu.
Dan nafas nafas yang aku atur diterjemahkan sebagai keinginan aku untuk terus bersama kamu, walau sering nafas tidak pernah aku telitikan. Setujulah dengan masa yang tidak aku endahkan bila adanya kamu.
Senyum senyum yang aku gariskan bertatu nama kamu. Andai bibir ini bisa berbicara, nyata bingitlah hari hari aku dengan rayuannya menjerit dan meneriak rindunya terhadap kamu.
Maaf sayang, jika seringkali aku buntu untuk memulihkan keadaan, tapi sungguh tidak pernah sedetik terlintas untuk hidup tanpa kamu; maka sentiasalah hadir kerana sesungguhnya diri ini telah aku rumahkan untuk kamu--
Yang memanzilkanmu,
![](https://img.wattpad.com/cover/52321183-288-k256944.jpg)
YOU ARE READING
Coffee Beans
RandomDemi semua biji kopi yang telah aku hancur dan proseskan, cuma kamu yang aku simpan elok elok untuk aku sendiri.