Rumah Pohon dan Pertunangan

448 38 0
                                    

"Itachi! Apa kau tahu di mana Sasuke?" seorang perempuan dengan gaun sepanjang lutut berwarna ungu gelap bertanya dengan wajah panik pada seorang laki-laki dengan kemeja biru yang sedang berjalan menuju pintu dapur.

"Hm? Sasuke hilang lagi?" ujar Itachi santai, seolah-olah yang dikatakannya barusan bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

"Ya, Sasuke menghilang setelah tadi kutinggalkan sendirian di kamarnya. Kupikir dia butuh waktu untuk sendiri. Tapi setelah aku kembali untuk melihat keadaannya, dia tidak ada. Aku sudah mencari kemana-mana, tapi anak itu tidak terlihat sama sekali," wanita itu menjelaskan sambil berusaha menahan rasa amarahnya yang mulai mendidih.

"Sudahlah, Okaa-san. Aku yakin dia masih di sini, di rumah ini. Biar nanti kucari, ya. Okaa-san ke tempat Sakura saja, sepertinya dia sedang gundah, mungkin gugup. Tidak usah khawatir dengan Sasuke, ya?" ucap Itachi sambil tersenyum.

Wanita yang bernama Mikoto tersebut mulai tenang karena perkataan Itachi. Ia akhirnya menghela napas lelah dan berkata, "Baiklah, kuserahkan Sasuke padamu, Itachi. Ingat, acaranya akan dimulai 30 menit lagi, dan dia tidak boleh terlambat."

"Iya, iya. Okaa-san tenang saja. Sasuke tak akan terlambat. Aku janji," ujar Itachi.

Naruto yang sedang duduk di kursi tepat di samping pintu masuk dapur sambil meminum jus jeruk miliknya dengan jelas mendengarkan pembicaraan keduanya. Dan Naruto tahu Itachi tak akan menemukan Sasuke di sudut manapun di mansion milik Uchiha tersebut.

Memikirkan hal tersebut membuat Naruto langsung beranjak pergi dari tempat duduknya, meletakkan gelas kaca mahal yang sudah kosong di meja di dekatnya, berjalan keluar dan menyusuri trotoar di depan rumah tersebut. Ia memasuki sebuah taman di mana salah satu sisi tamannya berbatas langsung dengan sebuah kawasan hutan mini buatan. Dengan yakin Naruto memasuki kawasan hutan itu, menuju sebuah pohon besar dengan rumah pohon kecil dan sederhana, memanjat naik dengan bantuan kayu-kayu pendek melintang yang saling sejajar pada batangnya, dan memasuki rumah pohon.

Seseorang sedang duduk di sebuah bangku kayu sederhana sambil memandang keluar melalui sebuah jendela. Kaki kirinya didekapnya mendekati tubuh dinginnya, dan lengannya dibiarkannya menggantung santai di atas lutut kakinya yang terangkat, dinding kayu yang polos tepat di kanan tubuhnya. Sosok itu mengenakan setelan dari pakaian resmi, berupa baju kemeja berwarna merah gelap, dengan dasi hitam yang bergelayut longgar di kerah bajunya, sebuah jas hitam dibiarkan begitu saja tergeletak tergantung di tepi jendela di hadapannya. Entah ia sadar atau tidak akan kehadiran Naruto yang muncul melalui bagian bawah lantai rumah pohon itu.

"Hehh, di sini kau rupanya. Kau tak pernah berubah, teme," ujar Naruto setelah berdiri tegak sepenuhnya di bagian dalam rumah pohon itu. Suaranya membuat sosok itu—Sasuke—menoleh, rupanya tak menyangka akan ada orang yang menemuinya di tempat itu. Namun setelah melihat sang pemilik suara, ia menghembuskan napas. Entah karena rasa lega karena orang itu adalah sahabatnya sendiri, atau karena rasa lelah hatinya, tempat ia menahan setumpuk perasaan tak tersampaikan pada pemuda yang baru saja menemukannya.

"Hm?" Naruto menaikkan sebelah alisnya bingung. Sasuke tampak sangat berbeda dari biasanya. Tidak, bukan berbeda, pria di hadapannya sepertinya memang bukanlah seorang Sasuke yang sebenarnya. Pemuda di hadapannya, alih-alih membalas perkataannya, justru mengalihkan kembali pandangannya menuju ke langit di luar jendela. Tatapannya begitu sendu, seolah kehidupannya sudah hilang dibawa angin dingin pengantar hujan. Naruto pun berjalan perlahan mendekati sang Uchiha.

"Hei, Sasuke," ujarnya sambil terus melangkah tenang.

Tak ada jawaban. Bahkan seluruh tubuhnya bergeming, sosok pemuda bermata gelap itu.

Mendung MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang