Badai Salju dan Penyesalan

345 26 0
                                    

Hari itu hujan salju mendera kota Konoha tanpa ampun. Angin bertiup miring dengan kecepatan yang menghantam setiap permukaan dengan keras. Semua penduduk mengungsi di balik perlindungan tembok-tembok tebal, menghindari bahaya yang dibawa serta oleh cuaca buruk. Hanya segelintir kendaraan yang masih lalu lalang di jalan beraspal, berkendara dengan konsentrasi ekstra dengan harapan segera sampai ke tujuan. Awan kelabu pekat di langit bagaikan bentuk kobaran marah sang langit, menjatuhkan saljunya dengan kasar dan tak kenal henti. Sudah satu jam sejak badai bermula, dan tak terlihat akan berhenti dalam waktu dekat.

Tapi Sasuke tidak peduli.

Ya, pria dewasa itu seperti pengemudi gila di tengah alam yang sedang mengamuk, menantang sang topan untuk berani menghentikannya di tengah jalan. Banyak hal yang menghambatnya, banyak waktunya yang terbuang di perjalanan. Sudah dua kali dia menerobos lampu merah, membelok tajam berulang kali, menyerempet banyak kendaraan di jalan, hampir menabrak tepat ke arah truk pengangkut barang sekali, dan ban mobilnya menggores aspal dengan sudut berbahaya hingga tak terhitung jumlahnya.

Kepala Sasuke terasa berputar-putar, rasa sakit yang tak tertahankankan menghantam tengkuknya. Matanya serasa berkunang-kunang akibat kelajuan kendaraannya yang mengaburkan pemandangan, belum lagi salju yang menampar kaca mobilnya. Kulitnya diselubungi udara dingin membekukan akibat sebagian angin yang berhasil menelusup masuk melalui celah-celah mobilnya, ditambah dengan pakaian yang sama sekali tak disarankan untuk musim dingin. Tangan serta kakinya menggigil, bergerak sepenuhnya karena ketetapan hatinya untuk satu tujuan. Bibirnya bergetar hebat, berbisik dengan suara yang hampir tak terdengar, mengucapkan tanpa henti hanya satu kata—tepatnya satu nama.

"Naruto, Naruto, Naruto, Naruto, Naruto, Naruto—"

...

...

...

Ckiiiiiitt...!

Suara ban yang direm memekik, bergeser di atas aspal dengan meninggalkan bekas dan terdengar nyaring menembus badai saat Sasuke hampir saja melaju tepat ke arah sebuah sedan dari arah berlawanan. Kedua mobil menghindar sepersekian detik sebelum bertabrakan, meskipun ada kemungkinan bahwa keduanya meninggalkan jejak goresan di badan mobil yang sempat berhimpit.

Mobil Sasuke sempat berputar tak terkendali, sebelum akhirnya berhenti dengan hentakan keras, menyebabkan sebagian massa tubuhnya terdorong ke depan. Kepalanya menghantam setir mobil dengan keras, menyebabkan sakit di kepalanya bertambah empat kali lipat dari yang sebelumnya. Pening dan perih serta panas mendominasi kepalanya yang kehilangan orientasi bumi untuk beberapa saat. Napasnya memburu tak karuan, dadanya terasa sesak, dan pandangannya berbayang. Ada darah yang mengalir dari kepalanya yang terbentur, tapi Sasuke tak menyadarinya.

Saat ia mengingat akan tujuan asalnya, dia langsung memaksa dirinya untuk kembali bergerak, mengantarkan dirinya sendiri ke sisi seseorang yang sedang memenuhi benaknya. Rasa takut mengeram dalam dirinya, dan pikirannya kacau dihantui penyesalan.

'Naruto, Naruto, Naruto, Naruto.'

...

...

...

(Lihat akibat perbuatanmu, Sasuke. Kau menyesal, bukan?)

...

...

...

'Naruto, Naruto, Naruto, Naruto, Naruto—'

Mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi, mengantarkannya sampai ke tempat tujuannya dengan waktu rekor tercepat yang pernah ada di Konoha. Ia telah sampai di Rumah Sakit Konoha.

Mendung MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang