B

333 34 14
                                    

" Ini kamar atau apa sih?! berantakan sekali, kakak
   tidak mau tahu.Nanti kau harus bla..bla..bla... "

    Ck, Bryan memarahiku lagi.Disuruh inilah, disuruh itulah, lama-lama telingaku bisa berdarah lagi -__- namaku Brandon, walaupun Bryan adalah kakakku aku tidak sudi memenggilnya dengan sebutan kakak. Kedua orangtua kami meninggal dalam kecelakaan saat kami masih berumur 10 tahun.Tetapi tidak ada yang mau merawat kami, dasar manusia jaman sekarang.

" ....Kau mengerti Brandon? "

" Hn "

" Baiklah, kakak mau belanja dulu. Kamar ini harus
   sudah bersih saat kakak pulang. "

Brak!

    Kakakku membanting pintu kamarku.Aku berjalan ke arah kasur dan berbaring di atasnya.

" AAARRRGGGGHHHHHHH!!!!!!!! "

    Aku berteriak frustrasi, kebiasaanku kalau habis dimarahi.Kenapa mereka harus marah sih? diberitahu baik-baik juga bisa kan? apa mereka tak bisa menahan amarah mereka?! bila aku mengingat nasehat kakakku, yang di kepalaku hanya ada kata 'bla...bla...bla...' malas aku!

    Aku melirik ke arah meja kecil di sampingku, ada sebuah pisau dapur yang lumayan besar di sana.

" Bagaimana ini bisa ada di sini? "

    Aku memandangi pisau yang tengah kugenggam saat ini, pisau itu sangat berkilau, tajam, dan panjang.Tanpa sadar aku menyeringai jahat, entah apa yang merasuk ke pikiranku.

Knock Knock

" Brandon, apa kau dompetku ada di kamarmu? "

Pas sekali! kakakku belum pergi

" Ada, masuklah " jawabku

    Aku bersembunyi di belakang pintu dan mendengar pintu kamarku dibuka perlahan, kakakku masuk dan berjalan ke tengah kamarku.Perlahan aku mendekati kakakku dan kutusukkan pisau di perutnya dari belakang.

" B-Bran- "

" Bla... Bla... Bla... tak usah marah lagi ya.... "

Aku mencabut pisauku

Bruk!

    Kakakku jatuh, kemudian ia telah tiada.Dengan darahnya, aku menulis sesuatu di dinding.

4 months later....

" Diberitakan, ada seorang pemuda yang telah dibunuh
   4 bulan yang lalu.Mayatnya ditemukan... "

    Aku menonton berita di sebuah bar.Hah...setelah sekian lama ternyata mayatnya ditemukan juga.Aku telah menjadi buronan para polisi, aku tidak mengerti kenapa mereka memburuku.Bukankah aku telah membebaskan orang-orang dari para 'monster pemarah' itu.

    Aku mengecat rambutku dengan warna biru, dan memakai lensa biru.Pakaianku juga serba biru, hoodie biru, jeans biru, dan sneakers biru.Bahkan pegangan pisauku warna biru.Intinya aku serba biru.

Bila kau bosan dimarahi
Ucapkan saja
'Bla... Bla... Bla...'

-Blue


Alphabet Kill [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang