13. Break?

3K 267 25
                                    

"Gue gak bawa mobil. Jadi gak apa-apa kan kalau pake motor?" Ucap Ray.

"Gak masalah sih gue, tapi.." (nama kamu) menatap ragu Ray. Bukan masalah Ray mengantarkan pulang dirinya menggunakan motor, tapi masalahnya dia sendiri sudah berjanji pada Iqbaal akan menjauhi Ray.

"Kenapa? Santai gue bakal anterin lo dengan selamat. Lagian Iqbaal juga kan yang nyuruh gue anter lo?" (nama kamu) mengangguk.

"Nih pake helmnya. Tenang gue juga ga bakal main-main sama lo,bukan karena gue takut sama Iqbaal, tapi lo beda." Ucap Ray setelah memberikan helm kepada (nama kamu) dan menaiki motornya. Meninggalkan (nama kamu) yang mematung berusaha mencerna apa yang di ucapkan Ray tadi.

"Yaelah si pea malah diem. Ayo woy buruan." (nama kamu) menggunakan helm itu dan naik ke motor Ray dengan membonceng. (Ngerti kan?)

"Maksudnya apaansih?"

"Yang mana?" Tanya Ray.

"Yang lo bilang tadi, gue beda?" Pertanyaan (nama kamu) pun terbawa angin. Karna nyatanya Ray tidak menjawab lalu melajukan motornya.

***

Ari duduk dengan perasaan tak sabar, menunggu seseorang yang sangat berbahaya baginya, namun ia tengah membutuhkan orang tersebut untuk melancarkan segala rencananya.

Terdengar sebuah pintu terbuka, dan keluarlah seorang polisi bersama satu tahanan yang wajahnya sudah lama tak terlihat. Deva.

Deva terkejut saat mendapati bahwa Ari lah yang hari ini datang menjenguknya.

"Ada angin apa lo kesini? Jauh-jauh dari Jakarta kesini? Lo kangen gue?" Kata Deva.

"Ck. Kenapa type berandalan adalah type orang yang ke-pd-an," Tukas Ari.

"Ga usah kebanyakan bacot dan bilang aja apa yang lo mau sekarang," Ucap Deva.

"Lo gak mungkin jauh-jauh kesini dengan percuma kalau lo ga mau apa-apa dari gue." Lanjut Deva.

Ari menjentikkan tangannya.

"Cerdas juga psikopat ini. Tapi kenapa lo ada di penjara serendah ini, harusnya lo di isolasi, atau dimasukkin ke RSJ, lo kan berbahaya." Ucap Ari.

"Kebanyakan bacot. Gak mutu!"

"Sekarang lo bilang gue ga mutu, tapi bentar lagi lo bakal berterimakasih sama gue." Ucap Ari.

"Gue mau ngasih tau lo, hari ini lo bakal bebas." Lanjut Ari. Deva menatap Ari tak percaya.

"Lo serius?" Ari mengangguk.

"Gue bebasin lo,"

***

"Sorry, gue harus jenguk mama gue dulu. Lo gak papa kan gue bawa kesini?" Kata Ray pada (nama kamu).

"Mama lo ada disini? Jadi pengurus?" Tanya (nama kamu) sembari membaca papan nama di depan sebuah rumah sederhana bercat putih itu.

'PANTI ASUHAN MELATI'

Ray menggeleng.

"Mama gue tinggal disini." Kata Ray. (nama kamu) terkejut.

The One // IDRWhere stories live. Discover now