3. Leave you?

196 14 0
                                    

Yeay, ketemu lagi kita 💞 mohon kritik nya guys kalo ada  bahasa yang kurang berkenan. Thankyou 😘 selamat membaca 📖

❤❤❤

Seminggu sudah aku menghabiskan liburanku disini. Sebenarnya masih ada waktu sekitar satu bulanan lagi, tapi aku harus segera pulang untuk mengerjakan beberapa tugas kuliahku.

Siang ini, aku kembali menginjakkan kakiku di kota kelahiranku. Sungguh berat kakiku meninggalkan kota dimana setengah hatiku tertinggal disana. Aku melangkah perlahan menuju ke arah mobil jazz merah yang ada diparkiran. Kulihat ibuku tersenyum saat melihatku. Aku pun membalas senyumnya, lalu berlari kearahnya, mencium punggung tangannya lalu memeluknya erat. Ku sembunyikan kepalaku di dadanya. Ia hanya membelai kepalaku lalu mengajakku masuk ke mobil.

"Selamat datang kembali di kota kelahiran!!" teriak kakakku ketika aku baru saja menutup pintu mobil. Dia menarikku kedalam pelukannya dan mencium pipiku berulang-ulang.

"Ish! Stop, kak. Lebay deh" aku melepaskan diri dari pelukannya

"Kakak kangen kamu,dek. Kamu disana sibuk banget ya sama Adit! Sampe nggak ngasih kakak kabar! Fix! Kakak ngambek!" dia berbalik memegang kemudi mobilnya.

"Yaudah! Ngambek aja! Lumayan oleh-olehnya bisa di pake sendiri!"

"Adek bawa oleh-oleh? Mana-mana?"

"Dihh, balik dulu dong."

Dia mendengus kesal. Tapi tetap berbalik dan melajukan mobilnya menembus jalan raya.

Ini merupakan hari pertamaku kembali ke kota ini, tapi entah mengapa aku merasa tak enak hati meninggalkan Adit disana. Ada sepercik rasa khawatir yang menyelimuti relung hatiku sejak kemarin. Bayang-bayang Adit selalu menari di kepalaku. Suaranya selalu terngiang di telingaku. Entah mengapa aku sangat ingin merengkuhnya, membawanya masuk kedalam pelukku saat ini.

Raditya! Otakku terus mengulang memanggil nama itu. Aku merasa ada yang tak beres padanya, tapi aku pun tak tahu apa.

Sesampainya dirumah, aku meletakkan oleh-oleh yang ku bawa di sofa single yang ada diruang tamu. Lalu aku melangkahkan kakiku gontai menuju ke kamarku. Aku terduduk di ujung tempat tidur. Kembali ku putar memori kebersamaanku dengannya seminggu belakangan ini. Mencari-cari kejanggalan yang membuat hatiku tak enak meninggalkannya disana. Tak ku temukan satupun  hal yang mencurigakan dalam memoriku.
Hari pertama disana, dia berkunjung kerumah budeku tepat saat akan makan malam. Dengan setelan celana jeans Yang dipadukan dengan kemeja denim. Raut muka ceria yang di berikan nya kepadaku. Tak ada tang mencurigakan.

Hari kedua disana, dia menjemputku lalu kami pergi kerumahnya. Dia dengan balutan celana joger dan baju kaos cokelat. Masih dengan wajah cerianya, dan masih tak ada yang yang mencurigakan.

Hari ketiga disana, dia tak datang menemuiku, dia disibukkan dengan keadaan distro yang tengah banyak pengunjung, dilanjutkan pergi bekerja sebagai bartender di sebuah club. Aku tahu dia sibuk hari itu, dan lagi, tak ada yang mencurigakan.

Hari keempat disana, ia datang kerumah budeku sesaat setelah kami menyelesaikan sarapan kami. Dia datang dengan raut wajah lelah. Rau wajah yang nampak pucat muncul di hadapanku pagi itu. Suhu badan yang tinggi. Tiba-tiba dia memelukku dan menenggelamkan kepalanya di lekukan leherku. Tak ada yang mencurigakan kurasa.

Dear KomandanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang