PROLOGUE.

736 58 11
                                    

"Lis, bangun dong Lis. Dari tadi kebo banget sih."

"Ya maap bosku."

Lalisa keluar dari selimutnya, menatap Rosé. "Gue tuh dari semalem fangirling-an, lo tau gak sih itu Seventeen mancap banget. Gue mau nangis."

Hhh.

Susah emang kalau punya temen kos yang sok fangirling-an tengah malem padahal numpang wifi doang.

Atau yang gak punya duit.

"Ya udah," Rosé meninggalkan Lalisa.

"Oh iya, by the way aja, kemarin katanya Kak Jisoo nyariin kamu. Gak tau kenapa."

Hah?

Kak Jisoo nyariin gue?

Jedeg.

Kak Jisoo itu, senior Lalisa di padus. Ya gak usah nanya Lalisa kenapa ikut padus, padahal suara dia udah kayak rocker gitu men.

Kan, gak asik kalau dia cuma ended up jadi penyanyi yang kayak di opera gitu.

Ah, gak tau ah. Lalisa cuma ikut-ikut aja gegara dia emang gabut banget. Biasa, maba sok gabut.

🐣

"Lis, udah mandinya? Buru dong buru."

Rosé menatap jam yang terpasang tepat di atas pintu kamar mandi. Pukul 08.00. Lalisa sudah 15 menit di kamar mandi.

"LIS NGAPA SIH LO LIS."

Rosé mengetuk pintu dengan kesal.

"EVERYDAY BOOM BOOM"

"Lis jangan konser!!!"

Cekrek

Pintu kamar mandi terbuka, menyajikan seorang gadis dengan muka kucel.

"Udah mandi, Lis?"

"Belum lah. Tadi gue cuma gosok gigi doang."

Rosé mengangkat tangannya, ingin menampar pipi cewek itu.

"Berisik lo, bilang aja lo konser." Rosé menghentikan keinginannya untuk menampar Lalisa, lalu masuk kamar mandi.

"Hehe, gitu dong Rosé. Kita kan temen."

Brak!

Pintu ditutup.

🐣

hi guysss

jadi gue ceritanya tuh bikin cerita dua sisi. Part ganjil itu punya Lalisa, sama part genap buat Rosé. Mau tahu kenapa? Hehehe gak.

Stay tune yak!

Btw maap aja kalau ngupdate nya lama, qu sibuk chingu 8')

Dan aku masih newbie huhuhu :(

TWO SIDES || TEN LISA ROSÉ DOWOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang