"Keisha!!" Suara Rosa membuat Keisha terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia Mengerjapkan matanya berulang kali berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk. Keisha segera bangkit dan menuju kamar mandi yang berada dikamarnya, tak lama suara ketukan terdengar, siapa lagi kalau bukan Rosa?
"Sha bangun dong sayang" Rosa mengetuk pintu berulang kali.
Keisha melengos, "Iya Bunda ku sayang, ini aku udah mau cuci muka nanti aku turun"
"Apa? cuma cuci muka? Engga Sha kamu harus mandi, ini udah jam 8!"
"Iya Bun iya" Keisha segera masuk kedalam kamar mandi tak ingin mendengar ocehan bundanya lagi. Sedangkan Rosa kembali turun untuk melanjutkan aktivitasnya, menonton sinetron. Semua ibu-ibu pasti tak luput dari sinetron.
30 menit Keisha telah keluar dari kamar mandi ia menggunakan hotpants dan juga kaus bergambar panda, hadiah ulang tahun dari Rosa. Keisha duduk didepan meja rias nya dan segera mengeringkan rambutnya. Setelah selesai ia segera turun dan menuju ke ruang tv lalu ia langsung merebut remote yang sedang digenggam bundanya.
"Astaga Sha! Kamu ngagetin bunda ajaa" oceh Rosa.
"Bunda tuh ya dari jam 6 sampeeee jam 1 siang nanti ga bakal beranjak dari sini kalau remote nya ga aku ambil"
Rosa mencubit gemas pipi anak semata wayangnya, "kamu itu ya kalo udah omelin bunda, bawaannya bunda pengen cepet-cepet nikahin kamu sama anak tetangga"
Keisha melotot, mulutnya menganga ia tak sanggup menanggapi candaan bundanya.
"Becanda" Rosa segera meninggalkan Keisha yang 'cengo' diruang TV sambil terkekeh.
Keisha segera menggelengkan kepalanya, "Ish, Bunda apaan sih'' gumamnya sambil duduk di sofa dan hendak mengganti chanel tv sebelum teriakan bundanya yang menggema membuat niatnya terhenti.
"Sha chanel nya jangan digantii!!!"
Keisha memutar bola matanya, "Bun? Bunda tuh didapur gabakal liat juga adegan di tv nya" gerutunya.
"Kan bunda mau denger"
"Terserah Bunda ah, aku mau kekamar aja" Keisha segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju lantai dua, baru saja ia melangkahkan kakinya pada anak tangga ketiga teriakan bundanya 'lagi' membuat ia mengehentikan langkahnya.
"Besok kamu mulai sekolah ya, bunda udah daftarin kamu disalah satu SMA terfavorit di Jakarta"
Keisha memutar badannya 180°, "Hah? Langsung sekolah?"
Keisha memang baru pindah, dulunya ia bersekolah disalah satu sekolah terkenal di Bandung, karena tuntutan pekerjaan ayahnya, mereka terpaksa harus pindah ke Ibu Kota.
"Iyalah, mau kapan lagi kamu sekolah kalo ga besok?" Ujar Rosa kembali berteriak.
"Iya Bun" hanya itu yang dapat dikatakan oleh Keisha lalu kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya.
•••
Hari ini, hari Senin, hari pertama bagi Rafelia Keisha bersekolah di SMA Citra Bangsa, baru saja ia memasuki gerbang sekolah itu, beratus-ratus pasang mata melihat kearahnya. Keisha makin mengeratkan genggamannya dilengan Rosa.
"Kamu gugup?" Tanya Rosa sambil menyampirkan rambut Keisha kebelakang telinga.
"Ah?" Dengan cepat Keisha menggeleng tak ingin membuat bundanya bingung, "enggak Bun, aku cuma berusaha beradaptasi aja" ujarnya sambil tersenyum, ralat tersenyum paksa.
Rosa dan Keisha terus menyusuri koridor sampai langkah mereka terhenti disebuah ruangan bertuliskan Ruang Guru.
"Bunda kenal gurunya kok, kamu gausah gugup gitu" bisik Rosa pada Keisha, karena sedari tadi ia melihat Keisha yang nampak resah.
Keisha mengangguk.
Rosa segera membuka pintunya dan mengajak Keisha masuk, "Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab para guru yang ada disitu bersamaan.
"Eh, Ibu Rosa ya? Yang kemarin daftarin anaknya?" Salah satu kenalan Rosa menegurnya.
Rosa tersenyum, "iya ini anak saya, duh pemalu banget tolong dibimbing ya Bu"
"Ah, tenang aja. Nanti juga dia terbiasa kok"
Keisha terus mengedarkan pandangannya kesemua sudut ruang guru yang lumayan besar tak mempedulikan para 'ibu-ibu' yang membicaraknnya, sampai pandangannya tertuju kepada sosok lelaki berseragam acak-acakan disudut ruangan bersama dengan seorang guru lelaki yang sudah lumayan tua.
aku pikir cuma di Bandung ada anak-anak nakal gitu batinnya.
"Sha Bunda tinggal ya, nanti kamu dituntun sama Bu Anisa untuk masuk kelas," lamunan Keisha terbuyar karna teguran dari bundanya, ternyata seseorang yang dikenal bundanya ini adalah Bu Anisa.
"Ah? Iya Bun"
Setelah berpamitan Rosa segera keluar dari ruangan tersebut, sedangkan Keisha hanya berdiri canggung tak tau harus berbuat apa.
"Sabar ya, 10 menit lagi masuk kok nak" ujar Bu Anisa, "kamu duduk dulu disana" lanjutnya sambil menunjuk sebuah kursi kosong.
Keisha mengangguk, dan segera menarik kursi yang ditunjuk oleh Bu Anisa, dan langsung duduk. Tak henti-henti ia menggigit bibir bawahnya, demi mengusir rasa canggung.
"Siapa itu Pak? Alvaro lagi? Kenapa dia?" Tanya seorang guru yang baru saja masuk.
"Ah, ini Bu, Alvaro tadi ketahuan merokok dikelasnya" jawab seorang lelaki tua yang bersama Varo sejak tadi.
Ah, namanya Alvaro? Batin Keisha.
"Ah, udahlah Pak gausah dikasih maaf lagi, kebiasaan lama-lama dia"
"Gapapa Bu, Varo sekali lagi kamu ketahuan merokok, bapak tidak akan memaafkan kamu lagi"
Alvaro mengangguk, "Baik pak"
"Sana masuk ke kelas, sebentar lagi masuk"
Alvaro kembali mengangguk, dan menyalami guru tersebut, ia segera berjalan dengan langkah 'PD' nya tanpa peduli bahwa ia sedang dipandang semua guru dan gadis cantik yang sedang duduk didekat pintu keluar. Pandangan Alvaro terhenti begitu melihat gadis itu, yang tak lain tak bukan adalah Keisha, "Anak baru?" Tanyanya.
"Ah? Iya"
Alvaro tersenyum tipis, ia sedikit membungkuk dan berbicara didekat telinga keisha, ah tidak! Lebih tepatnya berbisik, "gue Alvaro, inget itu, lo gaboleh lupa" setelah membisikkan kalimat itu Alvaro kembali mengangkat tubuhnya dan segera pergi meninggalkan Keisha yang terdiam.
Apaan sih? Aneh banget tuh orang? Batinnya.
-------
Hai gengs :) balik lagi ama gue dhila titisan bidadari /alay najong/
Sorry banget ya buat secret admirer & strawberry malah gue unpublish, ga bertanggung jawab banget deh gue :(
udah ah itu aja .
Jangan jadi siders!1! Gasuka aku, votement jangan lupa :*Ily sehun rl 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Princess
Teen FictionRasanya Keisha ingin bunuh diri saja ketika bertemu dengan Alvaro, lelaki paling misterius di SMA Citra Bangsa, belum lagi tingkahnya yang membuat Keisha takut. Kalau saja Keisha tidak pindah ke Jakarta mungkin sekarang ia bisa hidup sejahtera tanpa...