2 - New Home

1.3K 149 6
                                    

Mingyu keluar dari mobil dan berjalan menuju ke pintu penumpang. Tapi seperti biasa, perempuan itu akan membuka pintunya sendiri dan cuek dengan tatapan Mingyu yang tampak kesal. Tapi tidak lama kemudian ekspresi perempuan itu tampak tidak mengerti lalu menatap Mingyu seolah menuntut penjelasan.

"Ini rumahku." Mingyu sudah biasa harus menjelaskan banyak hal sementara dia lebih banyak diam kecuali merasa pertanyaanya masih belum di jawab. "Oh oke, ralat. Ini rumah kita mulai sekarang."

"Kenapa?"

"Apartemen bukan tempat terbaik untuk membesarkan anak."

"Kenapa?"

Mingyu tahu pertanyaan ini akan datang kepadanya cepat atau lambat. Membuatya menghela napas dan menarik Sohye untuk melangkah menyusuri halaman sebelum sampai di depan pintu rumah.

"Aku suka desain rumahmu, tapi kamu tidak pernah berminat untuk membangunnya ataupun menjualnya pada orang lain. So yeah, I'm build it for myself."

Sohye tidak bertanya apapun lagi dan mulai menyusuri rumah ini. Hal yang pertama didatangi dan sudah ditebak oleh Mingyu adalah dapur. Perempuan ini suka memasak dan percayalah, peralatan masak di dapur apartemen Sohye setara chef profesional.

Dapur ini masih kosong--tentu saja, rumah ini baru selesai di bangun dua minggu yang lalu dan pernikahan mereka baru dua hari yang lalu--dan Sohye malah sibuk mengecek area kitchen island, pantry dan kompor yang dia buat di dua tempat terpisah.

Kalau menurut desain yang Sohye buat, ini untuk dapur bersih dan dapur kotor yang entah fungsinya untuk apa.

"Untuk apa kamu punya dua kompor, Mingyu?"

"I just follow your design."

"That's design for people who love cooking. You can't cook."

"Cook ramen can't count it?"

Sohye menghela napas dan berjalan menuju pintu dapur yang menghubungkan ke taman indoor. Di sana ada open kitchen dan juga kitchen island yang mengelilingi area memasak. Jangan tanya Mingyu kenapa ia membangun ini padahal hal yang bisa dimasaknya hanyalah ramen dan mungkin membersihkan ikan dengan baik. Ia tidak tahu dan tidak mengerti, tapi ia suka dengan desain yang Sohye.

"Untuk orang yang tidak suka memasak, ini terlalu mewah ada di rumahmu, Mingyu."

"Rumah kita," koreksi Mingyu lalu tatapan mereka bertemu.

Kenapa meskipun sudah bersahabat selama sepuluh tahun lamanya, Mingyu tidak pernah bisa mengerti apa arti tatapan Sohye kepadanya? Emosi apa yang ada di mata tersebut dan apa yang sebenarnya dipikirkan perempuan itu? Ia juga ingin tahu, karena selama ini hanya Sohye yang selalu tahu apa yang terjadi kepadanya tanpa ia harus mengatakan apapun.

"Lalu setelah ini ke mana?" suara Sohye membuyarkan lamunan Mingyu dan saat sadar, perempuan itu sudah di depan pintu yang menghubungkan green house dengan taman indoor ini.

Mingyu menjelaskan semua tempat dan Sohye tidak mengatakan apapun lagi. Tapi ia tahu kalau di dalam pikiran Sohye sekarang penuh dengan banyak hal dan desain-desain apa yang akan diterapkannya pada semua area di rumah ini.

"Sohye."

"Hm?"

Mingyu sejak empat tahun lalu menahan pertanyaan ini, tapi ia bosan Sohye tidak merespon perkataanya. "Kenapa kamu memilih untuk menjadi penulis dan bukan arsitek? Ilmumu terlalu berharga untuk tersia-siakan menjadi webtoon maker dan penulis."

"I just simply hate human."

"But you human too."

"Sadly, yes."

Mingyu hanya bisa tertawa pelan. Perempuan itu dan semua pikiran anehnya yang tidak akan bisa dipahami oleh orang-orang. Sejak pertama kali bertemu saat SMA, Sohye memang aneh dan karena keanehannya itu yang membuat mereka tetap bersahabat sampai saat itu.

Before the night Mingyu ruin her.

"Mulai besok kita pindahkan semua barang-barang kemari." suara Mingyu mampu membuat perempuan itu menoleh setelah tampaknya tenggelam dengan dunianya sendiri. Mereka sudah mengelilingi rumah dan sudah diduga, Sohye akan kembali lagi ke titik pertama mereka datang.

Dapur.

"Rumahnya bagus."

"Aku hanya mengikuti desainmu."

"Tapi aku ingin tetap di apartemen."

Mingyu menghela napas panjang. Baik, ia tahu pasti apa yang akan dikatakan Sohye selanjutnya.

"Kita tidak perlu tinggal bersama Mingyu. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Kita menikah hanya untuk memastikan anak ini punya seseorang dipanggil Ayah."

"Sohye," sebisa mungkin Mingyu tidak membiarkan emosinya keluar. "Kita menikah dan itu berarti kita harus tinggal bersama."

"Aku tidak mau."

"Aku tahu kamu benci harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tapi kamu harus mau tinggal denganku."

"Aku bisa mengurus semuanya sendirian."

"Lalu kamu berniat melanggar janjimu?" Sohye menatap Mingyu yang meskipun ekspresinya tidak begitu kentara, tatapan matanya jelas tidak suka. "Kamu bilang tidak akan meninggalkanku."

"Aku memang berjanji seperti itu."

"Then, stay with me."

"No."

Mingyu menghela napas pajang dan masih tetap berusaha agar emosinya tidak mengambil alih dirinya. Mengusap wajahnya lelah dan tatapan mereka berdua bertemu. Kalau saja kemarin ia tidak mencari artikel tentang orang hamil, mungkin sekarang Mingyu akan berteriak-teriak kesal.

Baiklah, mari coba pendekatan lainnya. Ingat Mingyu, perempuan di depanmu ini cara berpikirnya berbeda dari kebanyakan orang.

"Webtoon kamu tamat bukan?"

"Hm."

"Masih stuck untuk membuat webtoon selanjutnya?"

"Hm."

"Then make story about us."

Sohye menyipitkan matanya dan tampak tidak senang dengan usulan Mingyu. "What?"

"You hear me. Make story about us."

"You gay."

"And I'm ruin your life. Enough to be a prompt?"

Perempuan itu diam dan membuang muka, tapi Mingyu tahu sikap Sohye seperti ini tandanya dia tidak bisa memberikan alasan lain untuk melawan. Mungkin Mingyu tidak bisa mengerti arti tatapan perempuan itu kepadanya, emosi apa saja yang ingin disampaikan kepadanya.

Tapi setidaknya, Mingyu sudah bisa tahu bagaimana pola hidup Sohye. Bagaimana cara berpikir perempuan itu yang out of the box.

"Sohye," Mingyu mengulurkan tangannya. "Ayo pulang."

Perempuan itu tidak mengatakan apapun tetapi menyambut uluran tangan Mingyu. Rasa dingin yang selalu ada di tubuh Sohye sejauh Mingyu ingat membuatnya jengkel karena lupa membawakan sarung tangan. Lupa bahwa rumah yang mereka datangi masih belum dipasangi heater di semua tempat karena hari ini pekerjanya baru akan mulai memasang sisa heater tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Into You | Mingyu & SohyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang