6 - You Call It Romance

964 125 6
                                    

Mingyu tidak ada kerjaan dan jadilah mencari nama Sohye di mesin pencarian. Alisnya terangkat sebelah saat salah satu website webtoon memajang cerita Sohye menjadi cerita terbaik bulan itu.

Mengklik gambar tersebut dan baru ada 4 chapter tapi yang menyukai webtoon ini sudah hampir 100.000 orang, mengerikan juga fans Sohye. Untung Sohye pakai nama pena Rose Quartz sehingga tidak ada yang mengira webtoon yang dibaca oleh orang-orang itu adalah kejadian yang sebenarnya.


You Call It Romance

Bertemu denganmu bukanlah kesalahan. Tapi hidup bersama mungkin adalah awal kesalahan dari semuanya.


Sigh, berapa kali Mingyu harus mengatakan kalau dirinya memang pantas harus disalahkan? Tapi meninggalkan Sohye dan menjadi bajingan bukanlah hal yang ada di list hidupnya.

Membuka prologue dan saat melihat gambar chapter tersebut, Mingyu tersenyum tanpa sadar. Ada gambar mereka berdua--Mingyu jelas bisa mengenali tokoh utama lelaki di webtoon ini meskipun namanya diubah--dan potongan adegan mereka berada di dapur waktu itu.

Membaca chapter 1, Mingyu rasanya ingin menghajar dirinya. Meskipun Sohye membuat kontennya seimplisit mungkin, tapi kepalanya terasa sakit karena memaksa membayangkan apa yang terjadi. Sampai detik ini sebenarnua Mingyu tidak bisa mengingat apa tang terjadi malam itu.

Tapi ia sadar kalau pagi harinya terbangun di ranjang dalam keadaan tanpa busana dan Sohye juga dalam keadaan yang sama.

Tanpa sadar Mingyu membaca sampai chapter 4 dan penasaran apa yang akan digambar Sohye selanjutnya. Lalu ide itu melintas di kepalanya dan membuatnya menuju ruang kerja Sohye.

Maksudnya membuka komputer dan mencari file webtoon buatan Sohye, tapi saat sampai di meja kerja matanya malah tertumbuk pada sebuah amplop cokelat.

"Ini maksudnya apa?" Mingyu tanpa sadar meremas ujung-ujung kertas yang di bacanya.

"Mingyu, aku menemukan...," perkataan Sohye terhenti saat lelaki itu menatapnya marah. Membuatnya tanpa sadar melangkah mundur.

"Kenapa kamu memutuskan semuanya sendirian?!" Mingyu tidak bisa mengontrol amarahnya lagi.

Atau lebih tepatnya Mingyu marah kepada dirinya sendiri karena Sohye harus menderita sendirian hanya karena perbuatannya malam itu.

"Maksudmu apa?"

"Jangan pura-pura tidak tahu!" Mingyu membanting kertas yang tadi dipegangnya ke atas meja. "Apa maksudmu membuat perjanjian ini tanpa sepengetahuanku? Kita ini suami istri, Sohye!"

"Karena kamu pasti akan menyuruhku untuk membunuh mereka jika mengetahuinya!"

Mingyu mengacak rambutnya sementara Sohye menangis. Harusnya ia tidak menggunakan emosi saat membicarakan ini. Lihat apa yang telah ia perbuat sekarang, membuat Sohye menangis.

Bahkan selama 10 tahun mereka bersahabat, Sohye belum pernah dibuat menangis sekalipun olehnya hanya karena cara berbicara Mingyu yang cenderung kasar.

"Mianhae, Sohye," Mingyu mendekati dan memeluk perempuan itu. Bukan pelukan erat karena perut Sohye sekarang membesar dan tidak mungkin mereka memeluk seerat biasanya. "Aku ... aku marah kepada diriku sendiri. Ini semua karena aku, ini semua salahku."

"Tolong jangan katakan itu lagi. Mereka tidak bisa memilih orang tuanya, jadi jangan perlakukan mereka ada sebuah kesalahan."

Mereka terdiam beberapa saat sampai akhirnya Mingyu melepaskan pelukannya dan menghapus jejak air mata di wajah Sohye.

Into You | Mingyu & SohyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang