"Apa impianmu jika seandainya tidak terjebak bersamaku, Sohye?"
Pertanyaan itu sukses membuat Sohye berhenti menggambar di pentab dan menatap Mingyu. "Kamu mau cerai?"
"Gak! Kita baru nikah 10 hari dan aku gak bakalan pernah ceraikan kamu."
"Tapi kamu gak bakalan bahagia bersamaku. Kamu yakin?"
"Lebih baik aku menderita selamanya daripada lihat kamu yang menderita karena aku." Mingyu memijit pelipisnya karena berbicara terlalu nyaring dan emosinya naik dengan cepat. "Tolong jangan balikkan pertanyaanku dan jawab saja, Hye."
Haah, apa Mingyu punya hipertensi? Mungkin ia harus medical check up besok.
"Impianku? Kamu yakin mau tahu?"
"Hye, aku ini biar kenal kamu 10 tahun belakangan tapi gak pernah paham benar apa yang ada di kepalamu. Jadi tolong jangan kasih aku riddle buat nebak."
Sohye tidak mengatakan apapun tetapi Mingyu bisa mendengar suara derita roda dari kursi kerja Sohye dan perempuan itu mendatanginya. Bergabung di sofa panjang merah yang ada di ruangan kerja sekaligus perpustakaan pribadi Sohye dan bersandar pada bahunya.
Ini memang kebiasaan Sohye sejak mereka masuk universitas sampai sekarang kalau perempuan itu merasa bosan. Tapi sejak hamil intensitas Sohye bersandar pada Mingyu semakin meningkat.
"Aku ingin tinggal di tempat tersunyi di Bumi."
"Maksudmu Islandia?" Mingyu memastikan karena pekerjaan di kantornya bukan berhubungan dengan geologi tapi lebih kepada perhitungan ekonomi migas. "Tapi kamu kan gak tahan dingin!"
"Ada benda bernama penghangat, Mingyu."
"Tapi kamu tidak akan mau berinteraksi dengan manusia jika tinggal di sana." Mingyu searching tempat yang dimaksud Sohye dan begitu tahu geografis Islandia, dia mendengus cukup nyaring. "Sohye, kamu gak bakalan aku izinkan tinggal di sana meskipun gak nikah sama aku. Tujuh gunung api Sohye, tujuh! Kamu mau mati karena kena gempa tektonik atau kena lahar?!"
"Mingyu, semua orang akan mati."
"But if you die because the careless choice, I'm never gonna be okay."
"Why?"
"You my first best friend and always be that."
Sohye tidak mengatakan apapun dan membuat Mingyu menghela napas panjang. Suara dengkuran halus membuatnya menoleh dan lagi-lagi perempuan itu tertidur di bahunya.
Seperti sebelum-sebelumnya, Mingyu akan membawanya ke kamar dan memastikan bahwa Sohye merasa hangat. Kalau memang benar ibu hamil seharusnya merasa kepanasan kenapa setiap empat jam sekali Mingyu mengecek suhu badan Sohye selalu berada di suhu 35.4 derajat dan bukan di 36 derajat?
Malamnya, Sohye nangis dan Mingyu berusaha menenangkan perempuan itu sekaligus mengutuk film yang terputar di salah satu channel film di televisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You | Mingyu & Sohye
Fanfic"Aku hamil." dan dunia seorang Kim Mingyu berubah 180 derajat. ◾ Seulite Series #1 ◾ Alternative Universe ◾ Tagline mature for plot start: 14 Januari 2017 end: -