Chapter 1

5.2K 220 10
                                    

PRILLY POV

Aku benar-benar tak habis pikir dengan pikiran ayah yang dengan teganya menyeretku pulang ke tanah air untuk menjadi pengantin wanita menggantikan kakak, apa masih pantas ia ku sebut kakak? Setelah bertahun-tahun ia tak pernah menganggapku adik?

Penghinaan yang di lakukan keluarga sendiri membuatku memutuskan pergi dan tidak bergantung dengan mereka. Mereka yang membuatku merasakan asing, tidak betah di rumah ku sendiri dan kini mereka memaksa ku untuk menggantikan pengantin wanita yang memilih kabur demi cita-citanya.

Ku mohon, aku ingin kembali ke new zaeland untuk melanjutkan beasiswa ku di sana.

" Ini hanya untuk sementara! Ingat itu. Anggap saja ini sebagai balasan karena kami sudah sudi merawatmu selama ini! " Ketus ibu ku, tidak! Apa pantas ia ku sebut ibu?

Aku hanya diam tak menanggapi. Ingin menangis namun aku tak ingin terlihat sedih dengan apa yang mereka perlakukan padaku.

" Aku berharap anakmu cepat kembali dan aku bisa segera pergi dan aku tidak ingin berurusan lagi dengan anda! " Balas ku dengan ketus.

Siapapun tolong aku! Benar-benar menyakitkan terlahir dari rahimnya.

***

ALI POV

Aku kecewa!. Dia pergi meninggalkan ku di saat-saat pernikahan sudah akan terjadi. Untuk menutupi malu keluarga aku dengan terpaksa menerima penawaran yang di berikan oleh ayahnya, menikahi adik perempuannya yang bahkan aku tidak tahu.

Setauku mila adalah anak satu-satunya di keluarganya. Awalnya aku terkejut mengetahui fakta yang satu ini, bahkan wanita itu tidak pernah membicarakan adiknya.

Tapi wanita itu membuatku benar-benar kecewa! Putriku sudah sangat dekat dengannya bahkan sudah memanggilnya mommy. Tapi dia dengan tega meninggalkan pernikahannya demi cita-cita.

Dan kini aku sudah berhadapan di depan penghulu dan calon ayah mertuaku. Aku tau keluargaku marah dengan keputusanku, aku tau mereka terpaksa menerima keputusan ini karena hanya ini yang dapat dilakukan untuk menutupi malu.

" Apa saudara ali siap? " tanya sang penghulu yang membuatku menarik nafas panjang mencoba menyakini pilihan ini.

" Bismillah siap pak " Jawabku. Ini demi putriku, fey.

" Baik. Saya nikahkan saudara aliando syarief dengan saudari prilly latuconsina dengan seperangkat alat sholat dan dua belas kilogram emas di bayar tunai "

" Saya terima nikahnya prilly latuconsina dengan seperangkat alat sholat dan dua belas kilogram emas di bayar tunai "

" Bagaimana para saksi, Sah? " Tanya penghulu

" SAH! " sahut seluruh tamu undangan yang datang di akad

" Alhamdulillah "

Setelah selesai berdoa aku menunggu pengantin wanita yang belum pernah ku temui sebelumnya. Aku berdoa semoga wanita ini tidak buruk.

Aku benar-benar terkejut melihat istriku berjalan dengan wajah datar kearahku. Dia benar-benar cantik dan mempesona bahkan ia lebih cantik dari kakak bejatnya.

Gadis itu tersenyum. Aku tau senyum itu adalah senyum terpaksa.

Aku merasa tak enak karena menjadikannya pengantin pengganti karena kelakuan kakaknya yang kejam.

" Ali " panggil mama yang membuatku tersentak kaget karena ketauan melamun dan aku benar-benar tak sadar jika dia sudah menyodorkan tangannya untuk mencium punggung tanganku sebagai baktinya sebagai seorang istri yang pertama.

Aku pun mencium keningnya lembut dan memasangkan cincin perkawinan yang harusnya jadi milik mila.

***

Prilly Pov

Semuanya tak adil! Perasaan ku disini di permainkan oleh keluarga ku sendiri.

Aku sudah mengganti baju pengantinku dengan pakaian biasa dan aku sudah menghapus make up tebal yang membuatku risih.

Chael. Pria itu pasti tak tau jika aku di bawa paksa oleh orang-orang suruhan ayah untuk kembali ke tanah air. Bahkan ponselku saja masih tertinggal di auckland.

" Mommy mila " suara panggilan anak kecil membuatku menoleh ke ambang pintu dan mendapatkan seorang gadis kecil yang ku yakini adalah anaknya suamiku.

" Aunty, mom fey mana? " Tanyanya yang membuatku kembali merasakan sakit.

" Dia ga ada. Dia pergi mungkin mati " Jawabku singkat

" Aunty bohong! Kata oma mom fey ada di kamar ini " Jerit anak kecil itu sudah seperti ingin menangis.

" Fey, kamu kenapa sayang? " Tiba-tiba suamiku datang dan langsung menggendong putrinya. Astaga, tatapannya tajam sekali memandang ku.

" Aunty bohong kan dad? Katanya mommy mila pergi " Isak gafis kecil itu membuat ku jengah. Sebenarnya aku tak tega namun tatapan tajam sang ayah membuatku diam tak berkutik dengan wajah datar andalan.

" Ngomong apa kamu dengan anak saya ? " Tanya ali tak kalah datar membuatku menghela nafas parau.

" Saya bilang mila pergi. Benar bukan? " Aku menjawab di akhiri pertanyaan.

Pria itu terlihat mengeraskan rahangnya.

***

Author Pov

Kini prilly sudah berada di rumah ali. Bukan seperti nyonya besar kebanyakan, ali dengan teganya menaruh gadis itu di kamar dekat dapur yang biasanya di gunakan oleh pembantu dan untungnya prilly adalah gadis mandiri jadi dia menghadapinya dengan acuh.

Awalnya ali merasa kasihan dengan prilly karena gadis itu merelakan masa mudanya untuk menikah dengannya untuk menutupi gosip yang akan beredar di media.

Tapi ali jadi kesal sendiri melihat anaknya menangis karena perkataan wanita itu.

' Wajahnya datar tanpa ekspresi ' itu kalimat yang ali ucapkan saat melihat wajah prilly yang datar.

Di dalam kamar prilly mencoba memejamkan matanya namun nihil, dia tidak bisa terpejam. Di dalam otaknya, sedang merencanakan sesuatu untuk kabur ke selandia baru dan melanjutkan kembali studinya.

" Arrgh! Chael lu kemana sih? Gua butuh bantuan lu " Jerit prilly pelan.

Saat ini gadis itu benar-benar ingin melarikan diri.

Mungkin sudah terlalu lama tidak terpejam dan pikirannya terasa penuh akhirnya prilly memilih beranjak ke dapur untuk mengambil minuman, dia haus saat ini.

Di saat ia sedang menenggak air mineral ia melihat anak tirinya datang dengan wajah menunduk mungkin takut namun prilly memilih acuh. Biasanya ia akan ramah pada anak kecil tapi entah mengapa dia saat ini merasa antipati pada anak tersebut.

Mungkin saking gemetarnya fey hingga ia menjatuhkan gelas di tangannya. Prilly yang melihatpun mencoba menjauhkan fey agar kakinya tidak terkena pecahan beling tersebut namun fey yang juga terlalu takut pada prilly akhirnya menangis kencang.

" aww " ringis prilly saat kaki fey menginjak tangannya hingga beling itu tertancap cukup dalam di buku tangannya.

" Astaga fey! " Ali langsung datang saat mendengar suara putrinya menangis. Ia langsung memandang tajam prilly yang di sambut tatapan acuh tak acuh oleh prilly.

" Kamu di sakitin lagi sama aunty? " Tanya ali pada fey.

" Saya beri peringatan sama kamu, jangan dekati anak saya! Awas kalau anak saya nangis lagi karena kamu " Ketus ali lalu pergi meninggalkan prilly dan para pembantu yang tak sengaja melihat.

" Yang sabar ya nya " Ujar bi lea yang memang tau apa yang terjadi.

" Gpp kok bi. Saya kembali ke kamar ya bi " Pamit prily.

Dia adalah gadis kuat jadi tak mungkin ia menangis seperti wanita lainnya. Wajah boleh terlihat angkuh tapi siapa sangka jika ternyata di dalam hatinya ingin menangis.

Ikatan Suci Pembawa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang