Lovely Friend

1K 150 2
                                    

Pagi menjelang siang.

Kedua saudara sepupu itu sedang berada di rumah Wonwoo.
Mereka sedang bermain bersama Jeongkook.
Adik Wonwoo yang berumur 8 bulan.
Sudah bisa merangkak dan duduk, sudah tumbuh gigi satu.

Mama mereka ada di dapur.
Katanya sedang belajar membuat kue.
Ayah mereka sedang bekerja.
Kebetulan mama Mingyu hari ini libur, jadi dia bisa main ke rumah Wonwoo.

Mereka sedang menyusun puzzle, ayah Wonwoo baru membelikannya kemarin.
Sesekali memperhatikan Jeongkook yang sedang mengajak boneka beruangnya bicara.
Entah apa yang adiknya bicarakan.
Wonwoo saja tidak mengerti apalagi Mingyu.

"Anak-anak!"
Terdengar suara mama Mingyu dari dapur.
Mendengar panggilan itu Mingyu dan Wonwoo langsung berdiri dan melangkah menuju dapur.
Tapi baru beberapa langkah Wonwoo berkata. "Stop."

Otomatis kaki kecil plus panjang Mingyu berhenti.
Memandang Wonwoo penuh tanda tanya. "Kenapa?"

"Kalau kita ke dapul belsama nanti yang jaga Kuki siapa?"

Mingyu menggaruk kepalanya. Berpikir.
Memandang Jeongkook yang masih 'ngobrol' dengan bonekanya.

"Gyu jaga Kuki bial Wonu yang ke dapul."

Mingyu melotot, menggeleng tidak terima atas usulan Wonwoo. "Kenapa Wonu ke dapul Gyu jaga Kuki? Kuki kan adik Wonu."

Wonwoo toyor kepala Mingyu.
Dasar! Main toyor anak orang.
"Kalena Wonu lebih tua dali Gyu"

Mendengar kalimat itu Mingyu langsung diam.
Lalu mengangguk.
Wonwoo memang selalu menggunakan kalimat itu jika sedang menyuruh Mingyu, bertanda bahwa yang tua yang berkuasa.
Dan Mingyu juga tidak bisa berkutik apalagi protes.

Baru saja Wonwoo akan melangkahkan kembali kaki kecilnya ke dapur tapi mama Mingyu sudah menghampiri.
Jongkok di depan mereka.
Mensejajarkan tinggi.
Mengusap sayang kepala anak dan keponakannya.

"Kalian lupa ini hari apa?" Tanya mama Mingyu.

Wonwoo mengedipkan mata bingung.
Begitupun Mingyu.

Memangnya hali ini kenapa?

"Hari ini kan Soonyoung dan Seungkwan akan datang."

Ah mereka ingat!
Tadi malam papa Mingyu bilang kalau Soonyoung dan Seungkwan akan datang berkunjung.

"Gyu ingat!"
Mingyu tertawa lalu menepuk keningnya.
Wonwoo ikutan tertawa tapi dia menepuk kening Mingyu.
Tidak terima, Mingyu balas memukul lengan Wonwoo.
Terjadilah aksi pukul memukul.
Mama Mingyu tertawa lalu memisahkan mereka.

"Sebenalnya Wonu ingat, tapi gala gala Gyu jadi lupa."

Mendelik. "Kenapa gala gala Gyu?"

"Kalena Wonu jadi lupa segalanya."

Mama Mingyu dibuat bingung, ucapan keponakannya ini aneh sekali. "Kenapa Wonu lupa segalanya?"

Manyun.
Tunjuk Mingyu.
"Dia menyebalkan."

Oh terserah kau saja Wonu yaa

.

Soonyoung dan Seungkwan.
Bocah seumuran dengan Mingyu dan Wonwoo.
Soonyoung adalah sepupu mereka juga.
Rumah mereka jauh sekali.
Makanya Soonyoung jarang berkunjung.
Hanya di hari tertentu saja dia bisa berkunjung.

Seungkwan bukan sepupu mereka.
Tapi Seungkwan adalah anak dari sahabat mama Mingyu dan mama Wonwoo.
Seungkwan lumayan sering berkunjung, bersama mamanya tentu saja.
Terkadang Mingyu dan Wonwoo juga berkunjung ke rumah Seungkwan.

Mereka sama-sama aktif persis seperti Mingyu.
Seungkwan punya daya imajinasi yang tinggi.
Sedangkan Soonyoung paling bisa membuat suasana menjadi menyenangkan.

Setibanya mereka, Mingyu dan Wonwoo langsung berlari menghampiri.

"Youngie~"

"Kwanie~"

Seperti teletubies.
Mereka berpelukan, berputar-putar.

"Hamstel Gyu~"
Mingyu mencubiti pipi Soonyoung gemas.
Bocah bermata sipit berpipi tembam.
Mingyu memang sering memanggil Soonyoung hamster.

Soonyoungie milip hamstel Gyu.

"Ayo kita belmain!"
Seru Mingyu semangat.
Dijawab dengan tak kalah semangat.

"Kita main apa?"
Soonyoung bertanya.
Dia sedang berguling-guling di karpet bulu depan tv.

"Lego!" Ucap Wonwoo sembari tangannya mengangkat tinggi-tinggi lego set miliknya.

Mingyu menggeleng tanda tidak setuju.
Membuat rambut hitam lebatnya menari-nari.
"Gamau! Main lego ga selu. Lebih selu main lobot-lobotan."

"Lobot-lobotan ga selu." Kini giliran Wonwoo yang tidak setuju.

"Ah Kwanie tau!"
Seungkwan yang sedari tadi diam memperhatikan Wonwoo dan Mingyu bertengkar berseru.
Membuat enam pasang mata menoleh menatapnya.
Menantikan sebuah jawaban.

"Kita main boneka."

Krik..krik..

Seketika dipenuhi jangkrik.

Soonyoung tabok keningnya. "Boneka mainan anak pelempuan Kwanie."

Seungkwan menggeleng yakin. "Tapi Kuki main boneka."

Bocah-bocah itu menoleh.
Melihat Jeongkook yang sedang berguling-guling.
Memeluk boneka beruangnya.

Jika seperti ini yang pintar siapa?


.

.

.


Aku bingung mau nulis End atau Tbc, soalnya ini ada kelanjutannya
So.. stay tune yaa:*
Jangan lupa tinggalin jejak kalo udah selesai baca

Lovely CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang