Cita-Cita

942 142 8
                                    

Sekarang hari minggu.

Mereka sedang berada di taman.
Mingyu menjilat eskrim.
Wonwoo mengemut lollipop.
Duduk di ayunan.

Mama mereka duduk di bangku taman.
Mengobrol.
Sesekali memperhatikan anak-anaknya yang juga mengobrol.

"Wonu punya cita-cita?" Tanya Mingyu.
Eskrim di tangan mungilnya sisa setengah.

"Punya."

"Apa cita-cita Wonu?"

"Wonu ingin jadi astlonot."
Wonwoo nyengir.
Membayangkan dirinya memakai baju astronot.
Pasti keren.

"Kenapa?"

"Wonu ingin ke luang angkasa ingin melihat bumi dali atas."
Dulu Wonwoo pernah dibacakan cerita oleh ayahnya.
Cerita tentang seorang astronot yang harus naik roket untuk mencapai ruang angkasa.

Wonu mau naik loket supaya Gyu ili.

Tiba-tiba Mingyu nyeletuk. "Gyu mau jadi pilot."

Wonwoo tidak mengubris ucapan Mingyu.
Masih membayangkan dirinya memakai baju astronot.
Naik roket.

"Nanti Gyu akan telbang. Gyu bisa memandang langit dali pesawat."

Cita-cita anak kecil.
Menunjuk langit.
Langit luas berwarna biru.
Mingyu suka memandang langit.
Membayangkan jika dirinya berada disana.
Mingyu ingin bertemu dengan awan.
Sering bertanya pada mamanya.

Awan manis tidak? Soalnya bentuk awan sepelti gulali. Gulali kan manis.

Lalu mamanya akan tanya.
Manisan gulali apa Wonu?

Bersama puppy eyes Mingyu akan berteriak.
Wonuu~~~

"Gyu kan halus mengemudikan pesawat. Kalau Gyu memandang langit nanti pesawatnya jatuh."

Mingyu tabok keningnya.
Nyengir.
Gigi taringnya terlihat.
"Eh iya yaa."

"Bodoh!"
Ah, kadang ucapan Wonwoo itu kasar.
Entah siapa yang mengajarkan.

"Pilot kelen ya?"

Wonwoo menggeleng.
Mulutnya masih mengemut lollipop.
"Astlonot lebih kelen."

Mingyu melotot.
Melihat Mingyu melotot.
Wonwoo ikutan melotot.
Padahal tidak kelihatan kalau dia melotot.
Matanya kan kecil alias sipit.

"Pilot!"

"Astlonot!"

"Pilot!"

"Astlonot!"

"Pilot!"

"Astlonot!"

"Pilot!"

"Astlonot!"

"Pil-"

Bruk!

Mingyu diam.
Begitupun Wonwoo.
Melihat seorang anak perempuan yang terjatuh.
Posisinya ada di depan mereka.

"Hiks hikss."
Mereka saling pandang saat anak perempuan itu menangis.
Menghampirinya.
Anak perempuan itu duduk sambil memegang lututnya yang terluka.

"Kamu gapapa?"
Tanya Mingyu.
Dia jongkok di samping anak perempuan itu.
Sementara Wonwoo berdiri.
Memandangi tanpa ekspresi.

"Hiks sakit~~" Anak perempuan itu masih menangis.

"Gyu beldalah." Ucap Wonwoo sambil menunjuk lutut anak perempuan itu.

"Sebental yaa Gyu ambilkan plester"

Mingyu berlari menghampiri mamanya.
Tidak lama kemudian dia datang membawa plester.
Mengobati luka anak perempuan itu hati-hati.

"Terimakasih." Anak perempuan itu tersenyum.

"Sama-sama."
Mingyu tersipu.
Pipinya merona.
Menggemaskan.

"Namaku Mingyu panggil saja Gyu.
Umulku tiga tahun, aku anak tunggal dali kelualga Kim."

Mingyu nyengir.
Menampilkan gigi taringnya.
Mengulurkan tangan di depan anak perempuan itu.

"Aku Kim Minseo."

"Ini Wonu."
Mingyu menunjuk Wonwoo di sampingnya.
Sedari tadi Wonwoo hanya diam.
Tidak bicara sedikitpun.
Minseo mengangguk lalu tersenyum ke arah Wonwoo.

"Minseo sudah sekolah ya?"
Tanya Mingyu saat menyadari anak perempuan itu memakai seragam sekolah kanak-kanak.
Sepertinya dia lebih tua dari Mingyu dan Wonwoo.

"Iya."

"Kenapa Minseo disini? Kenapa tidak pulang?"

Hey!
Kenapa Mingyu sok akrab sekali?!
Mengajak anak perempuan itu mengobrol.
Wonwoo di sampingnya emandanginya penuh selidik.
Dia yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Mingyu.

"Aku menunggu ayah menjemput."
Minseo hanya menjawab seadanya.
Berbanding terbalik dengan Mingyu yang terlihat bahagia.
Matanya berbinar-binar.
Seperti puppy.

Sesaat kemudian ada seorang laki-laki menghampiri mereka.
Memakai setelan jas.

"Ayah!" Minseo teriak.
Memeluk laki-laki yang dipanggilnya ayah.

"Gyu Wonu aku pulang ya. Dadah~"

"Dadah Minseo cantik~~"

Mingyu melambai.
Senyumannya tidak hilang.
Wonwoo hanya diam.
Tidak melambai, tidak tersenyum.
Dia masih curiga pada Mingyu.

.

.

"Wonu Wonu Wonu~~"
Mingyu mengguncang tubuh kecil Wonwoo.
Mereka masih ada di taman.
Duduk di bawah pohon beralaskan tikar.
Wonwoo sedang tiduran sambil memainkan ponsel mamanya.
Main game.
Dari tadi Mingyu tidak bisa diam.
Berguling-guling.
Memeluk Wonwoo.
Mencubiti pipi Wonwoo.
Memainkan bulu mata Wonwoo.
Menggigit kecil bahu sempit Wonwoo.
Ada saja tingkahnya.

"Gyu ganggu ih!" Memukul tangan Mingyu.

"Cita-cita Gyu ganti."

Wonwoo menoleh dan menatap Mingyu penuh tanda tanya.
Mingyu nyengir.
Matanya berbinar.

"Cita-cita Gyu ingin menikah dengan Minseo."

APA?

Mendengar itu Wonwoo tersedak ludahnya sendiri.
Kan, kalau dia tersedak ludahnya Mingyu ga lucu banget!

Cita-Cita
END


Ps1 : chap ini maksa banget sumpah.

Ps2 : aku bingung nama anak perempuannya siapa, jadi milih nama adik kandung Mingyu aja
Masa iya Jeon Bohyuk -__-

Ps3 : untuk urrichingu makasih idenya. Maaf baru dibikinin sekarang hiksseu

Ps4 : untuk kecoa kurbel kesayanganku yang nyuruh aku buat Mingyu nya genit. Nih udah dibikinin.

Ps5 : ff ini udahan aja ya? boleh yaa? boleh dong~

Ps7 : vomment jangan lupa^^

Lovely CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang