Ngerasa Harus (Dravin)

150 5 0
                                    

"Heiiii cowok gak punya hati, lo mau nyulik Gue ya? Turunin gue gak" Tanya Prema pada cowok yang di panggilnya cowok gak punya hati

"Emang Mukak Gue kayak penjahat?"

"Iss lo mau ngajak gue kemana?"

"Gak usah berpikiran macem-macem"

"Lahhh lo mau ngajak gue kemana woe, lo kira gak sibuk apa, gak punya hati lo"

"Lo mau buku lo balik gak?"

Prema tidak ingin membalas perkataan cowok itu, karna rasa kantuk ini menyerangnya, akhirnya Prema terlelap dan tidur.

Dharma POV

Gue ngeliat Prema tidur kayak gini makin buat gue jatuh semakin dalam ke dalam pesonanya. Sejak melihat Prema saat mos, melihat prema yang cerewet, melihat Prema suka dengan buku, melihat Prema ingin menangis karena bukunya basah, ngeliat cara Prema marah-marah ke Gue. Buat gue terpesona pada gadis yang mungkin lebih tua dari Gue. Terlebih lagi dengan yang ada pada diri Prema matanya yang kecil, Bibir Merah dan kecil, hidung yang kecil dan Tubuh yang bak seperti model.

"Entah kenapa gue ngerasa harus ngelindungin lo, gue suka sama lo, gue sayang banget sama lo" Kata Dravin dalam hati

Author POV

30 menit perjalanan yang di tempuh Dravin untuk ke apartmentnya. Dravin yang melihat pakaian Prema yang basah segera membangunkan Prema.

"Prema, Prema bangun lah..." Dravin membangunkan Prema tanpa membuatnya Kaget sedikit pun

"Argh ahhh iyaa" terlihat wajah Prema yang pucat Bibir yang memutih karna ke dinginan. Dravin yang melihat itu langsung menyentuh dahi Prema dengan tangannya.

"Lo sakit?"

"Ahhh gak gue gak apa-apa" jawab Prema lemas

Melihat keadaan Prema seperti ini, Dravin langsung turun dari Mobilnya dan menggendong Prema untuk masuk ke apartmentnya takut Prema terkena flu. Tidak ada sedikit pun penolakan dari Prema karna Prema merasa dirinya lemas Dan tidak berdaya untuk berjalan.

10 menit untuk dapat berada di sebuah apartment yang minimalis tapi elegant. Dravin langsung meletakkan Prema di ranjangnya.

"Hmmm Prema lebih baik lo ganti Baju lo, di lemari itu ada beberapa Baju wanita yang masih baru dan juga dengan dalamannya, Gue mau buat bubur" Dharma meninggalkan Prema yang mematung mendengarnya

" ahh apa baju perempuan?, dia ini siapa sih, Apa dia penjahat kelamin, Kenapa dia punya Baju wanita dan dalamannya, ahhh tuhan bantulah aku ini. Batin Prema

"Heiii jangan berpikiran yang macam-macam itu semua barang adik gue, adik gue sekarang ada di New York untuk sekolah, baju-Baju itu dia beli agar dia gak beli Baju setiap dia liburan di sini" jelas Dravin panjang × Lebar, Prema yang mendengarnya Hanya mengangguk tanda mengerti. Setelah itu Prema membuka lemari itu dan memilih dalaman yang menurutnya pas untuk di Pakai serta Baju yang layak untuk di pakainya.

Prema memilih dalaman 1 set berwarna Merah dan bajunya, bajunya tidak ada yang muat di tubuh Prema yang tinggi.

Prema keluar dan melihat Dravin sedang memasak dan memberanikan diri untuk berbicara "hmm pakainya gak ada yang pas di tubuh gue"

Mendengar kata-kata itu Dravin menoleh ke sumber suara "Hmmm lo masuk aja ke kamar mandi, di kamar mandi ada Baju nah lo pakek aja Baju itu"

"Hmmm terima kasih ....." suara prema menggantung

"Dravin.." jawab Dravin dengan cepat

"Terima kasih Dravin"Prema masuk lagi ke kamar dan bergegas untuk ke kamar mandi.

10 menit Prema di kamar mandi dan akhirnya keluar dengan Baju kemeja berwarna biru transparan yang mampu menutupi setengah pahanya.

Setelah melihat pantulan dirinya di cermin. Cukup sempurna katanya.

Akhirnya Prema keluar, di Meja  makan sudah terlihat Dravin sedang berkutat dengan ponselnya.

"Ehhh anak tuyul, gue Gak Nyaman sama bajunya nih" Prema keluar dah langsung berdiri di depan Dravin.

Dravin hampir saja tersedak salivanya sendiri melihat Prema di depan matanya yang sangat seksi dan membuat jantungnya berdetak Lebih keras.

"Woiii Jangan kayak gitu, lo mau gue tabok ha?" Tanya Prema sambil mengangkat tangannya

Dravin segera memalingkan wajahnya, sesegera mungkin Dravin membetulkan duduknya, jantungnya berdetak dengan keras, karna pertama kalinya ia melihat dengan jelas wanita di apartmentnya menggunakan bajunya yang kebesaran. Dengan segera Dravin menepis segala pikiran kotornya itu.

"Gak kok, duduk aja nih Gue bikinin bubur buat lo" Dravin menyodorkan semangkuk bubur ke arah Prema

"Lo yang masak ini?"

"Iyaaaa Kenapa?"

"Gak ada sih, Gue baru tau cowok kayak lo bisa masak"

"Udah sih gak usah muji-muji Gue kayak gitu"

"Gr amat sumpah"

"Ya Udah lo habisin aja buburnya gue mau keluar bentar, jangan kemana-mana" Dravin beranjak dari duduknya dan keluar untuk membeli beberapa camilan dan juga obat untuk Prema. Prema Hanya melihat Kepergian Dravin dan segera memakan buburnya.

Setelah bubur itu habis, Prema mengambil ponselnya untuk memberi kabar lewat Line pada kakaknya dia akan menginap di apartmentnya. Mengingat bajunya yang basah.

Prema'ra Benk
Kak Gue Gak pulang,
Gue tidur di apartment Gue
Capek banget jauh kalo Gue
Pulang sekarang

Arya Enk
Iye iyee besok pagi inget
Pulang lo, besok sekolah

Prema'ra Benk
Iye iye Gue inget, lagian Gue
Cuma tidur, pakaian sekolah Gue
Juga ada disini, jadi ke rumah
Cuma sarapan ngambil buku terus
Berangkat deh

Arya Enk
Iye iyee Udah yee Gue lagi sibuk
Ntar Gue bilang ma bunda
Gue masih ada kerjaan di kantor
Bye.

Prema Hanya membaca pesan terakhir dari Kakaknya itu.

30 menit menunggu Dravin, akhirnya ia pulang dengan menenteng 2 kresek di tangannya.

\\\\\\\\\

konfliknya belum mulai weh... Sabar yaa

Slow update

Typo berterbangan...

Votenya..

Love's?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang