Guru Cantik

17.7K 614 27
                                    

Namaku Tika Anastasya, saat ini aku berusia 23 tahun. Cukup tua? Kurasa tidak, hanya cukup matang, hahahaha. Aku wanita dengan tinggi 165 cm dan berat badan 65 kg. Cukup berisi. Karena aku tidak mau disebut gendut. kulitku sawo matang dan aku memiliki rambut sepunggung. Aku bekerja di sebuah sekolah dasar swasta di Jakarta. Asalku? Dari Magetan, Jawa Timur. Tahukah dimana Magetan? Cek mbah Googl* aja deh! Daripada aku terangin ntar malah ribet, hahahha. Dan disini, aku hanya anak eh-maksudku wanita perantauan yang ingin bekerja dengan mandiri.

*.*

Hari Senin, seperti biasa aku akan berangkat bekerja pada jam enam pagi, setengah jam lebih awal daripada hari biasanya. Kupacu sepeda motor matic milikku di jalanan pagi yang cukup padat. Ralat! Padat banget! Setengah jam perjalanan, aku telah sampai di parkiran SD tempatku mengajar. Seperti biasa, anak-anak baik dari kelas sampai kelas lima berlarian menuju parkiran sepeda motorku.

"Pagi Bu Cantik. Makin cantik aja Bu hari ini." Sapa Hilma, siswa kelas 6.

"Pagi sayang. Oh iya, udah berapa kali Ibu bilang, jangan panggil Bu Cantik lagi ya." Kuacak acak rambut Hilma. Yah... aku tidak nyaman dipanggil Bu Cantik, karena aku merasa tidak cantik juga. Tapi aku gak mau dipanggil Bu Jelek. Hahahha...

Setelah acara cium tangan dengan beberapa siswa yang antri di parkiran, duileh! Berasa artis aja hahaha. Kulangkahkan kakiku menuju kantor guru. Memberi salam kepada sekolah dan guru yang sudah datang. Di SD ini, guru bahkan kepala sekolah selalu datang pagi, minimal setengah jam sebelum bel masuk berdentang. Yah.... Untuk memberi contoh yang baik kepada para siswa. Apalagi ini masih tahap sekolah dasar, kalau masih SD saja, guru sudah memberi contoh dengan datang terlambat, bagaimana dengan siswa? Apa mereka akan mengikuti kebiasaan guru yang datang terlambat? Hmmm... kemungkinan sih gitu. Jadi yahh... peraturan di sekolah ini mewajibkan guru datang setengah jam sebelum bel masuk berdentang.

Teng...teng....teng.....

Mendengat bunyi bel masuk, aku segera mengambil silabus, RPP, buku paket dan segala perlengkapan mengajar lainnya yang kumasukkan ke dalam map besar. Yahh...ini perangkat pembelajaran, jangan salah, jadi guru itu gak mudah, harus membawa segala tetek bengek perangkat mengajar dan tentu saja memiliki mental baja sekaligus hati selembut kapas untuk menghadapi anak-anak SD yang kadang hiperaktif sampai tenggorokan sakit kalau harus teriak-teriak kalau mereka bandel. Dan harus berhati malaikat kalau mereka mulai bertengkar dan berakhir dengan tangisan super kencang ngalahin toak.

"Bu Santi, saya ke kelas duluan yah." Pamitku sambil tersenyum kepada Bu Santi, walikelas 1 yang kalem dan juga garang apabila sedang marah sama anak didiknya. Orangnya cantik, baik, tapi cerewet banget!

"Bareng yuk Bu, saya juga mau ke kelas." Akhirnya kami berjalan bersisian. Kami ini adalah guru kelas rendah. Eits... bukan rendah seperti apa yang kalian pikirkan loh. Tapi kelas rendah disini adalah kelas satu sampai kelas tiga. Dan aku ini walikelas dua. Sementara guru kelas tiga sampai kelas enam sudah ada di kelas sejak jam setengah tujuh, memberikan les sebelum memulai pembelajaran. Fiuhh.... Gak kebayang kalau aku jadi guru kelas tiga keatas, pasti jatah tidur di pulau kapuk bakal terpotong. Ohh...No!

Ku hentikan langkah kakiku dan kemudian memasuki kelas dua, yang sebelumnya aku memberikan senyum ramah kepada Bu Santi begitupula dia. Dan Bu Santi menuju kelas satu.

"Pagi anak-anak!"

"Pagi Bu!"

"Ayo ketua kelas disiapkan."

Dan terjadilah proses pembelajaran yang menyenangkan untukku. Melihat anak-anak kelas dua yang lucu, imut, ganteng, cantik. Ahh... pokoknya seneng dah...

*.*

Aku mengeluarkan sepeda motor maticku menjauhi area parkir guru, sudah jam pulang sekolah, waktunya aku kembali ke istana kecilku a.k.a kontrakan kecilku yang nyaman. Ketika aku keluar gerbang sekolah, ada siswa kelas dua. Itu siswaku! Bocah tampan, putih, lucu, dan hobi peluk aku kalo ketemu. Selalu ada di deretan pertama tiap aku sampai di parkiran guru tiap pagi. Samperin ah...

Cinta Pengganti (Your Love, Teacher) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang