Gejolak Hati

5.6K 360 2
                                    

Author POV

Sepulang mengajar di sekolah,  seperti biasa Tika pulang ke rumah terlebih dahulu.  Mengistirahatkan tubuh lelahnya sebelum kemudian menjadi guru les privat Aldo.

Dilihatnya jarum jam masih bertengger di angka satu.  Tika mendesah kemudian berguling di ranjang empuknya. Pandangannya menerawang ke atas.

Kepalanya pusing memikirkan hidupnya yang berubah seratus delapan puluh derajat dari kehidupan sebelumnya.

Dulu,  Tika tidak menghabiskan waktunya sebagai pengajar tambahan atau berkencan.  Biasanya dia hanya bersantai saja atau jalan jalan.  Hanya di hari libur saja dia bisa jalan jalan dengan Lita.  Itupun kalau pacar Lita tidak mengajak Lita kencan.

Sudah terlampau biasa bagi Tika jika dia selalu sendiri.  Karena memang dia tidak terlalu keberatan dengan hal itu.

Tapi,  entah setan dari mana,  sehingga dia mau saja menerima ajakan pacaran dari Rio.  Sungguh,  walau sedang berusaha,  Tika masih sulit untuk mengulik segala tetek bengek kehidupan Rio. Rio terlalu sulit ditebak.  Dia tau segalanya tentangnya.  Tapi dia sama sekali tidak tau apa-apa tentang Rio.

Semua terlalu berjalan mulus.  Bukan berarti Tika ingin semuanya terlihat rumit,  hanya saja Rio terlalu mudah mengetahui segala hal tentangnya.

Bahkan Tika tidak tau seperti apa masa lalu Rio.  Yang dia tahu,  Rio mempunyai istri yang meninggal dunia saat melahirkan Aldo.  Rio memiliki hotel yang tersebar di Indonesia dan Orang tua Rio tinggal di Bandung.

Itu saja. Dia tidak tau apa-apa lagi. Ingin bertanya pada Rio,  tapi dia sungkan. Tidak mungkin dia terlalu kepo dengan pacarnya itu.

Dan masalah hati,  jujur saja Tika hanya sebatas mengagumi dan menyukai Rio tapi belum sampai ke tahap cinta.

'Ah... Pusing' desahnya.

Tika beranjak dari ranjangnya dan memutuskan ke rumah Rio lebih awal satu jam. Bermain dulu dengan Aldo sepertinya menyenangkan.

       
                              * . *

Tika memarkirkan motornya di garasi rumah Rio.  Kemudian melangkahkan kaki jenjangnya memasuki rumah itu. Sebelum dia membuka pintu,  seorang pelayan paruh baya sudah membukanya.

"Silahkan masuk Non,  Aldo masih tidur di kamar.  Apa perlu saya bangunkan? "
Tanya Bi Inah, pelayan yang membuka pintu untuknya.

" Tidak perlu,  Bi.  Biar saya saja. "
Tika tersenyum kemudian meninggalkan Bi Inah menuju kamar Aldo yang terletak di lantai dua samping tangga. Tika memang sudah mengetahui letak kamar Aldo,  bahkan dia sering masuk ke dalamnya.

Sesampainya di depan kamar Aldo,  Tika sudah mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu sebelum pandangannya tertuju pada kamar di samping kamar Aldo yang pintunya sedikit terbuka.

'Kamar Rio kah itu? Kenapa terbuka? Aku tutup saja. '

Tika pun bergeser ke pintu kamar itu.  Tangannya sudah hampir menutup pintu,  namun tiba-tiba rasa penasarannya hinggap.

"Seperti apakah kamarnya? Apa dia menyimpan fotoku? Dia terlalu membuatku penasaran. "

Berbekal rasa penasaran itu,  Tika yang awalnya hanya ingin menutup pintu malah semakin membukanya lebar.  Melangkahkan kakinya masuk,  Tika terpana dengan ruangan yang luas dengan desain yang simpel. Ruangan yang didominasi warna putih dan silver.

Dia mengedarkan pandangannya menelusuri kamar itu.  Sampai ketika matanya membulat melihat sebuah bingkai foto bergambar seorang pria yang dikenalinya sebagai Rio dan seorang wanita cantik.  Mereka mengenakan pakaian pengantin.  Terlihat serasi dan bahagia. Namun bukan itu yang membuatnya kaget setengah mati.

"Bagaimana bisa? " dengan langkah pelan dan ragu,  Tika mendekati foto itu.  Menelusuri foto itu.  Foto wanita itu mirip dengannya.  Sangat mirip! Yang membedakan adalah adanya tahi lalat diatas bibirnya dan hidungnya lebih mancung. Dan tubuhnya lebih berisi dari wanita di foto itu. Selebihnya,  benar-benar mirip!

Dirabanya foto itu,  di pojok kanan bingkai,  ada tulisan 26 November 2009. Inikah tanggal pernikahan mereka? Kenapa bisa foto istri Rio mirip dengannya? Bagaimana bisa?

Apakah selama ini Rio memandangnya hanya karena wajahnya yang mirip dengan almarhumah istrinya? Jadi dia hanya pengganti saja?

Deg

Deg

Deg

Kepala Tika terasa berat.  Air mata tanpa menunggu perintah telah lolos dari kedua mata indahnya.

'Aku cuma pelampiasan? Pelarian? Pengganti saja? Inikah alasan Rio yang seakan tau segalanya tentang aku dan berusaha menjadikan aku miliknya? Alasan dia memantau segala kegiatanku? Inikah?'

Langkah Tika terhuyung ke belakang. Dengan tubuh gemetar,  dia berusaha melangkahkan kakinya keluar dari tempat yang membuat hatinya tercabik.

Kini semua terasa jelas.  Hubungan mereka yang terasa sempurna.  Rio yang terlihat mencintainya.  Aldo yang terlihat manja padanya. 

Semua sudah jelas! Tika benci.  Sungguh dia benci hanya dijadikan alat pengganti.  Dia bukan boneka hidup! Dia punya hati! Dan hatinya menolak hanya dijadikan pengganti wanita itu.

Menguatkan tekatnya,  Tika menuruni anak tangga perlahan.  Kakinya masih menghianati perintah otaknya.  Walau otaknya menyuruh untuk segera hengkang dari rumah itu,  tapi kedua kakinya terasa lemah.

Bi Inah yang melihat Tika menuruni tangga dengan susah payah langsung tergopoh - gopoh menghampiri Tika.

"Non Tika tidak apa-apa?  Apa saya telepon Tuan untuk segera pulang? "

Deg!!

Tika belum siap bertemu Rio! Dia sekarang begitu membenci pria itu.

" Tidak usah Bi.  Saya hanya kurang enak badan saja.  Maaf Bi,  tolong sampaikan ke Pak Rio kalau saya ijin tidak mengajar hari ini."

"Baiklah nanti saya sampaikan Non.  Apa Non tidak apa-apa pulang sendiri? Saya minta satpam mengantar Non pulang ya? " Bi Inah masih berusaha membujuk Tika.  Dia benar-benar khawatir dengan kondisi Tika yang terlihat lemah.

" Tidak,  Bi.  Saya pulang sendiri saja. Terima kasih sebelumnya.  Permisi. "

Tika melangkah keluar rumah meninggalkan Bi Inah yang menatapnya khawatir.

'Tuhan... Apakah memang kisah cintaku selalu berakhir air mata? Dosa apa yang kuperbuat sampai sulit sekali mencapai kebahagiaan? '

Air mata kembali mengalir saat Tika melajukan motornya.

TBC

Jangan lupa ya vote dan kasih komentar ya jika berkenan.  Saya tidak memaksa  kok hehehhe
😂😂😂

Cinta Pengganti (Your Love, Teacher) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang