Minggu

5K 323 5
                                    

Hari Minggu.  Hari santai yang selalu dimanfaatkan oleh semua orang dengan baik.  Ada yang berlibur atau melakukan pekerjaan rumah yang tertunda. Bahkan bersantai ria seperti yang dilakukan oleh Tika.

Mengenakan baju kimono tidurnya,  Tika masih bergelung nyaman di bawah selimut hangatnya. 

Drrrrttt.... Drrrrttt....

Suara getaran ponsel miliknya seketika mengganggu kegiatan tidur nyamannya.

Drrrrttt... Drrrrttt...

Getaran yang tak berhenti membuat keningnya mengeryit.

Drrrrttt... Drrrrttt....
Drrrrttt... Drrrrttt....
Drrrrttt....Drrrrttt...

"Aaaaaarrrrrgggghhhhh!!! "

Mengumpat kesal,  Tika segera bangkit dari tidurnya dan mengambil ponsel miliknya yang tersimpan di nakas.

" Mengganggu saja! "

Dibukanya tombol kunci di layar ponselnya.  Seketika kedua bola matanya membulat.

" Njirrr... Kenapa si duda meneleponku?
Angkat tidak ya? "

Dengan perasaan gamang,  akhirnya Tika mengangkat telpon dari Rio.

" Halo. "

"......"

"Di rumah. "

" Baiklah.  Boleh saja. "

"......"

"Umm... Sama-sama. "

"....."

Klik!

Menarik nafas,  kemudian menghembuskannya.  Berulang kali dilakukan Tika.  Senyum pedih menghiasi wajahnya. 

"Tuhan.... Apa yang harus kulakukan. "
Diambilnya kimono mandi miliknya dan berjalan gontai menuju kamar mandi.

                               * . *

Tok... Tok... Tok...

Sebuah ketukan pintu mengusik Tika yang sedang mencatok rambutnya. 

" Itu pasti mereka. ''  gumamnya. 

Buru-buru dia menyelesaikan kegiatan catok mencatok rambut.  Merapikan setelan dress warna biru muda dengan flatshoes warna senada,  dia langsung bergerak cepat menuju pintu rumahnya.

Kriett....

Dibukanya pintu itu.  Seketika pandangannya kosong. 

Hell! Bukankah tadi katanya Rio akan kesini bersama Aldo? Kenapa sendirian?

Batinnya masih bergejolak.  Dia merasa ditipu. Segera saja dia meraih gagang pintu berniat menutup pintu. 

Sayang,  niatnya gagal saat sebuah tangan menghalangi.

"Tunggu Tik.  Kita perlu bicara. ''

Dengan secepat yang ia bisa,  Rio membuka pintu dan langsung memeluk Tika. Sementara Tika hanya bisa terdiam.  Tubuhnya kaku.  Lidahnya kelu.  Aroma ini begitu dirindukannya.  Tubuh kokoh yang nyaman ini,  begitu didambakannya.  Tanpa sadar,  Tika balas memeluk tubuh kokoh nan tegap itu. 

Namun,  saat memori otaknya memutar kejadian tempo hari di rumah sang pria,  seketika tubuhnya menegang kembali.  Pelukan dilepas dengan kasar.

"Apa yang kau lakukan! Pergi dari sini jika kau tak membawa Aldo!"

Dibaliknya tubuhnya meninggalkan Rio. 

"Aku kemari ingin menjelaskan semuanya Tika! Bi Inah sudah mengatakan semuanya! Oke! Aku salah! Memang aku akui awal melihatmu,  aku teringat mendiang istriku.  Tapi itu awalnya!''

Seketika langkah Tika berhenti.  Dia kaget,  tentu saja.  Jadi benar dugaannya.  Dia hanya pengganti saja? Tapi apa katanya tadi? Awalnya? Jadi sekarang,  bukan?

Drap... Drap... Drap...

Langkah cepat terdengar dari arah belakangnya.  Tak lama.  Sebuah tangan hangat memeluk tubuh langsingnya. 

"Percayalah padaku,  sayang.  Aku mencintaimu dari hatiku. Kamu percaya kan? "

" A-aku... " ada jeda yang cukup lama.

" Mungkin kali ini aku percaya. "

Seketika tubuh Tika diputar 180 derajat dan mendarat manis di dada bidang yang kokoh dan hangat. 

''Percayalah padaku sampai kapanpun.  Karena aku takkan rela kau pergi dariku. ''

Sebuah elusan terasa di puncak kepala Tika.

Meski awalnya ragu,  Tika telah memutuskan untuk percaya pada Rio.  Semoga apa yang dikatakan Rio benar.  Dia bukanlah pengganti.

"Um... Aku percaya padamu. "

Membalas pelukan Rio dan menghirup aroma tubuh Rio yang khas.  Minyak wangi aroma pinus yang menyegarkan.

Namun...  Apa yang dirasakan oleh Tika tak sejalan dengan apa yang dirasakan oleh Rio.  Bibirnya boleh berucap demikian. 

Tapi jauh di dasar hatinya.  Hatinya masih milik mendiang istrinya.  Hanya tersisa ruang kecil untuk Tika. 

Hatinya bergejolak.  Dia tak mau Tika pergi.  Tak mau melepaskan wanita ini.  Setiap melihatnya hanya ada kenangan sang istri yang telah tiada.  Dan dari sisi hatinya yang lain,  dia juga mulai sayang pada wanita ini.  Entah rasa sayang yang bagaimana. 

TBC






Hai... Hai.... Pendek lagi ya  hehehe...
Maaf... Maaf...  Aku lagi pusing mikir skripsi nih.  Hehehe.  Ini ngambil waktu di sela-sela kesibukanku.  Ada KKN jg soalnya hehehe.  Jadi maklum ya kalo lama plus pendek.  😂😂😂
Tapi aku usahakan selalu update kok.  Jangan lupa vote dan komentar ya.  Makasih. 😊😊😊

Cinta Pengganti (Your Love, Teacher) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang