Reuni

1.8K 137 13
                                    

Tika PoV
.
.
.
.

Sebulan telah berlalu sejak pembicaraan ku dengan Rani tentang reuni.  Jujur,  aku sebenarnya ragu untuk ikut. Bukannya aku tidak menghargai acara itu atau panitia dan teman-temanku.  Tapi ada satu hal yang menggangguku jika aku kesana.

Hatiku rasanya belum siap.  Apalagi jika nanti aku bertemu dengan orang yang menyebabkan hariku kelam. Aku belum siap.  Tapi,  sampai kapan aku belum siap? Aku sudah dewasa secara umur.  Harusnya aku dewasa pula secara mental.

Ya Tuhan...  Bantu aku...

Hah...  Menyebalkan! Perasaanku tidak menentu.  Aku harus apa nanti pas datang ke reuni? Aku sama sekali tidak pernah ikut.  Aku memblokir semua akses dengan teman-temanku. Karena apa? Karena kejadian itu!

Katakanlah aku seorang pengecut.  Yang tidak mau menghadapi masalah dan malah lari.  Tapi aku tidak sanggup menghadapi kenyataan! Dulu aku adalah orang yang sangat menjunjung tinggi kesetiaan.  Entah kawan entah pasangan.  Tapi apa? Aku ditusuk dari belakang. Aku dihianati! Oleh kekasihku dan sahabatku sendiri!

Yah...  Itulah alasan aku memilih merantau ke Jakarta. Aku terluka melihat kekasihku mencium pipi sahabatku dan memeluknya.  Terlebih mereka saling bertatapan penuh lasih sayang! Dan aku melihatnya kapan? Saat momen wisuda! Momen dimana semua mahasiswa bersuka cita.  Berbangga diri mendapatkan gelar baru.  Berfoto dengan orang tercinta entah keluarga, teman atau pasangan.

Dan mereka? Bermesraan di ujung koridor sebelah aula kampus saat aku mencari mereka untuk berfoto bersama. Bagaimana hatiku tidak sakit? Aku benci penghianatan!

Hah....  Kutarik napasku rakus.  Dadaku rasanya sesak!

Dulu aku dihianati sahabat dan kekasih.  Sekarang pun aku dihianati kekasihku juga.  Atau bisa disebut mantan karena aku sudah muak! Sialan Rio itu.  Berani bermesraan di kantor saat aku datang.  Cih! Semua pria sama saja! Mereka tetap kucing yang saat diberi ikan asin akan disambar!

Mengingat semua itu membuat kepalaku pusing! Aku tidur sajalah daripada memikirkan kisah cinta yang selalu kandas.  Ohh aku jadi ingat lagu berjudul kandas...  Nasib... Nasib... 

Kutengok jam dinding.  Masih jam dua siang.  Reuni dimulai jam delapan. Rani akan menjemputku jam 5 sore. Jadi aku masih ada waktu dua setengah jam lagi. Kenapa Rani menjemput sangat lama dari waktu reuni? Jawabannya adalah karena kampus tempat kami kuliah dulu letaknya sangat jauh dari kota kami.  Yahhh... Kami kuliah di Surabaya.  Jadi wajar kalau kami kesana menempuh jarak dan waktu yang lama.

Baiklah,  sambil menunggu jemputan,  aku tidur dulu sejam lagi baru bangun.  Selamat datang dunia mimpi...

.

.

.

Byurrrr!!

Aku mendengar suara air diikuti wajah dan sebagian tubuhku basah.  Apa ini? Apa aku bermimpi di lautan?

"Woyyy bangun! Jam berapa sekarang? "

Ah...  Suara Rani.  Hmmm...  Dia ada di mimpiku juga.  Eh..  Kok tanganku terasa sakit? Tunggu... Tunggu...  Setauku mimpi itu tidak merasakan sakit.  Badanku juga basah.  Jangan... Jangan.... 

Kubuka mataku dan pandangan pertamaku adalah wajah Rani yang lebih menakutkan dari sosok Ibu di film horor kesukaan ku.  Kuliat tangannya memegang gayung.

Gayung?

Badanku nyeri?

Basah?

Astaga!! Aku disiram dan dicubit!!

Segera aku bangun dari kasur,  mengejar Rani yang sudah kabur duluan sambil tertawa setan.  Sialan!

"Mau kemana lo! Beraninya siram anak orang! " ku lempar dia dengan guling yang sengaja ku bawa.

Dia berhasil mengelak dan tertawa cekikikan.  Sialan!

" Hahahaha... Kamu sih jam segini masih molor.  Ya aku siram aja biar cepet bangun.  Pissss maaf ya sayang. " Dia berkedip kedip mirip karakter moor dalam kartun favorit ku.

" Bah...  Emang ini jam berapa sih Ran? Masih jam 4 Rannnn. " Ku tengok jam dinding di ruang tengahku.  Aku ambil guling ku yang tergeletak mengenaskan di dekat Rani.  Sedangkan dia duduk di sofa ruang tengah sambil memencet remot tv,  memilih channell tv yang menarik baginya. 

Setelah menaruh guling dan mengganti sprei yang baru saja tadi pagi aku pasang dan sekarang harus diganti lagi karena ulah Rani,  aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Orang tuamu kemana Tik? Belum pulang? ''

"Ibuku ada jadwal les di SMA nya.  Kalo ayah lagi ada urusan katanya tadi. "

" Oh gitu.  Trus untuk ntar malem,  kamu udah ada dress buat reuni? "

" Dress? Emang ada kostum tertentu gitu? "

" Ya enggak.  Emang kamu gak pengen toh keliatan cakep buat ntar malem? "

"Pake dress yang kupunya aja deh.  Ada beberapa dress yang kubeli pas masih di Jakarta. Bentar ku cek dulu."

"Ikut. "

Rani mengekoriku menuju lemari baju di sudut kamar. Ku buka lemari dan mencari dress yang ku maksud di gantungan baju.  Ada 2 dress yang ku pikir cocok.  1 dress berwarna pink dengan motif bunga besar.  Simpel tapi manis menurutku.  Dan 1 lagi dress warna hitam polos dengan renda di bagian dada menuju perut. 

"Yang pink aja deh Tik.  Manis banget! "

Rani mengambil dress warna pink dan memutarnya seolah menilai dress itu.

" Rencananya emang mau pake itu kok Ran. Biar keliatan muda aja gitu hahahahahaha. "

" Cih! Geli aku dengernya. "

Rani mencibir dan mengembalikan dress itu ke lemari.  Menutupnya dan menuntunku menuju kasur.  Aku hanya menatapnya tanpa mengerti apa yang akan dibicarakannya.  Sepertinya penting.

" Ada apa Ran? "

" Tik.  Ada yang perlu kamu ketahui.  Mantanmu itu dan cewek selingkuhannya udah tunangan. "

Rani menatapku intens seolah mencari kesedihan yang memancar dariku.  Tapi aku hanya tersenyum tipis dan mengendikkan bahu.

" Trus apa masalahnya Ran? Aku dan mereka sudah tidak berhubungan. Aku udah relakan semuanya.  Mungkin mereka emang jodoh.  Meskipun aku pernah jagain jodoh dari cewek itu. "

Bibirku bisa tersenyum dan berkata bijak.  Tapi hati mencelos.  Ada setitik rasa sakit yang tertinggal setiap mengingat mereka.  Tapi aku tidak boleh membuat Rani khawatir.

Rani mengusap telapak tangan kananku.  Kemudian menyunggingkan senyum misterius.  Apa lagi yang dipikirkan makhluk cantik ini ya Tuhan...

"Karena saat ini kamu jomblo.  Gimana kalo ntar malem kita tebarkan pesona kita kepada mereka.  Siapa tau ada yang nyantol Tik.  Hahahahahaha... "

Bug!

" Dasar genit! "

" Aw! Sakit kampret! "

Rani mengaduh setelah ku tabok pahanya.  Aku bergegas berlari keluar kamar menghindari serangan balasannya.







* . *

Hay hay.  Maafkan hamba karena baru update.  Sungguh saya minta maaf udah bikin kalian nunggu lama.  Saya baru selesai berpetualang di tanah rantau.  Lalu sibuk dengan game 😂 sampai saya lupa ada cerita yang belum kelar.  Download lagi wattpad.  Pass lupa.  Gagal terus. Karena sering gonta ganti pass. Baru hari ini bisa login lagi dengan akun ini.  Sekali lagi saya mohon maaf ya 😭

Cinta Pengganti (Your Love, Teacher) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang