Memperjuangkan?

6 0 0
                                    

Pagi dan mentari, dua hal yang sempurna jika disatukan. Seperti biasa, senin pagi. Bangun tidur, mandi, siap-siap, sarapan, lalu berangkat kesekolah.

Terlihat sangat membosankan yah? Tapi inilah hidupku, dan aku tidak keberatan dengan hal itu.

"Kamu udah tau tante Indy sekarang buka toko roti?" tanya mamah. Saat ini kami sekeluarga sedang sarapan.

"Oya? Wah hebat tuh!"

"Kamu mau beli gak? Bisa delivery katanya" kali ini papah yang bertanya

"Boleh tuh, buat makan siang disekolah"

"Telpon sana!" Suruh papah.

Aku memesan satu dus roti dengan bentuk huruf yang isinya enam buah, pas kan untuk aku bagi-bagi kesahabatku. Sekalian untuk promosi.

"Hari ini kok sekolah? " tanya papah.

Sudah satu minggu setelah UN selesai, sekolah memang tidak lagi mewajibkan siswanya datang kesekolah, tapi hari ini katanya akan ada pengumungan.

"Iya pah, ada pengumuman katanya"

"Ohh, ya udah pulangnya hati-hati yah! "

"Siap pahh! "

***

Aku sudah ada disekolah bersama dengan sahabatku. Sekarang pukul 9 dan dari tadi aku tidak melakukan apa-apa.

"Arhhh bisa mati bosen gue !! Ini juga mana sih yang mau ngasih surat pengumuman lama amat! " Fani berteriak frustasi.

"Gue jadi kangen belajar deh, sekolah gak belajar itu kaya ada yang kurang" celetuk Clara

"Aneh lo! Giliran belajar aja ngeluh, pusing lah! Mumet lah!" timpal Kiara

"Syer ngomong dong lo, diem aja lo gak asik ah!" Clara menyenggol pelan bahu Syerli.

"Gue lagi ada masalah sama Boby" adu nya.

"Ck! Lo masalah mulu deh perasaan!" Kiara berdecak sebal

"Gue juga gak tau, gue pengen ngelepas dia tapi rasanya gue belum siap"

"Lo ikutin kata hati ! Jangan sampe nyesel dengan tindakan lo! Kalo lo masih sayang, perbaiki hubungan kalian, tapi kalo ngerasa udah gak cocok lagi mending lepasin, dari pada nyakitin diri lo sendiri"

Aku salut pada Clara, diantara kami dia memang paling berpengalaman dalam masalah percintaan, jadi tidak heran jika dia dijadikan tempat yang pas buat bergalau.

Kring-kring....

Dering ponsel ku menghentikan percakapan kami. 'Tante indy's calling' segera aku menekan tombol hijau.

"Hallo tan.."

"..."

"Ahh iya tante, aku kebawah sekarang"

"..."

"Iya makasih tante, maaf ngerepotin"

"..."

"Oke deh!" seelah kututp telponnya, aku bangkit dari kursi untuk mengambil roti pesananku.

"Kemana ngel?" tanya Fani

"Kebawah dulu bentar" aku segera melangkah keluar.

***

Sekarang kami dihadapkan oleh roti unyu yang menggiurkan.

"Wahhh, unyu banget dehh. Lo beli dari mana ngel?"

"Dari tante gue, kalo lo mau bisa delivery kok. Nanti gue kasih kontaknya deh" promosiku. "Nih makan, gue pesen sesuai inisial kalian"

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang