Cinta itu buta, sampai-sampai aku tidak bisa melihat sekitarku dan hanya bisa melihatmu Aku mencintainya yang mencintai dia. Dari pernyataan itulah kisah ini dimulai Bagiku, aku harus mendapatkan balasan atas semua yang aku berikan Namun hadirnya Dafa, pria yang selalu mengusik hidupku Dia menyadarkanku bahwa memberi kepada seseorang bukan tidak mungkin kita mendapat dari orang yang berbeda Dan ketika akhirnya aku menemukan balasan cinta pada sosok Dafa Ada satu jiwa yang terluka Ada satu hati yang tersakti Apakah aku harus kembali merelakan, dan menunggu takdir untuk menuliskan ceritanya dibuku yang sama Atau mempertahankan dan mengorbankan sebuah hati?