2

4.5K 54 8
                                    

Sudah lama aku dan dia berpisah
Rupanya hati masih saja terluka
Ku memilih untuk sendiri🎶

Aku yang sedang mendengarkan music dan duduk di kursi dengan pemandangan indah diluar sana yang kulihat dari jendela yang lumayan cukup besar. Aku selalu berfikir kenapa aku bisa menyianyiakan orang yang mencintaiku seperti itu. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Kak Dais sudah bahagia dengan pasangannya, dan dia juga sudah tidak satu sekolah lagi denganku.

………

“Embunnnnn, aku lulus Embun!” teriak Naira sambil berlari mendekatiku.
“Benarkah? Alhamdulillah kalau begitu, selamat yah.” Jawabku ikut senang.
“Iya Alhamdulillah yah Embun, kamu juga selamat yah.” Kata Niara.
“Iya sama – sama. Gak berasa yah kita udah mau perpisahan. Mau pisah sama kalian. Jadi sedih yah kalo inget masa – masa pas kita belajar bareng, apalagi kalau inget kenangan Kak Dais.” Ceritaku sedih.
“Sudah jangan sedih gitu, kan masih lama masih ada 2 minggu lagi, kita kan bisa habisin waktu kita itu bareng bareng.” Hibur Naira.
“Iya sih, tapi tetep aja aku inget terus.” Nadaku sedih.
“Sudah, kita kan memang ditakdirkan untuk bersama, tapi tak selamanya kita bisa bersama. Kamu juga jangan inget terus sama Kak Dais, udah lupain aja. Masih banyak kok laki – laki diluar sana.” Jelas Naira.
“Ah kamu malah ceramah, kan aku lagi sedih.” Jawabku agak kesal.
“Hahahaha. Siapa suruh sedih ih.” Ejek Naira.

Kami langsung masuk ke kelas kami, dan pada hari ini kami langsung pulang karena memang kami sudah tidak belajar lagi. Aku memperhatikan disekeliling kelasku, disekeliling sekolahku karena aku yakin pasti aku akan rindu semuanya.

……….

“Pagi! Kamu cantik banget deh Naira.” Kataku memuji.
“Pagi kembali! Kamu juga cantik kok Embun.” Puji Naira.
“Ayo kita berangkat!” ajakku.
“Ayo, aku udah gak sabar pengen cepet – cepet ke sekolah.” Kata Naira bersemangat.

Tak lama kami sampai di sekolah. Kami mengikuti semua susunan acara yang diselenggarakan. Dan tak terasa acara demi acara selesai. Kami bersalaman dan berfoto sebagai kenang – kenangan.

“Embun gak kerasa yah udah selesai juga, kita bentar lagi sekolah di sekolah menengah pertama.” Kata Naira.
“Iya, aku sedih banget Naira. Tapi aku seneng juga karena kita masih satu sekolahan.”jawabku.
“Iya. Karena aku akan selalu ada untukmu Embun.” Ucap Naira.
“Ah kamu bisa aja, makasih yah kamu udah mau jadi sahabat aku.” Kataku sedih.
“Sama – sama Embun.”jawab Naira.

……

Kami bersekolah di sekolah yang sama, dan hal yang mengejutkan lagi adalah kami satu kelas lagi. Aku sangat bahagia, begitu pula dengan Naira.

“Naira Alhamdulillah kita sekelas lagi yah.” Ucapku antusias.
“Iya yah, kalo begitu ayo kita masuk ke kelas.” Ajak Naira.

Kami pun memasuki kelas dan kami langsung menghampiri teman – teman baru kami. Kami sibuk berkenalan dengan teman baru kami. Dan aku sekarang duduk bersama Naira lagi. Bel tanda pulang berbunyi, kami langsung membereskan alat tulis kami karena kami tadi menulis syarat – syarat untuk MOPD.

“Kita pulang duluan yah.” Kataku dan Naira.
“Iya, hati – hati yah.” Jawab teman – teman.

Kami bergegas pulang, dan tiba – tiba secara tidak sengaja aku menambrak seseorang yang sedang membawa tumpukan kertas. Dan tumpukan kertas itu jatuh berantakan.

“Awwww!!” teriaknya.
“Aduh maaf, maaf aku tidak sengaja.” Jawabku sambil membantu membereskan tumpukan kertas tersebut.
“Kalo jalan liat – liat dong dek, jangan asyik ngobrol gitu!” katanya marah.
“Iya kak sekali lagi maaf.” Jawabku menyesal.
“Jangan diulangi lagi!” kata dia sambil pergi meninggalkanku dan Naira.

Gagal Dalam Percintaan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang