6. di jalan persimpangan

24 8 0
                                    

Aku menyeret koper ku keluar dari bandara menuju sebuah mobil yang sudah standby menunggu ku . Aku menaikan topi yang menghalangi pandangan ku lalu ku lihat seorang laki laki berjas rapi berdiri di samping mobil sambil tersenyum manis padaku .

"Welcome back adik kecil ku" ucap nya sambil merentangkan kedua tanganya di hadapan ku .

"Abang , aku kangen" rengek ku pelan seperti anak kecil sambil meraih tubuh andre dan memeluk nya erat . Melepaskan rindu yang sejak tiga tahun yang lalu aku bendung .

Lalu kami melepaskan pelukan . Andre langsung memasukan koper koper ku ke dalam bagasi kemudian ia membukakan pintu mobil untuk ku . Lalu kami pun segera menjauh dari bandara .

"Oh iyah gimana canada ? Gimana kabar paman simon sama bibi julieta disana ? Ah iyah gimana kabar alex pacar kamu itu " tanya andre ketika di perjalanan . Pertanyaan yang bertubi tubi menyerang ku . Bukan sebuah pertanyaan sih mungkin lebih seperti dia menggodaku .

"Ohh c'mon alex bukan pacar ku . Kami cuman sahabat . he's my bestfriend . No more"

"Are you sure ? I mean , kalian terlihat bersama saat musim panas lalu"

"Darimana abang tau ?"

"Dari paman simon"

"Oh . Kami cuman keluar makan dan menonton . Tidak lebih"

"Begitu ? Yaudah ga apa apa kalo misalnya kalian memiliki hubungan . Dia kelihatanya baik . Atau jangan jangan kamu belom move on dari .."

"Abang.. stop it !gausah mulai deh" ucap ku kesal pada andre . "Lagian nih ya . Ini sudah tiga tahun . Mungkin dia udah nikah atau mungkin punya anak ?"

"Kalo belum?"

Kalo belum ?

Pertanyaan itu terngiang dalam otak ku . Jika ia belum menikah apa yang akan aku lakukan ? Kembali jatuh cinta padanya ? Kembali mengirimi nya surat . Begitu ? Kurasa sekarang tak mungkin lagi melakukan hal sia sia seperti dulu .

"Kalo belum mau aku cariin dia jodoh" ucap ku asal .

"Yakin?"

"Abang ish . Udah ah bahas itu mulu dari dulu" ucap ku benar benar mulai kesal. 

"Mending kita bahas abang aja . Cie yang besok nikah . Abang tuh , aneh . Pacaran sama siapa , nikah sama siapa . Masa pacaran sama kak tiara , nikah nya sama kak salma . Aneh banget . Padahal kan mereka sahabatan . Emang kak tiara ga marah gitu? Abang kan sayang banget sama kak tiara" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan yang aku sendiri sudah mulai bosan membahasnya .

Andre tersenyum "ya namanya juga jodoh ris . Kan ga ada yang tau . Ya emang abang sayang banget sama tiara . tapi mau digimanain lagi si tiara ga pernah sayang sama abang selama ini . Dia bilang cuman nerima abang gara gara dia kasian . Sementara salma ternyata udah suka sama abang dari semester satu . Kadang abang suka nyalahin diri sendiri . Kenapa abang harus sayang tiara bukan salma . Kenapa abang malah mencintai orang yang ga pernah sayang sama abang dan nyia nyiain orang yang bener bener sayang sama abang" ujar nya panjang lebar menceritakan masa lalu nya dengan tiara . Aku jadi kasian . Ada aja ya orang yang cuman gara gara kasian malah ngorbanin perasaan orang lain . Aku mengelus pundak nya pelan .

"Jangan sedih bang . Besok kan mau nikah . Mungkin kak tiara memang bukan yang terbaik buat abang . Aku doain deh semoga abang bahagia sama kak salma terus jadi keluarga yang selalu bahagia , harmonis sampe kakek nenek . Jangan inget inget lagi soal ka tiara ya bang . berhenti nyalahin diri sendiri"

Andre tersenyum sekilas "iyah ris , abang ga akan nyalahin diri sendiri lagi . Abang inget , kami memulainya dengan cara yang salah . Entah abang atau tiara . Tapi abang sadar . Abang ga akan bisa nyalahin siapa siapa . Karena masalah perasaan , semua orang akan merasa benar . Ya kan ?"


*

aku duduk di kasur yang sudah di hias cantik dengan bunga mawar putih sambil menggengam tangan seorang wanita yang memakai wedding dress berwarna senada . Raut wajah nya terlihat resah .

"Ko kakak deg degan gini ya ris . Kaka bener bener nervous banget "

"Kak salma ga usah nervous gitu . Kaka udah cantik ko" ujar ku menenangkan . Kak salma terlihat cantik dengan balutan wedding dress sederhana yang sangat terlihat pas di tubuh nya .

"Jujur , kaka ga nyangka banget bisa nikah sama orang yang dari dulu kaka suka . kaka ngerasa beruntung banget"

sayang nya ga semua orang seberuntung kaka .

"iya . Kaka beruntung" ujar ku lesu .

"Ris kamu kenapa?"

"Gapapa ko kak . Aku cuma jadi inget seseorang aja . Takdir kami ga seberuntung kaka" ucapku .

"Kita itu kaya yang lagi berlari bersama . Tapi berlari ke arah yang berlawanan di lintasan yang berbeda . Hingga.. Kami tak pernah bisa bertemu"

Seolah mengetahui apa yang sedang ada difikiran ku , kak salma memegang dan mengelus pundak ku pelan lalu berkata .

"jangan pernah menyerah mencintai seseorang yang kamu cintai . Kamu memang tidak bisa merubah takdir tapi tidak ada salah nya kan kita mencoba . Ingat ya ris . Selama kamu yakin kalau kamu mencintai nya bukanya tidak mungkin jika ia juga merasakan hal yang sama kayak kamu . Inti nya tetap percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini" ucap nya . kemudian ia keluar dari kamar menuju ke bawah karna sebentar lagi acara pernikahan nya akan segera dimulai .

Saat aku hendak menyusul kak salma , Tak sengaja aku menyenggol buku di atas meja hingga jatuh ke lantai dan  secarik kertas keluar dari dalam lipatanya nya . Aku pun mengambil kertas itu . Di dalam nya hanya tertulis sebuah kalimat ,

"Kita pasti akan bertemu kembali"


love and LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang