4. sekeping kenangan yang tersirat dalam surat

15 8 0
                                    

Surat untuk kian

Hai kian,

kamu tau tidak ? Sekarang aku kuliah di tempat mu kuliah loh . Sekali lagi , takdir memberikan aku kesempatan untuk bisa melihat mu lagi . Ayah ku meminta ku melanjutkan kuliah di tempat kuliah mu . Aku sangat senang sekali .

Umm dan aku semakin senang saat tadi kamu tersenyum  pada ku saat kita berpapasan . Apa kamu sadar , Itu aku ? Begini , boleh tidak kalau aku mengajak mu bertemu ? Aku ingin mengakui siapa aku sebenar nya dan mengungkapkan perasaan ku di dunia nyata , aku tak peduli kamu mau terima atau tidak yang jelas jika menerima ajakan ku , besok aku akan menunggumu di taman kampus jam 3 sore . datang ya :)

Dari ,
    -K   

-------------------

17 november 2016

Aku dan tasya sudah siap dengan segala perlengkapan kami untuk mengikuti ospek .

Dengan topi corong , papan nama di dada dan rambut yang di ikat sesuai tanggal lahir kami serta dandanan yang terlihat seperti layaknya orang gila . Beruntung nya tasya karna tanggal lahir nya adalah tanggal enam sehingga tidak terlalu banyak , sementara aku ? Aku lahir pada tanggal dua puluh satu . udah kebayang kan seperti apa dandanan ku ?

"Eh ris lo ko ga ngelawan sih pas senior senior galak itu nyalahin lo yang numpahin air di lantai ? Padahal bukan lo kan yang lakuin" ujar tasya sambil membuka tutup botol air mineral . Ini sudah botol kedua nya yang ia minum . saat ini kami sedang istirahat di kantin kampus .

"kalo misalnya di lawan yang ada ntar masalahnya tambah panjang tas . Gue cari aman aja"

"Ah emang dasar elo nya aja yang kelewat baik sama orang . Lo malah ngelindungi si disa cewe centil itu padahal lo sendiri tau kalo disa yang numpahin air di lantai . Kenapa sih dis baik lo keterlaluan ? Padahal dia kan jahat sama lo . inget ga waktu kita pertama ospek , dia kan udah bikin lo..."

"Sutt udah tas ga baik ngomongin orang lain . Nih yah kata emak gue , Biarin orang lain jahat sama kita yang penting kita ga balas dia sama kejahatan lagi . Siapa tau udah di bantu gitu sama gue , dia jadi sadar . Ya kan ?" Tutur ku so bijak . Tapi memang begitu didikan ayah dan ibu ku , agar tidak membalas sesuatu yang jahat dengan yang jahat pula .

Tasya melempar botol air mineralnya yang sudah kosong ke tong sampah "iye deh serah lo aja . Yu ah kita balik ke lapangan . Jangan sampe hari terakhir ospek kita kena semprot senior senior galak  . bentar lagi ospek mulai"

Aku pun mengangguk dan berjalan beriringan dengan tasya menuju lapangan . Karna kampus ini terbilang luas dan jarak dari kantin ke lapangan lumayan jauh jadi kami membutuhkan waktu sekitar sepuluh sampai limabelas menit lah untuk sampai disana .

"eh ris gue kebelet nih , pengen pipis . Lo duluan aja ke lapangan gue pengen ke toilet dulu"

"Yeh lo mah apa tadi gue bilang . Lo kebanyakan minum air mineral sihh"

"Udah ga usah banyak omong deh lo , gue udah ga tahan , kebelet banget ini . Bye" ujar nya sambil berlalu menuju toilet . Aku hanya tertawa pelan melihat tingkah laku sahabat ku itu .

Jadilah aku berjalan sendirian di koridor kampus sambil menenteng topi corong berwarna merah . Sepanjang koridor tak henti henti nya ku dengar suara tawa yang menertawai ku karna dandanan sialan ini dari mahasiswa yang lain . Ini semua gara gara tasya . Kalau aja dia gak ke toilet , pasti saat ini kami berdua yang ditertawai . Ya setidaknya aku tidak malu sendirian .

love and LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang