Part.3

62 21 25
                                    

Queen's POV

Hari ini aku menemani Sinta mencari buku referensi untuk tugasnya. Setelah obrolan tentang Rrndra yang cukup membuatku kaget, tiba-tiba aku dikagetkan dengan munculnya sosok cowok yang beberapa hari yang lalu selalu membuatku jengkel.

"Aldino" kataku dan Sinta kaget, hampir bersamaan namun tetap berhasil kami tahan karna kami sadar sedang berada di perpustakaan.

"Bukankah semalem gue udah bilang kalau gue tunggu lo dikantin?" Kata Aldino

"Siapa? Gue?" Kataku sedikit ragu

"Lo amnesia atau emang dasarnya suka ingkar sih?" Kata Aldino dengan suara lantang,dan sama sekali tidak menghiraukan banyak pasang mata yang kini menoleh kearah kami.

Karena aku sadar sedang berada di perpustakaan, aku pun langsung menarik tangan Aldino dan membawanya keluar dari perpustakaan, sambil sebelumnya memberi kode kepada sinta untuk izin keluar.

Aku hanya tidak ingin mencari keributan ditempat yang tidak memperbolehkan kita ribut. Entah kenapa aku tidak mendapatkan perlawanan dari Aldino saat menariknya keluar.

"Lo apa apaan sih, teriak-teriak. Lo gak nyadar kalau sedang berada di perpustakaan? " Kataku saat kami sudah diluar.

"Lo yang udah ingkar"

"Gue gak pernah janji mau nemuin lo di kantin Al,dan gue rasa gue gak ada urusan untuk nemuin lo dikantin. Buang buang waktu!"

"Gue kan cuma mau membalas apa yang gue lakuin ke lo kemarin"

"Lo kan cukup minta maaf. Udah selesai! Gue akan dengan mudah maafin lo, dan kita gak ada urusan lagi setelahnya!"

"Gue minta maaf? Dalam kamus Aldino Kaisar Hidayat, gak ada kata maaf. Kalaupun ada, bukan gue yang minta!"

"Maksud lo? Lo sama sekali gak merasa bersalah gitu? Terus buat apa lo semalem nelpon gue ngajak ketemuan?"

"Gue ngaku salah!tapi menurut gue, kata maaf terlalu berlebihan untuk sekedar tumpahan jus mangga"

"Udah deh serah lo! Dan gue peringatkan lagi ya, gak usah sok kenal sama gue!gak usah nelpon gue lagi apalagi sampe nyamperin gue kayak tadi"

"Kenapa? Lo takut jatuh cinta sama gue?" Kata aldino yang membuat gue geli.

Nih cowok PD banget sih!

"Sebelum ngomong, ngaca dulu!" Kataku sambil meninggalkan Aldino tanpa menunggu responnya.

::::::::::::::::

Sepulang dari kampus, aku dan sinta langsung ke kontrakan. Disana, bagas dan deni sedang bermain PS.

"Den...bantuin gue nugas!" Kata Sinta,dengan nada merengek manja setelah kami tiba di kontrakan.

"Nantilah Sin.. tanggung nih"jawab Deni sambil terus melihat layar.

"Ah elu Sin.. giliran nugas ajah merengek manja gini. Mana cowok lo yang udah bikin lo jarang ngumpul lagi?" Timpal Bagas dengan posisi sama seperti Deni

"Yeee... namanya juga lagi kasmaran gas. Gue janji kalo kalian bantuin gue nugas, gue bakalan sesering dulu lagi nengokin kalian yang kesepian ini" kata Sinta setengah mengejek.

Mereka pun terlibat dalam guyonan.. saling lempar bantal dan ejekan. Seperti biasa. Seperti kami biasanya.

Aku langsung menuju dapur, dan membuat es capucino kesukaanku. Di sana aku melihat Rendra yang sedang membuat indomie goreng lengkap dengan telor dadar dan irisan cabe.

"Huwaaaa.... bagi dong Ren, aku laper nih"

"Enak ajah.. bikin sendiri gih. Itu indomie dilemari"

"Aku maunya indomie goreng dengan telor dadar dan irisan cabe ala Rendra Arian Dirgantara" jawabku bepura pura memelas

"Dasar kamu tu ya.. ya udah ambil sendok gih. Kita makan bareng" kata Rendra sambil tangan kiri memegang piring dan tangan kanan mengusap ujung kepalaku, seperti biasanya. Dan seperti biasanya juga jantungku berdegup dengan kencang.

"Tadi gimana di kampus?" Tanya Rendra

"Lancar kok, tadi juga nemenin Sinta nugas. Dan ehmm.. tadi aku ketemu Sindi, dia nitip salam tu buat kamu Ren" jawabku

"Oh"

"Kok cuma "oh" ajah.. gak salam balik?" Kataku sambil memasukan suapan mie ke mulut

"Terserah kamu ajah deh mau di salam balik atau gak"

"Loh kok terserah aku, dia kan nitip salamnya buat kamu"

"Hei, kamu! Bawel banget sih"

"Kan emang iyah Ren.. aku kan gak enak, Sindi nanyain kamu terus. aku bingung jawabnya" kataku

"Mulai sekarang, jangan mau dititipin salam sama Sindi atau yang lain, suruh mereka salam sendiri. Biar kamunya gak capek. Aku gak mau kamu capek!" Kata Rendra sambil tersenyum dan lagi lagi melakukan hal yang selalu bikin jantungku berdegup kencang, mengelus ujung kepalaku!

:::
Malam itu kami menghabiskan waktu bersama. Seperti biasanya, bermain monopoli atau sekedar bermain kartu terasa begitu indah buat kami.

Sampai tiba-tiba aku mendengar ada panggilan masuk di hpku. langsung ku angkat.

"Hallo,ini siapa?" Tanyaku karna nomer tidak kukenal

"Hei,lo gak save nomer gue?"

"Aldino?" Aku langsung bisa menebak dari suaranya

"Lo hafal sama suara gue?" Kata aldino sambil cekikikan.

"Mau apa lo nelpon?"

"Gue cuma mau mastiin kalo lo baik-baik ajah. Ya udah gue tutup ya"

Tut.. tut.. tut..

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang