Part.1

95 26 36
                                    


Namaku Diska Almira Queen. Keluarga dan teman dekatku, memanggilku Queen. Aku adalah mahasiswi semester dua,disalah satu perguruan tinggi swasta di kotaku. Aku mempunyai sahabat, Rendra, Sinta, Deni dan Bagas. Sejak SD sampai SMA kami selalu satu sekolah dan berteman dekat. Aku, Rendra dan Sinta memutuskan untuk masuk dikampus yang sama walaupun beda jurusan. Sedangkan Deni dan Bagas, memilih kampus yang berbeda, namun kami masih satu kota dan masih sering kumpul bareng.

Karena jarak rumah dan kampus lumayan jauh, kami memutuskan untuk tinggal di rumah kos. Aku dan Sinta tinggal di kos-kosan khusus putri, sedangkan Rendra, Deni dan Bagas memutuskan untuk menyewa rumah. Rumah itu berdiri dari 3 kamar, satu kamar mandi, satu dapur dan ruang tamu. Kelak rumah itu, selalu kami jadikan basecamp untuk ngumpul bareng.

Sejak SMA kami selalu bersama, entah di sekolah maupun dirumah, karena kebetulan rumah kami juga bertetangga. Berangkat dan pulang sekolah bersama, belajar bersama dan setiap malam minggu juga selalu kumpul untuk sekedar bermain kartu atau monopoli bersama. Rame.. seru.. kompak.. itulah kami!

Pagi itu, aku berangkat ke kampus dengan Rendra. Dari keempat sahabatku, aku memang paling dekat dengan Rendra. Hampir setiap hari Rendra menjemputku untuk pergi kekampus bareng, dan kadang saat dia gak ada kelas, dia sengaja hanya mengantarku ke kampus dan pulang ke kontrakan lagi untuk kemudian menjemputku saat kelasku selesai.

"Selesai jam berapa?" Tanya Rendra padaku setelah kami sampai di kampus.

"Nanti jam 9" jawabku

"Oke, nanti aku jemput di kelasmu ya"

:::
Setelah sampai di kelas, dosenpun mulai menyampaikan materi. Semua mendengarkan materi yang disampaikan dosen dengan penuh konsentrasi, akupun juga. Sampai ada yang menepuk bahuku dari belakang.

"Punya spidol?" Katanya sambil menepuk bahuku.
Seketika akupun menoleh dan mendapati seorang cowok dengan rambut yang dibuat sedikit berantakan. Alis tebal dan mata yang indah namun tidak didukung dengan penampilannya yang menurutku terkesan acak-acakan. Itu sah sah saja, karena kami adalah mahasiswa!

"Ada" kataku seraya memberikan spidol padanya.

Beberapa menit kemudian terdengar suara cekikikan dari belakangku dan sangat mengganggu konsentrasiku. Karena tidak kunjung diam, akupun menoleh kebelakang dan berniat untuk menegornya agar tidak berisik.

Saat aku menoleh kebelakang, betapa kagetnya aku, ternyata spidol yang dia pinjam tadi, digunakan untuk menghias, atau lebih tepatnya mencoret coret muka salah satu mahasiswa yang memang tertidur didalam kelas. Semua orang yang melihatnya tentu saja ikut tertawa walau ditahan karena memang, hmm.. lucu!
Tapi tidak denganku, entah kenapa aku menganggap apa yang dia lakukan sangat kekanak-kanakan.

"Lo pikir itu lucu?"kataku.."hapus gak?" Lanjutku

"Lo ngomong sama gue ?"katanya sambil masih cekikikan

"Apa disini, selain lo, ada lagi yang melakukan tindakan norak? Kekanak kanakan!" Jawabku

"Kenapa jadi lo yang nyolot?"

"Karena lo udah ganggu!"

"Apa gue menggambar diwajah lo?" Katanya di iringi oleh bel tanda kelas berakhir, dan untungnya dosen tidak menyadari kalau ada perdebatan.

"Tapi lo udah ganggu konsentrasi gue dan lo juga menggunakan spidol gue untuk melakukan hal yg gak penting. kayak anak kecil!" Kataku sambil merebut spidolku dari tangannya dan langsung berniat keluar kelas.

Setelah dua langkah beranjak dari kursiku, tiba-tiba tangaku ditarik dari belakang. Cowok itu, menghentikan langkahku dengan menarik tanganku kasar.

"Mau kemana? Gue belum selesai ngomong sama lo!" Katanya

"Tapi gue udah selesai ngomong sama lo, dan gue mau kemana, itu urusan gue. Urus saja urusan lo sendiri" kataku sambil menghempaskan tangannya dan kemudian keluar kelas..

Aku melihat, Rendra sudah ada di depan pintu saat aku berjalan keluar kelas.

"Hai, Queen!" Sapa rendra dengan senyum dan tangannya mengusap bagian puncak kepalaku dengan lembut. Hal yang biasa Rendra lakukan dan itu sangat menyenangkan bagiku.

Rendra, adalah sahabatku. Sahabat dekatku. Aku rasa dia adalah orang yang paling mengerti aku, bahkan mungkin dia mengerti aku lebih baik daripada aku mengerti diriku sendiri.

"Hai, Ren! Kekantin yuk" jawabku

Sebisa mungkin aku berusaha untuk menyembunyikan perasaan jengkelku. Perasaan marahku atas kejadian di dalam kelas tadi.
Tapi, aku gagal. Rendra selalu mengerti setiap perubahan yang terjadi padaku.

"Kamu kenapa queen?" Tanya rendra, saat kami sudah duduk dikantin. Dan disana juga sudah ada Sinta yang datang terlebih dahulu.

"Emangnya kenapa Ren?" Tanya Sinta dan Rendra memainkan pundaknya dengan gerakan keatas, yang berarti tidak tau mewakili jawaban untuk Sinta.

"Kenapa sih Queen?" Tanya Sinta kemudian

"Sebel banget deh. Tadi dikelas ada anak yang kekanakan parah,norak dan bikin konsentrasiku buyar" jawabku

"Siapa?" Tanya mereka hampir bersamaan

"Gak tau, gak pernah lihat sih. Entahlah.. mungkin dia jarang masuk kelas. Sekalinya masuk udah bikin onar" kataku sebal

"Ya udah sih gak usah manyun gitu ih"kata Rendra dengan nada setengah mengejek. "Anyway, Girls..cabut dulu ya. Ada janji sama Deni dan Bagas" Tamnah Rendra tanpa mempedulikan reaksiku setelah dia seenaknya mengejek.."Dan queen nanti tunggu di depan kampus. aku jemput jam 2.oke!" Lanjutnya

"Iyah.. hati-hati Ren"jawabku singkat

Rendra pergi dan tidak lama kemudian, ada segerombolan mahasiswa datang. Kira-kira jumlahnya ada sekitar 5 orang. 4 cowok dan 1 cewek.
Dan salah satu dari mereka adalah cowok pembuat onar dikelas tadi.

" Aldino lagi" kata Sinta kemudian

"Siapa Sin?" Tanyaku

"Aldino.. si pembuat onar,bukannya dia sekelas sama elo?"

"Heh? Itu kan cowok yang gue ceritain tadi sin"jawabku setelah menoleh kearah cowok yang dibicarakan sinta.

"Masak lo gak pernah lihat Aldino di kelas sih Queen?"

" Gue gak tau, tapi kayaknya gue gak pernah liat. Entah dia jarang masuk atau mungkin dia anak baru?" Jawabku seadanya

"Pantes ajah lo sebel sama dia. Dia kan emang terkenal pembuat onar. Dia ketua geng kampus yang suka balapan dan sering tawuran"

" udah deh.. ngapain juga kita ngomongin dia. Lo udah selesai belum? Kita ke perpustakaan yuk" ajakku kemudian

Setelah menyelesaikan makan, dan membayar makanan aku dan Sinta pun berjalan meninggalakan kantin. Dan ketika melewati gerombolan geng Aldino, tidak sengaja ada yang menumpahkan jus mangga dan mengenai bajuku. Aku tidak tau itu sengaja atau tidak, entahlah! Dan ketika aku mendongakan kepala untuk melihat siapa pelakunya, aku menemukan Aldino dengan wajah polos tidak merasa bersalah sama sekali, didepanku sambil membawa jus mangga yang setengahnya sudah tumpah diatas bajuku.

"Kalo jalan pake mata dong" katanya

"Heh.. kenapa jadi lo yang marah. Bukannya minta maaf malah nyolot" jawabku sambil masih berusaha membersihkan bajuku dengan tisu yang aku ambil dari tas

"Lo yang jalan gak hati-hati"

"Lo yang numpahin jus ini dibaju gue! Dasar norak.. kekanak kanakan!" Kataku sedikit berteriak sambil tetap menatap matanya.

"Udah Queen.. gak usah diladeni. Pergi yuk" kata sinta sambil terus menarikku keluar kantin

"Cowok kayak gitu, gak bisa didiemin sin"jawabku

Hei, kamu!!Terimakasih sudah membaca tulisanku. Masih newbie dan mungkin sedikit berantakan. Jadi maafkanlah ya. Dan aku janji bakalan berusaha lebih bagus lagi. Untuk itu, tolong jadilah penyemangatku ya.. vote atau koment kamu adalah salah satu penyemangatku untuk menyelesaikan cerita ini dengan indah. Salam cinta.. mwaaach!

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang