YAAMPUN NATHAEL!! Teriaknya dalam hati.
"Pak ke RS.Harapan Indah sekarang!" Ucap Nathael panik dan langsung memalingkan wajahnya ke kaca mobil tanpa mengetahui bahwa ada seorang gadis yang sudah duduk disampingnya.
Taksi itupun melaju dengan tenang, berlawanan dengan detak jantung Salsa yang masih tidak keruan. Mereka sudah setengah jalan, begitu Nathael menoleh kesisi lain bangku penumpang dan mendapati seorang gadis tidak dikenalnya duduk disampingnya sambil terus menatapnya heran.
"lahh kok ada lo?"
"I....i...iy...iya tadi gue masuk ke taksi ini terus tiba-tiba lo masuk"
"Yahh sorry banget ya? gue gatau.. atau lo ikut gue dulu deh, gue lagi buru-buru banget soalnya"
"I....i...iya gapapa kok"
"Lo bukannya salsa?group nath?"
"Iyaa gue salsa fans lo"
"Yaudah sal lo ikut gue dulu ya?
"Iyaa nath gapapa ko hehe" salsa kegirangan.
Sesampainya di rumah sakit Nathael pun menarik tangan salsa untuk masuk kerumah sakit bersamanya.
Dilihat ibunya sedang berbaring ditempat tidur lengkap dengan infus ditangannya dan selang-selang disemua tubuhnya dan kakak dan ayahnya yang bediri sambil berisak tangis disamping ibunya."Yah, mama kenapa yah??!!!" Teriak Nathael sambil menahan tangisnya sekuat tenaga.
"Kanker yang ada didalam tubuh mama menjalar kesemua organ tubuhnya nath" jelas Ghazali-Ayah Nathael-
Sementara Nathael berada didalam ruang rawat ibunya, salsa duduk dengan gelisah di kursi tunggu yang berada didepan ruang rawat tersebut
"Maa,mama pasti kuat ma, mama harus kuat" ucap nathael sambil memegang tangan ibundanya dengan lembut. Tanpa ia sadari, ia termenung menatap tangan tersebut.
Tangan yang menggendong dia diwaktu kecil.
Tangan yang mengusap air matanya saat dia menangis.
Tangan yang selalu memeluknya disaat saat terpuruk dalam hidupnya.
Tangan yang selalu mengiringnya penuh kasih sayang tiap kali Nathael kecil berangkat sekolah.
Dan tangan itu juga yang dulu menggenggam tangan mungilnya tiap malam.
"Na....t...nath....." Nathael mengalihkan pandangannya kewajah ibunya saat mendengar gumaman yang tertahan dari ibunya.
"Iyaaa ma nathael disini mama harus kuat yaa"
"M....ma...s..mas...gha....za..li"
"Aku disini sayang" ucap Ghazali sambil mencium kening istri tercintanya itu.
"T.... tolo.... ng.... J.... ja... ga.... N.... nath... ael.... D.. Dan... A.... apr...il" jawabnya terbata-bata. "a.... ak... u.... h... aru.. S... P.... per...gi..."
Melihat ayahnya yang mengangguk pelan sambil tersedu membuat air mata Nathael meluncur membasahi pipinya. Dengan sekuat tenaga, ia menggenggam tangan ibunya lembut dengan kedua tangan, berusaha memberi kekuatan untuk ibunya agar tetap berjuang melawan penyakitnya.
"Mama," panggilnya dengan suara serak karena menahan isakkannya, membuat netra hitam sang ibu bergulir kearahnya dengan sayang. "M- Mama harus kuat, ma.. Kalo mama engga kuat, nanti siapa lagi yang bangunin nath kalo nath kesiangan? siapa lagi yang masakin masakan kesukaan nath? nanti siapa lagi yang ngejewer nath kalo nath nakal?"
"Nath masih belum mau pisah sama Mama. Nathael belum ngebuat mama bangga sama Nath. Mama, jangan tinggalin Nath dulu"
Dengan gerakan yang gemetar tangan ibunya berusaha mengusap pipi nathael.
"M... mm... mama.... s.. aya... ng... kk... am..u" sepasang mata itu perlahan mulai terpejam diikuti bunyi elektrokardiograg yang menampilkan garis lurus dilayar.
Nyawa nathael bagaikan dicabut saat itu juga
Dilain sisi, salsa pun dengan bosan memainkan kukunya "gue ngapain ya disini?tapi gapapadeh yang penting sama ayang beb nath hehe" batin salsa.
Tidak lama setelah itu pintu ruang rawatpun terbuka dan menampilkan sesosok nathael dengan mata sembabnya.
"Nath" salsa baru saja ingin berdiri dari duduknya namun terhenti dengan gerakan nathael yang langsung memeluknya tanpa berkata apa-apa. "N.. Nath..?" Panggil Salsa sedikit gugup antara khawatir, bingung, dan deg-degan. "Kenapa..?"
"Mama gue, Sal.." Kata Nathael lirih, seakan bersiap menumpahkan kembali air matanya. "Mama gue meninggal..."
Oh, yaampun batin Salsa kaget. Salsa berusaja ingin mendorong tubuh Nathael lepas dari pelukannya, namun ditahan oleh perkataan samg idola yang membuat ia mengurungkan niatnya. "Jangan..." Bisik Nathael lirih.
"G.. Gue tau gue lancang" lanjutnya lagi dengan nada tersendat-sendat. "Ta- tapi gue mohon. Jangan bergerak. B- biarkan begini... Untuk sementara"
Salsa terdiam mendengar penuturan Nathael. Hatinya ikut tersayat secara tidak langsung, membuatnya semakin pedih. Tanpa sadar, Salsa membalas pelukan Nathael dan menepuk-nepuknya halus, membuat air mata Nathael mengalir makin deras.
Sungguh lucu bagaimana waktu membuat seseorang bersedih dan bahagia disaat yang sama.
***
"Jadi almarhum mama gue dulu punya kanker paru-paru.sempat kemotherapy dan kankernya hilang, gue gatau kalo kanker itu muncul lagi dan menjalar keseluruh organ tubuhnya, mama gue selalu nyembunyiin rasa sakitnya sal" Jelas nathael sambil diiringi isak tangisnya yang masih terdengar.
Salsa pun terdiam tanpa sadar air matapun jatuh ke pipi chubbynya itu.
Tangannya pun terangkat mengelus punggung sang idola berusaha untuk menenangkannya."Makasih sal udah mau nemenin gue, maaf gue lancang tadi sama lo" ucap nathael memecahkan keheningan. "Gapapa ko panggil aja kalo lo butuh gue" Asal lo seneng mah gue ikut seneng hehe lanjutnya dalam hati.
Dan saat itu juga Salsa menyadari bahwa bahagia sesederhana ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanszone
Teen FictionSalsa menyandarkan punggungnya dikursi taksi, berusaha untuk tenang sambil menatap keluar jendela yang masih menampakan pemandangan yang sama. Tanpa Salsa sadari, ia melemas dalam dunia yang tak henti-hentinya memberi tekanan. Dengan keadaan yang me...