"Salsa bangun nak, udah jam berapa ini" Suara Dinda mengisi ruang kamar Salsa.
Dengan nyawa yang belum terkumpul Salsa membuka matanya dengan malas.
"Aduhh ma, kan Salsa udah bilang hari ini sekolah masuk jam dela-"
Salsa langsung memotong omongannya saat melihat jam wekker Hello kittynya.
"MAMA UDAH JAM 8 KURANG 5, KOK MAMA BARU BANGUNIN SEKARANG?!" Teriak Salsa sambil berlari cepat ke arah kamar mandi.
"Dari tadi mama bangunin juga, udah buruan sana udah ada yang nunggu" Ujar Dinda tanpa jawaban dari Salsa.
"Maaf ya nak, Salsa nya baru bangun tuh lagi mandi dia nya"
"Ohh iyaa gapapa tante,lagi pula sekolahku juga libur hari ini" Ujar pemuda yang menunggu Salsa sedari tadi.
Tidak lama setelah itu Salsa pun keluar dengan keadaan rambut yang masih basah.
"Mama, bekel ku man-" "Ka Bian?" Salsa langsung terpaku saat melihat Bian duduk manis diruang tamu nya.
"Haii" Cengir Bian kepada Salsa.
"Ka Bian kok-"
Tanpa basa basi Bian pun menarik tangan Salsa "Udah ayuk, kamu telat Sal" Kata Bian sebelum ia mengalihkan pandangannya kepada Dinda "Yaudah tante, aku anterin Salsa dulu yaa" Pamitnya dengan sopan.
"Ehh iyaa, hati hati ya nak" kata Dinda sebelum ia mengingat bahwa bekal Salsa masih berada di genggamannya.
"Salsa bekal kamu ketinggalan" Ucap Dinda. Terlambat, karena Bian langsung melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Salsa. "Dasar anak muda"
***
"Udah ka sampai depan gerbang aja, gapapa kok" Salsa memberanikan diri membuka mulutnya, mengingat sepanjang perjalan mereka berdua tidak mengucapkan sepatah kata pun."Udah gapapa kok" Bian langsung melajukan motornya ke halaman sekolah tanpa menghiraukan Salsa.
"Udah sampe"
Seketika itu juga banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua dengan tatapan bertanya-tanya.
"Lohh itu Salsa kan?kok bisa sama Bian"
"Kemarin Nathael sekarang Bian, sok cantik banget sih tuh cewek"
"Aduhh Bian suami gue kenapa lo selingkuh"Gumaman tersebut terdengar di sekitar mereka, tanpa tanggapan dari keduanya.
Salsa langsung turun dari motor dan memberikan helm yang ia pakai tadi ke Bian. "Makasih ka" Ucap Salsa sambil tersenyum kaku.
"Iyaa sama-sama Sal" Kata Bian sambil menyungginggkan senyum menawan miliknya yang tenyata mampu membuat beberapa siswi disekitar mereka terpanah melihatnya. Ya, termasuk Salsa.
Beruntung yaa cewek yang bisa dapetin ka Bian udah ganteng, jago main gitar, baik, perhatian. Cowok idaman banget deh -Batinnya sebelum mata Salsa menangkap sesosok Nathael yang sedang berjalan di koridor dan tertawa bersama teman-temannya.
Coba aja Ka Nathael yang nganterin gue bisa gatidur 7 hari 7 malam kali gue.-Batin Salsa lagi
Salsa tersadar dari lamunannya saat tangan Bian melambai di hadapannya berusaha membuat Salsa sadar.
"Kok bengong? Udah sama masuk kelas"
"Ehh iya ka aku ke kelas dulu yaa, makasih ka udah mau nganterin" Dengan salah tingkah Salsa langsung berjalan menjauhi Bian.
Dengan gerakan cepat Bian langsung menarik tangan Salsa membuat pandangan dari dua pasang mata mereka beradu.
"Nanti pulang sekolah aku jemput ya,
Jangan pulang sebelum aku dateng" Bian menyubit pipi Salsa sekilas "Udah sana masuk kelas" Bian naik ke motornya dan langsung melajukannya meninggalkan Salsa yang masih terpaku akibat ulah Bian tadi.Yaampun mimpi apa gue semalem -Batin Salsa
****
Tak terasa bel istirahat pun terdengar membuat semua siswa berhamburan keluar kelas.
"Sal gabawa bekal?" Ucap Sabrina sambil mengeluarkan bekalnya dari tas.
"Gabawa sab, gue mau ke kantin aja deh lo mau ikut?"
"Enggadeh gue bawa bekal, kalo ke kantin nanti gue khilaf makan mulu hehe" Cengir Sabrina
"Yaudah gue ke kantin ya"
"Okee" Salsa langsung menuju ke kantin dan meninggalkan Sabrina yang sedang memakan bekalnya dengan lahap.
Sesampainya di kantin Salsa langsung duduk di salah satu meja yang sudah disediakan setelah ia memesan semangkuk mie ayam dan jus jeruk.
"Hai Sal, tumben ke kantin"
Salsa langsung menoleh kearah suara itu. Yaampun Nathael!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanszone
Teen FictionSalsa menyandarkan punggungnya dikursi taksi, berusaha untuk tenang sambil menatap keluar jendela yang masih menampakan pemandangan yang sama. Tanpa Salsa sadari, ia melemas dalam dunia yang tak henti-hentinya memberi tekanan. Dengan keadaan yang me...