Setiap orang memiliki permasalahan hidup yang beraneka macam ada yang lempeng-lempeng aja (tanpa konflik) dan ada yang berliku-liku (penuh dengan drama & action).
Cerita ini berasal dari kisah penulis sendiri tanpa melebih lebihkan, jika terkesan drama banget, kalian sudah masuk kedalam cerita nya. Gue menulis cerita ini supaya para reader bisa mengambil hikmah atau (mungkin) termotivasi untuk jadi yang lebih baik lagi.
Sebagai anak pertama, gue banyak di tekan oleh orang tua dan keluarga besar supaya gue menjadi orang yang sukses, memiliki rasa tanggung jawab yang besar dan mampu menjadi contoh bagi adik-adik gue. Tapi di sisi lain gue tidak merasakan kedamaian terhadap cara yang dilakukan oleh orang tua gue dalam mendidik & mental.
Sore itu, gue diperkenalkan oleh alam semesta seorang pria yang perkataan nya sedemikian bagus seperti naskah dialog drama film (baku) dan tingkah laku dia yang kaku kepada perempuan.
Banyak yang bilang bahwa anak pertama merupakan anak yang penuh akan ambisi, baik dalam mencapai cita-cita dan cinta. Apakah gue termasuk anak pertama yang penuh ambisi yang berlandaskan keinginan diri sendiri atau ambisi karena memenuhi hasrat/gengsi orang tua supaya dipandang diantara masyarakat sekitar.
Gue masih mencari tahu jawaban tersebut ... hingga detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Pertama (Bukan Buku Biografi)
Non-FictionCerita aku, kamu, dan dia. Ada orang asing menjadi dekat, ada orang asing menjadi boomerang, ada orang asing yang mengada-ngada. That's my life :)